Acha duduk di kursi meja makan. Ia meraih buah karena sadar belum makan siang tadi karena sibuk memikirkan Chiko yang akan menjemputnya dari rumah Bimo
Ia berencana akan makan setelah pulang dari rumah Bimo. Namun ia tertidur
Acha meraih apel yang ada di tengah meja makan. Ia menggigit apel itu pelan
Menelannya dengan perlahan. Tenggorokannya perih. Meskipun ia sudah minum. Namun tetap saja rasanya
"CHAA" Chiko berteriak panik mencari Acha dimana mana
Lelaki itu berjalan menuju dapur karena ia belum mengecek di dapur
Terlihat Acha yang duduk di kursi dengan santainya memakan buah apel
"Lo gila! Gue panik. Balik dari rumah berlian gara gara Lo bilang Lo sakit tapi apa?!" Chiko menggeleng tak percaya
Acha menggeleng mencoba menjelaskan bahwa yang Chiko liat tak seperti yang ia pikirkan
"Gue kira Lo beneran sakit. Tapi dengan santainya Lo makan disini?! Goblok banget gue. Tau gitu gue tetep nungguin berlian di sana" Chiko memundurkan langkahnya
Mata Acha memerah. Tak menyangka Chiko akan mengatakan hal itu. Sakit. Acha di tuduh. Air mata Acha perlahan terjatuh
"Acha sakit Chiko" ujar Acha dengan suara seraknya
"Sakit? Sakit apa? Sakit gara gara kurang perhatian iya?!" Jleb. Perkataan Chiko begitu menusuk di hatinya
Dulu saja. Meskipun ia tak sakit. Lelaki di depannya selalu ada untuknya. Tapi sekarang?
"Kok Chiko ngomong gitu sama Acha? Acha belom makan gara gara nunggu Chiko. Acha mau minum obat Acha turun buat ngisi perut biar bis-"
"Udah. Gue nyesel ke sini. Dengan kepanikan bodoh gue. Gue percaya percaya aja sama lo" Chiko membalikkan badannya
Meninggalkan Acha sendiri dengan tangisan yang tak bisa tertahan
Chiko dengan amarah yang mengepul menjadi satu di dalam dirinya. Mengegas motornya dengan kecepatan tinggi
Tak peduli akan cacian dan makian yang keluar dari mulut pengendara lain. Dadanya bergejolak
Bisa bisanya Acha membohonginya. Chiko kembali memasuki area rumah yang ia tinggalkan 20 menit lalu
Terlihat berlian yang tengah duduk di kursi teras rumahnya dengan secangkir teh di tangan gadis itu
Berlian tersenyum dan terkekeh kecil
"Loh. Kok balik? Ada yang ketinggalan?" Tanya berlian lembut dan tak lupa kekehan kecil yang menghiasi wajahnya
Sedangkan di sisi lain
Terlalu sakit mendengar kata kata Chiko. Chikonya telah hilang. Apa yang ia harapkan sekarang?
Mommynya? Papanya? Abangnya? Setelah melihat pertengkaran mommy dan papanya. Ia trauma bertemu dengan elang
Sosok superhero yang pernah ada di hidupnya. Namun gara gara kejadian itu. Rasanya Acha tak ingin bertemu dengan elang
Acha menangis sesegukan. Menepuk keras dadanya. Berharap bahwa rasa sesak di dadanya hilang
Acha kehilangan. Benar Acha tak memiliki perasaan kecuali rasa persahabatan. Tapi jika seperti ini? Rasa nya sesak. Chiko yang selalu ada dan standbye 24/7 jam itu hilang
Yang selalu tau apa maksudnya meski ia tak berbicara. Yang selalu tau keinginannya meski ia tak mengatakannya. Chiko seperti sosok asing di hidup Acha
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...