Acha tengah mengikat sepatunya. ponselnya bergetar pertanda panggilan masuk
Acha menyerngit heran saat nomor yang menghubunginya itu tak ada di kontaknya
"Halo?"
"Dengan mbak Acha? Saya sudah di depan mbak"
Lipatan di dahi Acha semakin terlihat. Tak mengerti maksud dari seorang bapak bapak jika di dengar dari suaranya
"Iya Acha. Kenapa ya pak?"
"Loh. Kan mbak Acha mesen grab car dengan tujuan SMA Pancasila. Ini saya sudah di depan"
Acha tak pernah merasa memesan grab car. Ia hari ini kan di ajak berangkat sekolah bersama oleh Chiko. Tadi subuh Chiko memngirimnya pesan
"Nggak pak. Acha gak mesen grab car"
"Iya mbak. Ini udah jelas mbak kok tulisannya. Saya juga dikasi nomer telfon mbak juga"
"Emang jam berapa mesennya pak?"
"Barusan kok mbak"
"Tunggu sebentar ya pak" Acha melihat ternyata dari tadi ada notifikasi dari Chiko yang belum ia baca
Chikocak
Cha. Gue pesenin grab ya. Gue lupa kalo gue Uda janji sama berlian buat berangkat bareng
Kalo Uda nyampe bilangBahu Acha meluruh. Selalu saja Chiko melupakan janjinya
Ia menahan air mata yang akan jatuh dari kelopak matanya
Acha mengedipkan matanya beberapa kali bertujuan agar air matanya tak terjatuh
"Halo mbak?"
"Iya pak. Acha keluar"
Di perjalanan hanya hening yang tercipta. Bahkan untuk membuka mulut saja Acha enggan
Ia mencoba menahan rasa sesak yang mulai datang
Mencoba menguatkan diri dan meyakinkan bahwa semua tak akan menjadi sebuah masalah besar
Sang supir menatap spion untuk melihat apakah penumpangnya baik baik saja
"Mbak gapapa kan?"
Acha tersentak akibat ucapan sang supir. Dari tadi ia melamun rupanya
"Ngga kok pak. Acha gapapa"
***
"Acha di panggil pak Reza" seseorang tiba tiba memanggilnya saat ia tengah menangkupkan wajahnya di dalam lipatan tangan di atas meja
Belum jam istirahat. Namun hanya saja jam kosong yang membuat kelasnya menjadi ricuh
Acha mendesah kesal. Ia sedang tidak ingin melakukan apa apa
Rena menatap miris kepada sahabatnya itu. Ia tau Acha tak ingin di ganggu. Namun apa boleh buat
Rena mengelus pundak Acha. Ia mengangguk meyakinkan
Acha hanya tersenyum menanggapi. Acha berjalan pelan dengan langkah lesu
Saat di depan kelas Chiko. Chiko memanggilnya
"Cha. Mau kemana?" Chiko hanya mengode tanpa bersuara. Namun Acha bisa mengerti maksudnya. Karna di depan kelas Chiko ada Bu arnet yang tengah menjelaskan
Acha hanya menunjuk arah depan dengan dagunya
Chiko menaikkan satu alisnya. Acha menatap Chiko datar. Ia berlalu meninggalkan Chiko dengan seluruh pertanyaan yang bersarang di kepala lelaki itu
Acha mengetuk pintu di depannya
Sebuah suara membuatnya langsung membuka pintu lalu memasuki ruang kesiswaan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...