~67•End?~

80 5 0
                                    

Selamat Membaca Kisah Saka Dan Mira

Jangan Lupa Vote Sebelum Membaca dan Komen Selesai Membaca
_________________

"Mungkin untuk saat ini Tuhan sedang mengujiku seberapa lama bertahan aku menyukai mu."

•••

******

Seluruh ruangan kelas siswa sedang ramai. Dipenuhi omongan siswa, ada yang jadi tempat karoke dadakan, ada yang sedang bermain tiktok, ada yang sedang make up dan ada yang sedang pdkt dengan alasan mengambil pen orang yang dia suka agar bisa bermain kejar-kejaran.

Hari ini adalah hari dimana semua siswa melepas penat nya setelah ujian sekolah berakhir. Guru bahkan memberi mereka ruang agar seluruh siswa santai.

Tak kecuali Mira, cewek ini dari tadi menatap handphone nya terus yang ditaruh diatas meja. Ketika handphone nya nyala Mira mengira Saka membalas pesan nya namun salah, berkali - kali Mira memastikan ternyata notif dari Instagram nya.  Mira menyesal karena semalam ia sudah tidur hingga tidak bisa membalas chat nya Saka.

"Gitu aja marah, yaudah sih tinggal samperin aja. Gitu aja ribet." Saran Rasti yang sejak tadi memperhatikan raut wajah Mira.

"Yakali anjir, gue samperin dia ke kelas nya. Ogah gue yang ada bikin gue malu. Dimana harga diri gue?" Balas Mira dengan kesal.

"Tumben lo ngomongin harga diri. Dulu aja lo tiap hari ke kelas nya sekarang sok - sok an ogah. Biasanya aja malu - maluin." Cibir Rasti dengan muka mengejek Mira.

"Mir dicari Saka nih!" Teriak Robin dari pintu kelas dengan menyodongkan buku yang dilipat menjadi toa dadakan.

Mata Mira berbinar ia buru - buru menghampiri Saka tanpa memedulikan Rasti yang menyibir nya.

"Heem tadi aja bilang nya malu sekarang gercep amat. Heleh." Cibir Rasti dengan geleng - geleng kepala.

******

Selesai ujian Saka langsung datang ke kantor kepala sekolah menemui Papa nya. Ia sudah deg - deg an kali ini apa yang akan dibahas Papa nya.

"Duduk Sa." Perintah Sergio Kepala Sekolah.

"Iya Pak." Turut Saka dengan langsung duduk di sofa.

Ketika disekolah Saka memanggil kedua orang tua nya seperti siswa lainnya berbeda ketika di rumah maka ia memanggil layak nya keluarga.

"Bapak udah bilang ke temen Bapak yang di Kanada sana. Kamu udah keterima di Universitas ternama di Kanada. Semua nya biaya hidup kamu terjamin karena kamu dapat beasiswa disana. Dan Bapak juga sadar kalau cita - cita kamu adalah Dokter bukan seperti Bapak. Jadi Bapak pilihkan Universitas terbaik buat kamu." Ucap Sergio membuat Saka kaget ketika Papa nya menyetujui Saka untuk menjadi Dokter.

"Pak, aku seneng Bapak setuju tapi, untuk fakultas Dokter aku bisa kuliah disini Pak. Bapak gak perlu mikirin biaya ku ketika aku kuliah di Luar Negeri." Cegah Saka karena ia sendiri tidak ada minatan kuliah di Luar Negeri.

"Saka, sudah tugas Papa untuk biayai pendidikan anak nya. Gak ada orang tua nya yang sedih ketika kehilangan banyak duit demi pendidikan anak nya tapi banyak orang tua yang bangga ketika melihat anak nya sukses." Ucap Sergio dengan duduk disamping Saka dan mengelus punggung Saka. Saka hanya menghela nafas, ia tidak bisa juga melawan Papa nya sendiri.

My Prince Is Cold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang