~EPILOG~

96 5 0
                                    

NOW PLAYING | Jamie Miller - Here's Your Perfect

Selamat Membaca Kisah Saka Dan Mira

Jangan Lupa Vote Sebelum Membaca dan Komen Selesai Membaca.
____________________________

"Rasa cinta memang sudah tiada tetapi rindu masih ada."

•••

******

Hari ini adalah keberangkatan Saka pergi ke Kanada. Dia sudah berpamitan dengan teman - teman sekolahnya, berpamitan dengan teman kompleks yang hanya dekat dengan Saka. Tak kecuali kan, dia belum berpamitan dan belum bertemu dengan seseorang.

Kemarin malam Saka ke rumah Mira, tetapi Mira tidak ingin bertemu dengannya. Hingga berakhir dia hanya bertemu dengan Zara dan keluarga nya.

Keluarga nya mengantarkan Saka hingga di bandara. Tak bisa membiarkan Saka pergi sendiri, karena hari ini dan seterusnya Saka pergi jauh tanpa ada seseorang yang menemaninya.

"Saka kamu hati - hati disana ya, makan yang halal, kalau udah sampai di Kanada telfon mama. Ingat, selalu telfon mama oke?" Ucap Eni  yang tidak ingin berpisa dengan anak sulung nya.

"Saka ingat kata Papa selalu belajar yang pintar dan jadi dokter sukses!" Peringat dari Papa nya yang hanya diangguki Saka.

"Bang, hati - hati ya selalu telfon gue." Ucap Saga sambil menepuk pundak Saka.

"Jangan bikin onar, belajar yang benee jagain keluarga. Ngerti!" Ucap Saka yang memperingatkan Saga karena sekarang tanggung jawab Saka ada di Saga.

"Kak caka, safida bakal kangen sama kak caka. Huuu, nanti siapa yang main sama safida, nanti siapa yang ajarin safida belajar."

Badan Saka menunduk menyesuaikan posisi tubuhnya agar sejajar dengan Safida.

"Kan ada Kak Saga cantik."

"Iya Fida, ntar main dan belajar nya sama kakak ya." Sahut Saga yang mendengar omongan Safida.

"Gak mau, bang caga bikin kesel, bang caga selalu ambil main Fida, bang caga gak sepintar bang caka." Rajuk Safida sambil memajukan bibir nya.

Saka tersenyum melihat adik kecil nya ketika merajuk, terlihat gemas di depan Saka.

"Gini aja, kalau bang Saga jahilin Fida telfon Kak Saka ya? Oke?" Ucap Saka sambil mengacak rambut Safida membuat Safida mengangguk senang.

Hingga Saka berdiri dan siap meninggalkan bandara ia tidak melihat seseorang perempuan yang ia tunggu dan cari sebelum Saka pergi meninggalkan Negara ini.

Merasa ada yang aneh terhadap anak nya, Sergio cepat tanggap melihat Saka.

"Kenapa Saka? Ada yang barang yang ketinggalan atau yang lainnya?" Tanya Sergio memastikan bahwa anak nya tidak menunggu siapa - siapa.

Saka menggelengkan kepala nya cepat, lalu ia berpamitan kepada keluarga nya dan menuju pemeriksaan pasport dan barang.

******

Suasana sekolah hari ini tidak kondusif, semua siswa berkeliaran. Yang cowok seperti biasa menjadi band dadakan, yang cewek ada yang ngerumpi, ada juga yang sedang main kejar - kejar an hanya karena sebuah penghapus kecil yang dicuri.

My Prince Is Cold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang