"maksud Lo apa?!" Seorang lelaki yang tiba tiba membanting pintu kamarnya membuat gadis yang awalnya memejamkan mata menikmati keheningan terlonjak kaget
Acha mendudukkan dirinya. Menatap heran lelaki di depannya
"Lo ngomong apa ke berlian?!" Chiko memegang pergelangan tangan acha dengan erat memaksanya berdiri. Tak peduli bahwa gadis di depannya tengah meringis akibat cekalannya yang terlalu erat
"Hah? Acha ga ngomong apa apa" Acha menggeleng tak mengerti apa yang di bahas orang di depannya ini
"Lo ngomong apa!" Sentak Chiko dengan penuh penekanan
Acha terlonjak. Chiko menyentaknya? Tak apa. Jangan heran sekarang Chiko menyentaknya. Bahkan Chiko berkali kali membohonginya
"Acha ga ngomong!" Air mata Acha menetes. Tak mengerti mengapa Chiko yang ia kenal penuh kasih sayang. Tiba tiba menjadi sosok yang kasar dan bruntal
"Jangan mentang mentang gue kenal Lo dari dulu. Lo malah ngelarang berlian buat Deket Deket sama gue! Hak Lo apa?!" Chiko menyentak kasar tangan acha yang memerah
Acha memegang pergelangan tangannya. Air matanya tak henti hentinya menetes
"Acha ga ngomong! Acha bakhan gapernah ngelarang ngelarang berlian!"
"Lo kok gitu sih Cha! Ga nyangka gue! Iya gue tau permasalahan Lo sama keluarga Lo yang ngebikin Lo kehilangan kasih sayang! Tapi bisa gak. Gausah terlalu caper!"
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Chiko. kepala Chiko sentak ke samping
Acha menatap nyalang lelaki di depannya. Dadanya naik turun berdetak begitu hebatnya
Tatapan kecewa dan tak percaya ikut hadir kali ini
"Pergi!" Acha menunjuk pintu kamarnya yang berbuka lebar
"PERGI SEKARANG!" Acha berteriak. Ia kecewa dengan Chiko. Bahkan Chiko mengerti. Tak ada yang boleh menjelek jelekkan keluarganya. Itu prinsip yang Acha pegang hingga kini. Chiko pun tau jelas itu
Chiko memandang Acha dengan tatapan bersalah
"Cha Cha. Gu-"
"PERGI DARI SINI!" teriakan Acha semakin kuat. Menandakan betapa murkanya ia sekarang
Rasa kecewanya sangat dalam. Air matanya tiba tiba mengering. Menatap arah depan dengan tatapan kosong
"Cha gue m-" Chiko tersentak akibat tangannya yang akan menyentuh pundak Acha di tepis oleh gadis itu kasar
"ACHA GA BUTUH CHIKO! " Acha mendorong tubuh lemas di depannya hingga keluar dari area kamarnya
Acha membanting keras pintu tepat di depan Chiko. Ia tau hal itu tak sopan. Acha tak peduli
Punggung Acha bersandar pada pintu. Tubuhnya meluruh ke lantai. Memegang kepalanya dengan erat. Berteriak sekencang kencangnya
Acha memeluk tubuhnya sendiri. Tatapan matanya kosong
*
Saat ini Acha tengah menaiki bus. Sendiri. Hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya
Menaiki angkutan umum. Apalagi sekarang ia sendirian
Acha meyakinkan diri bahwa menaiki angkutan umum tak se buruk yang dulu pernah ia bayangkan
Acha turun dari bus saat sudah sampai di halte sekolahnya
Gadis itu memasuki area sekolah yang telah terisi oleh para siswa dengan tujuan berbagai macam
Acha memasuki kelasnya. Memakai earphone ke telinganya
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Подростковая литератураNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...