18.

1.9K 267 35
                                    

Kangen ya?

Kangen gak kangen harus kangen sih pokoknya, aku maksa.




























































































































































































"Jelaskan."

Jisoo menelan ludahnya dengan susah payah, wajah datar ayahnya sungguh sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan daripada kecoak yang bisa terbang.

"Maksud ayah jelaskan apa?"

Kim Daekhwan melempar sesuatu ke atas meja bundar yang ada di tengah-tengah antara mereka. Dengan tatapan tajamnya ia menatap benda yang baru saja dilemparnya dan perlahan menatap tajam Jisoo yang terlihat terkejut mengetahui benda yang sudah kusut terlipat akibat teremas di tangan besar Kim Daekhwan.

"Apa-apaan maksudnya Kim Jisoo?"

Mulut Jisoo seakan kaku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun, ia bergantian menatap terkejut Kim Daekhwan dan sebuah polaroid yang baru saja di lempar Kim Daekhwan keatas meja, Jisoo bisa melihat dengan jelas tulisan tangannya yang tertera di polaroid itu.

"Ayah aku-"

Jisoo berbicara tergagap, dan hal itu membuat Kim Daekhwan merasa jengah karena Jisoo hanya mengulang kalimat tersebut.

"JELASKAN! APA MAKSUDNYA!"

Jisoo tersentak akibat teriakan Ayahnya tepat di depan wajahnya sendiri, ia tidak pernah melihat Kim Daekhwan semarah ini padanya, ini baru pertama kalinya Kim Daekhwan membentak Jisoo dengan sangat keras.

"Kau sadar apa maksud dari tulisan tanganmu ini, hm?"

Kim Daekhwan berbicara penuh penekanan, bahkan bisa dilihat kalau dirinya menahan amarah, urat-urat leher dan rahang yang mengeras sudah bisa membuat Jisoo berkeringat dingin dan hanya bisa diam ditempat sambil menatap takut ayahnya.

"JAWAB!" sentak Kim Daekhwan sambil mencengkram dan menggoyangkan kedua bahu Jisoo.

Jisoo memejamkan matanya ketika Kim Daekhwan mengguncang kedua bahunya sangat kencang. Ia mengangguk dengan mata yang masih terpejam.

"Aku sadar dengan apa yang aku tulis."

Nafas Kim Daekhwan memburu, emosinya sudah berada di ubun-ubun namun ia cukup sadar untuk tidak meluapkan emosinya pada putri bungsu kesayangannya selama ini sampai ia mengetahui kebenaran tentang apa yang putrinya rasakan selama ini.

"Kau tau, Rosé dan Seokjin akan segera menikah." Ujar Kim Daekhwan dengan nada yang pelan namun penuh penekanan, ia menatap tajam kedua bola mata putrinya yang terlihat terkejut.

Jisoo mengambil satu langkah mundur kebelakang karena jarak dirinya dan ayahnya begitu dekat, itu membuat nyalinya terasa menciut.

"Aku--- aku mencintainya ayah..." Jisoo berucap ragu, tapi jauh di dalam hatinya ia yakin dengan apa yang ia ucapkan.

Kim Daekhwan mengusap kasar wajahnya, kepalanya terasa berdenyut mendengar apa yang baru saja di ungkapkan putrinya, perempuan menyukai sesama perempuan? Apa apaan! Begitu pikirnya.

𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨 : 𝘠𝘰𝘶 𝘈𝘯𝘥 𝘔𝘦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang