duapuluhlima

1.1K 39 0
                                    

Chiko melangkahkan kakinya dengan gontai, malas rasanya pulang. Namun bukan Acha namanya jika gadis itu tak memaksa. Ia melihat tangannya yang di perban, terkekeh pelan, bayangannya seolah ia memakai sarung tangan petinju

Gadis aneh itu membuat Chiko tenang, damai dan tentram. Ia bisa melupakan permasalahan keluarganya hanya dengan berada di sisi Acha. Ia berjalan menuju dapur, mengambil air dingin di kulkas lalu meminumny. Matanya tak sengaja melihat hal yang berkilau dari dalam tempat sampah dapur

Chiko kembali menaruh botol air dingin ke dalam kulkas, lalu mendekati tempat sampah. Meraih sesuatu, membaca tulisan yang tertera. Ini kan? Chiko membawa piala berwarna emas menuju ruang keluarga. Ia membersihkan sedikit noda yang menempel, mungkin akibat dibuang dari tempat sampah

Namun. Mengapa piala ini bisa ada di keranjang sampah dapur? Langkah Chiko terhenti di depan lemari piala, piagam dan mendali yang pernah ia peroleh. Membuka pintu lemari itu. Lalu memasukkan piala itu di dekat pialanya yang baru ia dapatkan satu bulan lalu

Pemuda itu kembali menutup pintu lemari. Menatap lamat piala itu seraya tersenyum bangga. Ia berlanjan menuju kamarnya

Juara 1
Taekwondo Tingkat Regional
SMP Bela Negara
Reynaldi Prayoga

Chiko membersihkan badannya. Seharian yang melelahkan. Selesai ia mandi. Ia merebahkan tubuhnya di kasur. Pintu kamarnya di ketuk, yang tak lama kemudian memunculkan wajah Sinta

"Aldo, makan dulu" ujar Sinta yang di iyakan oleh Chiko

*

"Aldi mau ayam?" Pertanyaan itu membuat Chiko dan Aldi menegang seolah tak percaya

"I i iya yah" gugup Aldi

Jordan mengambilkan ayam lalu memberikan pada piring Aldi. Ia tersenyum tulus kepada Aldi

"Aldo mau?" Chiko tersentak kaget. Keajaiban dunia. Sungguh. Ia tak menyangka

Chiko hanya mengangguk terpatah patah. Ada apa dengan sang ayah?. Jordan kembali mengambilkan ayam. Namun kali ini untuk Chiko

"Ayah liat di lemari piala kamu menang ya Di? Ayah bangga sama kamu. Kamu mau hadiah apa dari ayah?" Aldi semakin terheran

Sikap ayahnya. Dan bagaimana bisa piala itu ada di lemari? Bukannya sudah ia buang tadi? Aldi bertanya tanya dalam hatinya

"N Ng nggak usah yah" ujar Aldi gugup

"Aldo tanganmu kenapa? " Kaget Jordan saat melihat tangan Chiko yang penuh dengan perban

"Gapapa cuma main tinju tinjuan sama Acha" Chiko terkekeh pelan

" Perlu ke rumah sakit?" Tanya Jordan. Jordan mengkhawatirkan Chiko mungkin karena dirinya Chiko tadi melakukan hal di luar kendalinya

"Gak usah yah. Gini doang besok mah sembuh" enteng Chiko

"Besok ayah antar kalian berdua. Ga boleh ada yang bantah" tegas Jordan

"Tapi yah Ac-" ucapan Chiko terpotong

"Iya Acha juga lah. Jangan sampe Acha berangkat sendirian" ujar Jordan memperingati

Mereka makan dengan damai. Perlahan senyum seluruh anggota keluarga di tempat makan merekah. Sedikit demi sedikit kehangatan menjalar di hati masing masing. Saling mengingat kenangan lama yang berputar dalam memori

"Ayah selesai. Ayah duluan ya ada pekerjaan kantor " Jordan berdiri dari tempatnya, berjalan menghampiri Aldi

Menepuk pelan pundak lelaki itu

"Belajar yang bener. Ayah ga mau perusahaan keluarga kita hancur pas udah di pimpin sama kamu" Aldi tersedak. Sinta dengan sigap memberi minum

Jordan berjalan mendekati Chiko. Menepuk pundak putra sulungnya

Just BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang