Teriknya sinar matahari membuat tak henti hentinya peluh mengalir. Suara decakan dan helaan nafas berat ratusan siswa bersautan. Merutuki dalam hati menandakan betapa kesalnya mereka saat iniAcha menyeka keringat di dahinya dengan kasar, ia mengibaskan mukanya dengan topi. Hari ini hari senin, dimana sekarang ia sedang menjalankan kewajiban bagi seluruh rakyat indonesia, ah tidak, bagi seluruh sekolah dan isinya, yap. Upacara bendera
Guru yang sedang mengawasi pergerakan Acha menatap tajam, sedangkan gadis itu pura pura tidak melihat lalu memakai topinya dengan terburu buru
"Acha lapar" lirih gadis itu
"bentar lagi Cha, sabar" ujar gadis yang berdiri di sampingnya
"tapi Ren, ini dari tadi pak Teguh bilangnya satu lagi terus deh" keluh Acha merutuki si kepala sekolah karena menyampaikan pesan yang tak berarti
"point yang paling penting. Kita harus menjaga kebersihan sekolah karena pada..... " itu itu saja. Selalu itu. Kebersihan, peraturan, kedisiplinan. Setiap senin selalu itu saja di ulang bagai kaset rusak yang memuakkan
"oiya. Bapak lupa. Satu minggu lagi. Khusus anak 11 untuk mengisi kegiatan rutinan sekolah. Anak 11 di wajibkan mengikuti camping yang di laksanakan di Bandung. karna kalian masih semester satu. Kalian sangat di wajibkan ikut kecuali ada halangan yang benar benar urgent"
"saya persilahkan Varo selaku ketua pelaksana menyampaikan suatu hal kepada adik adiknya yang akan menjalani kegiatan camping minggu depan"tepuk tangan tak ikhlas bersautan bersamaan pak Teguh yang turun dari yodium
Seorang lelaki dengan aura berkharisma menaiki yodium. Membuat suara pekikan cewek alay tertahan. Alvaro Pramuja menghampiri tempat pak Teguh berdiri, ia menggantikan pak dave menyampaikan hal yang perlu ia sampaikan sebagai ketua pelaksana sekaligus ketua osis
"selamat pagi" ujarnya seraya memberi senyum untuk imagenya
"PAGIII" teriakan itu di dominasi oleh suara perempuan dengan gaya suara alay
"baiklah. Saya disini akan menyampaikan suatu hal yang penting. Untuk camping minggu depan hanya di pesertakan oleh anak kelas 11. Karna pada dasarnya SMA PANCASILA mengadakan camping anak 11 sudah menjadi rutinan tahunan"
"kami sepakat untuk membagi satu kelompok berisi putra dan putri. Untuk tenda. Perkelompok di beri 2 tenda. 1 untuk tenda putra dan 1 untuk tenda putri" ucapnya to the point
"untuk pemilihan kelompok sudah kami acak. Ada juga yang bergabung dengan kelas lain. Ntah itu dengan IPA ataupun IPS. Penggabungan kelompok antar kelas bertujuan agar semua murid SMA Pancasila khususnya kelas 11 dapat saling mengenal dan menjalin solidaritas yang kuat"
"setiap kelompok ber anggotakan 12 anak. Untuk mengetahui pengelompokan. Kami akan memasang pengumuman di mading. Untuk lebih lanjutnya. Kami sudah membagi para penanggung jawab agar nanti dapat menyampaikan hal hal yang belum saya sampaikan"
"setiap kelompok memiliki 2 penanggung jawab. Jadi kami mohon atas kerja samanya. Terimakasih atas perhatiannya. Saya akhiri, sekian " AKHIRNYA batin seluruh peserta upacara berteriak
"Cha lo ikut? " bisik Rena
"Acha gatau Rena, Acha takut" Acha menatap Rena dengan tatapan takutnya
"kalo lo gabisa gausah maksain Cha, bahaya juga kan buat kesehatan lo "ujar Rena
"tapi ini wajib Ren" lirih Acha
"kesehatan lo lebih utama Cha, gue bisa ikut lo buat ijin ke pak Bambang atau bu Susi kok"ujar Rena
Pak Bambang dan bu Susi adalah pembina dalam kegiatan acara camping ini. Acha diam memandang ke depan dengan tatapan sayunya. Pemimpin upacara membubarkan pasukannya
