empatpuluhtujuh

3.1K 107 1
                                    

"Wei" seseorang yang menepuk pundak lelaki yang kini tengah terdiam tak melakukan apapun tak membuat lelaki itu terlonjak kaget

"Nanti promnight loh. Ayolah" sosok itu menggoncang kan tubuh orang yang kini memaku

"Aldo. Lo ga ikut acara promnight nanti? Sumpah parah si. Kita udah lulus bro. Tinggalin masa putih abu abu. Hidup Lo masih panjang" Gilang mengoceh di depan cowok yang bahkan tak menganggapnya ada

"1 taun. Do. Udah. Lo udah ngerahin seluruh kemampuan Lo buat nyari dia. Liat nih. Lo kurusan tolol. Makan ga di jaga. Tidur ga di jaga. Mau Lo apa si?" Gilang yang habis kesabaran pun membuka suara

"Ayolah bro. Terpuruk boleh. Jangan terus terusan. Dia bahkan ga ngasi sinyal kalo dia Masi idup-"

Buk

Chiko tanpa aba aba melayangkan sebuah kepalan tangan pada pipi kanan gilang

Pria di depannya tersungkur. Se kuat itu hingga bibirnya serasa sobek

Chiko berjongkok. Mengsejajarkan tubuhnya dengan tubuh Gilang

"LO GATAU RASANYA JADI GUE BANGSAT" Chiko berteriak di depan wajah Gilang

Penyesalan kembali merajai hatinya. Satu taun sudah Acha meninggalkannya

Dirinya seperti hidup tanpa jiwa. Seperti zombie yang berkeliaran tanpa kesadaran

Rasanya ia sudah gila. Chiko tak siap dan Bahkan tak akan siap jika kehilangan Acha. Achanya menghilang sudah 1 taun lamanya

Pikiran Chiko berkeliaran. Namun raganya diam

Memang benar. Sudah setahun ini keluarga Chiko, Gilang dan Rena mencari keberadaan gadis itu

Namun gadis itu seperti hilang di telan bumi

BUK

Gilang membalas pukulan Chiko. Bukan bermaksud untuk balas dendam. Namun agar orang tolol di depannya ini sadar

Cukup keras. Bukan cukup namun sangat keras. Hingga bibir Chiko sobek dan mengeluarkan darah

"Sampe kapan? SAMPE KAPAN GUE TANYA?!  KITA UDAH NGELAKUIN YANG KITA BISA ANJING. LO MASIH GA PUAS? NUNGGU JASAD ACHA KE SINI BARU LO PERCAYA?! LO NGELAKUIN INI BUAT SIAPA? MIKIR TOLOL. KALO DIA UDAH GA ADA. IKHLASIN. MAMA SAMA AYAH LO ADA. MEREKA NGEGANTUNGIN HARAPAN MEREKA DI LO. ANAK TOLOL YANG DULU UDAH DI RAWAT PENUH SUKA CITA SEKARANG CUMA NGASI LUKA DAN KECEWA GITU? MIKIR PAKE OTAK. JANGAN PAKE DENGKUL. GA NYAMPE NTAR. LO HARUS SUKSES. MESKIPUN TANPA ACHA. LO HARUS SUKSES UNTUK ORANG TUA LO. LUMAYAN KALO LO SUKSES ACHA KETEMU LO BISA NIKAHIN DIA ANJING. NIKMAT MANA LAGI SIH YANG TUHAN KASIH KE LO?! CUMA LO NYA AJA YANG BEGO GA KETULUNGAN" Gilang mengeluarkan seluruh unek uneknya melihat Chiko setahun belakangan ini tak memiliki semangat hidup

"Bukannya Lo dulu mohon banget ke ayah Lo biar bisa jadi arsitek? Sekarang mana? Saat ayah Lo ngasih kepercayaan ke Lo. Lo sia siain gitu aja?" Perkataan Gilang melemah

Terlalu muak dengan sikap Chiko yang masih saja belum bisa menerima keadaan

Bayang bayang tentang dirinya dan ayahnya saat bertengkar memenuhi otaknya

Saat ia memohon dengan sangat. Saat ia tertekan akibat tuntutan

Semua seolah memaksa masuk di satu waktu yang sama

Setidaknya ia bisa membahagiakan mereka. Yang menunggunya

Cukup

Ia sadar, kehilangan sangat membuatnya mati rasa. Kehilangan seseorang membuatnya hampir juga kehilangan nyawa. Kehilangan seseorang juga hampir membuatnya kehilangan kewarasan

Just BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang