Pergerakan dari jari jemari Acha membuat Chiko tersentak. Jam menunjukkan ke arah 9 malam
Chiko mengelus lembut tangan yang ada di genggamannya
"C ch Chiko?" Suara serak yang mengalun di telinga Chiko membuat rasa sesak di dadanya kian timbul
Acha mendudukkan dirinya di bantu oleh Chiko. Chiko memberikan segelas air mineral yang ada di atas nakas
Ia menyuruh Acha meminum air tersebut. Acha meraih gelas itu namun di jauhkan oleh Chiko
"Minum" Chiko menyonderkan ujung gelas di mulut Acha
Acha menurut. Perutnya sedikit perih mengingat dari tadi siang tak terisi
"Makan" Chiko mengambil mangkuk yang berisi bubur beras kesukaan Acha. Tadi serasa demam Acha menurun. Chiko membuatkan bubur beras kesukaan Acha itu
Chiko menyondorkan sendok ke mulut Acha. Acha hanya bisa menurut. Tak ingin membantah
"Chiko.... Ga marah lagi kan sama Acha?" Di sela sela makannya Acha bertanya dengan lirih. Menatap cowok di sampingnya dengan tatapan lemahnya
"Nggak. Mana bisa gue marah sama lo. Tadi gue kelepasan aja. Lain kali kalo gue kelepasan gitu tampar aja gapapa" ujar Chiko santai
Acha menggeleng kuat
"Gak. Bukan hak Acha nampar nampar anak orang" ucapan Acha membuat Chiko tersenyum
"Udah Chiko. Kenyang" rengek Acha saat bubur itu telah tersisa separuh
Chiko meletakkan kembali mangkuk itu di nakas Acha. Meraih gelas dan obat
"Minum"
Rasanya Acha tak ingin melakukan apa apa. Terlalu malas berdebat akibat kejadian tadi yang masih melekat
Ia takut jika chikonya seperti itu. Jadi ia memilih diam dalam keheningan
Chiko melahap sisa bubur yang ada di mangkuk tadi. Menatap Acha yang memandang ke arah depan dengan tatapan kosong
Hatinya mencelos saat mengingat kejadian tadi. Chiko tadi sebelum membuatkan bubur untuk Acha tak sengaja melihat amplop yang ada di tangan gadis itu
Meta pergi lagi. Chiko merasa akhir akhir ini rumah di depan rumahnya ini sepi. Tak seperti biasanya
"Cha" panggilan Chiko membuat Acha tersentak
Acha menoleh. Gadis itu hanya mengangkat satu alisnya sebagai jawaban
"Cepet sembuh. Biarin gue Nebus kesalahan gue. Besok malem kalo Lo sembuh kita jalan jalan ya? Sebagai permintaan maaf gue"
Acha mengangguk antusias. Rasanya sudah lama Chiko tak pernah mengajaknya jalan. Padahal 2 hari yang lalu mereka masih bersama
Dan. 2 hari belakang adalah masa masa berat yang pernah Acha lalui. Tanpa Chiko. Tanpa ke 2 orang tuanya
Ponsel Chiko bergetar. Menandakan pesan masuk. Chiko menyuruh Acha berbaring agar gadis itu dapat tidur lagi
Berlian
AldoAldous
Iya kenapa Lian?Berlian
Gapapa si. Cuma mau ngomong kalo kaki aku tadi udah di urut. Cuma keseleo katanyaAldous
Alhamdulillah de. Mangkanya kalo jalan hati hatiBerlian
Iya. Hehe"Ih. Senyum senyum sendiri. Acha di kacangin di sini iya iya " sindiran Acha membuat Chiko meletakkan ponselnya
"Tidur Cha" Chiko mengelus lembut surai acha. Sedari tadi Chiko hanya duduk di pinggir kasur king size milik Acha
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...