" sayanggggg" teriakan Gilang menggelegar dari arah luar
Acha mengerutkan alisnya heran. Apa yang akan di lakukan cowok kurang waras itu kali ini?
Gilang memunculkan wajahnya di depan pintu kelas XI IPA 2. Melangkahkan kakinya dengan wajah berseri
"Laper ya sayang? Hayuk makan" Acha melotot saat Gilang menghampiri Rena dan menggandeng tangannya
Rena menyengir dengan wajah tak berdosa mambalas tatapan Acha
"Cha" Chiko meenghampiri Acha. Menarik pelan lengan Acha lalu merangkul pundaknya
Mereka ber 4 berjalan menuju kantin. Acha menatap Gilang dan Rena heran seraya berjalan
"Gue yang persen" ujar Gilang semangat. Gilang berjalan bersama Rena saling bergandeng menuju kios bakso
"Mereka??" Acha menatap kepergian mereka berdua dengan terheran heran
"Gausah di pikirin" Chiko meraup wajah Acha. Gadis itu menunjukkan wajah cemberutnya
"Pacaran ya?" Tanya Acha
"Hm" Chiko berdeham menanggapi
"Ihh. Rena kok boleh pacaran sih" protes Acha
"Ya biarin kali. Rena kan udah gede" jawab Chiko
"Brati Acha boleh dong pacaran?" Tanya acha dengan polos seraya menatap mata Chiko
"Gak" ujar Chiko tegas
"Lah. Kenapa? Kan Acha udah gede" Acha memajukan bibirnya sebal
"Masih bocil gini bilang gede" Chiko mengacak rambut acha, Acha meninju bahu Chiko
"Enak aja. Acha udah SMA tau" protes Acha
" Belom. Belom 17 taun" ujar Chiko memberi peringatan
"Mmm.. Brati kalo 17 taun boleh dong? Tapi kan Rena juga belom 17 taun, 2 bulan lagi Rena 17 taunnya" Tanya Acha polos
Chiko hanya berdeham nenanggapi pembahasan Acha. Seolah tak tertarik untuk membahas topik kali ini
" Acha 3 bulan lagi ulang taun yang ke 17. Brati 3 bulan lagi Acha boleh pacaran dong" Acha menopang dagunya pada tangan, membayangkan bagaimana jika suatu saat ia akan memiliki pacar
"Gak" tegas Chiko
" Loh. Kan udah 17 taun" protes Acha
" Tapi kan otak Lo ga mampu mikirin masalah pacaran. Udah udah. Gausah aneh aneh. Nih Dateng nih. Makan" acha mendesah kecewa
Matanya kembali berbinar saat melihat bakso yang ada di depannya. Tanpa bawang. Bagus
Acha menatap binar pada Chiko, Chiko menelan saliva dengan susah payah, ada maunya nih pasti. Batin Chiko
"1 sendok aja ya" ucap Acha dengan nada memelas
"Gak. Udah makan. Gausa macem macem. Makan ato buang" ancaman Chiko berhasil membuat Acha mati kutu
Acha melahap bakso dengan parsah, tak dapat menikmati pedas kali ini
*
Acha menggulung gulungkan dirinya di atas ranjang, belakangan ini rumahnya selalu saja sepi
Elang yang selalu lembur, kadang juga 3 hari tidak pulang. Meta yang jarang ada di rumah, ntah apa yang di lakukan mommynya itu
Akhir akhir ini suana rumahnya menjadi aneh, tak seperti biasanya, ada aura yang tak bisa ia jelaskan
Acha tidak takut sendirian di rumah, namun ia rindu keluarganya berkumpul saling berbagi canda dan tawa
Aneh. Ia baru menyadari. Ntah sejak kapan keluarganya seolah masing masing memiliki kehidupan baru
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...