Jisoo menggeliat dalam selimutnya, ia mengeratkan pelukannya sambil menguap lebar, matanya belum terbuka sama sekali namun senyuman simpul sudah terbit di wajah cantiknya.
Gadis berbibir hati itu menyadari kalau ia sedang memeluk sesuatu. perlahan, ragu-ragu Jisoo membuka kedua matanya, Jisoo tersentak, pertama yang ia lihat adalah dada seseorang.
Dengan gerakan perlahan Jisoo mengangkat kepalanya mendongkak tubuh siapa yang sedang ia peluk dengan erat ini.
Gadis berbibir hati itu mendapati seorang gadis yang lebih tua darinya sedang menatapnya santai lalu tersenyum manis ketika pandangan mereka bertemu.
"Ehe..."
Tawa Rosé pecah karena tiga kata yang diucapkan Jisoo dengan intonasi suara husky nya yang lucu.
"Kakak ngapain ketawa?"
"Muka kamu lucu ya kalo bangun tidur."
Rosé mengubah posisinya menjadi duduk, ia mengikat rambutnya menggunakan ikatan rambut berwarna merah yang sebelumnya ia jadikan gelang di pergelangan tangannya.
Jisoo mengulum bibirnya jantungnya berdegup lebih cepat melihat leher jenjang dan putih Rosé sampai ia tidak menyadari wajah Rosé yang sudah berada dekat dengan wajahnya.
Rosé tersenyum dibarengi kekehan kecil, ia mencolek hidung Jisoo dengan gemas. Lalu sambil tertawa geli Rosé turun dari ranjang Jisoo menuju kamar mandi meninggalkan Jisoo yang masih terdiam di tempatnya.
Ragu-ragu namun perlahan pasti bibirnya hatinya merekah membentuk sebuah senyuman yang tertahan, wajah Jisoo memerah, Jisoo memeluk selimutnya yang tergulung sebelumnya.
"Duh pagi-pagi udah kena serangan jantung aja."
...
Bugh!
Suara benda terjatuh itu berhasil mengalihkan atensi keempat orang yang sedang menyantap sarapan mereka.
Seokjin bernafas lega, untungnya tas yang berisi buku-buku lah yang terjatuh bukan tas laptop nya.
"Seokjin kamu kelihatan terburu-buru?" Kim Tae hee mendekati sang putra lalu menuntunnya untuk bergabung di meja makan.
Seokjin membenarkan tasnya yang melorot yang berada di dipundak kirinya, sementara tangan kirinya memegang tas laptopnya, dan tangan kanannya memegang roti isi coklat yang ibunya berikan.
"Seokjin lupa pagi ini Seokjin ada kelas pagi, bunda." Ucapnya kurang jelas karena roti isi coklat buatan ibunya itu sudah memenuhi mulutnya.
"Hey Seokjin, pelan-pelan nak." Kim Tae hee menyodorkan jus apel pada putra sulungnya itu.
Dengan tergesa Seokjin menghabiskan minuman Jus itu.
Kim Daekhwan menggelengkan kepalanya, ia menatap Jisoo lalu menunjuk Seokjin menggunakan alisnya.
Jisoo yang sedang melahap rotinya mengerutkan dahinya.
"Kamu sama kakakmu itu sama saja."
Jisoo mengangkat satu alisnya tak mengerti apa maksud ayahnya itu.
"Beda yah... Kak Jin itu ceroboh."
Mendengar ucapan adiknya itu Seokjin langsung menatap horor pada adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦
Fanfiction"𝘼𝙠𝙪 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙠𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙜𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙮𝙚𝙢𝙗𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙩�...