Akhirnya, upacara selesai, semua murid menghamburkan diri dari lapangan, ntah untuk ke kantin, ke kelas, atau ke perpus hanya untuk ngadem karna perpus adalah tempat ber ac yang damai cocok untuk dijadikan tempat tidur
Acha menuju Chiko di belakang diikuti oleh Rena, karna setiap upacara siswa laki laki di bariskan di belakang setelah siswi perempuannya. Acha mengambil lengan seragam Chiko lalu mengusapkan keringat di dahinya yang tak henti mengalir
"sana gih ke pinggir lapangan sama Rena" suruh Chiko
Acha berjalan ke pinggir lapangan dengan lesu. Dari arah belakang Rena mengikuti Acha
"Rena Acha capek, panas banget tadi, mana anginnya gak kenak Acha sama sekali" dumelnya kesal saat telah berada di bawah pohon di pinghir lapangan dengan posisi duduk dan menyenderkan punggungnya di batang pohon besar itu
Setidaknya. Daun yang lebat membuatnya terhalang sinar matahari
"lo capek, gue capek, semua orang di dunia ini capek? " Acha merengut kesal
"Cha" terikan itu membuat ke 2nya menoleh
"noh" Chiko menyondorkan air mineral pada Acha. Acha mendongak mengerucutkan bibirnya
"kok gak dingin" rengutnya
"yaudah deh kalo gamau buat gue aja" tangan Rena yang akan mengambil air mineral tersentak akibat sudah ada tangan yang mengambil
Rena menatap tajam pelakunya yang tengah menyengir di sampingnya
"katanya gak mau" Acha mengihiraukan cibiran sahabatnya. Ia mencoba membuka tutup botol namun tak bisa
"nih. Gausah cemberut. Gue peka kalo lo aus" Gilang menyondorkan air mineral yang ia bawa pada Rena
"lo kasih racun kan? " tuduhnya. Ia menatap curiga pada botol yang Gilang sondorkan
"wahh, gila si gilaa, parah, suudon banget lo sama gue" ujar Gilang dramstis
"yaudah deh kalo gamau" Gilang kemabali menarik namun, tangan Rena juga menarik botol tersebut
Mereka saling melirik tajam, terjadilah aksi tarik menarik
"Chiko ga peka banget sih. Bukain gitu nah" Acha menyondorkan botol air minerlanya
"lemah banget, gitu doang gabisa" Chiko membukakan tutup botol lalu mendudukkan dirinya di sebelah Acha. Menyondorkan kembali botol yang sudah terbuka
Rena? Gadis itu berdiri mempertahankan sebotol air mineral
"lo ikhlas ga sih. Nawarin gue air" ujar Rena mencoba menarik botol dari tangan Gilang
"lah. Katanya lo kagak mau" Gilang tak mau kalah, ia juga menarik botol air itu
"siapa juga yang bilang ga mau hah?! " Rena kembali menarik
"mangkanya. Jadi cewe gausah gedein gengsi" gilang melepas tarikannya. Membiarkan Rena membuka botol air mineral lalu meminumnya dengan rakus
"buset dahh. Kalo minum duduk, pinter" ujar Gilang greget melihat wanita jelmaan kera di depannya
"bodo amath" sekali tegukan. Air dalam botol habis
"lo aus apa dehidrasi? " sindir Gilang
"gue? " tanya Rena menunjuk dirinya sendiri
Gilang hanya mengangguk sebagai respon
"darah tinggi! Ngehadepin makhluk kayak lo" pedas Rena
"siapa juga yang mau di hadepin sama alien kayak lo" balas Gilang
"siapa juga yang mau ngurusin makhluk mars kek lo"
"siapa juga yang mau di urusin sama macan kek lo"
"siapa juga yang mau ngeladenin monyet kek lo"
"kambing"
"kebo"
"singa"
"badak"
"ORANG GILA" teriak Acha dan Chiko serentak, yang ternyata sudah menjauh dari lokasi dan berjalan menuju kelas
Acha dan Chiko berjalan seolah mengatakan
"BUKAN TEMEN GUE! ".
.
.
.
.
.
.
Vote vote vote
Comen comen comen
Thanks thanks thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...