empatpuluhsatu

1.8K 72 1
                                    

"maksud Lo apa?!" Seorang lelaki yang tiba tiba membanting pintu kamarnya membuat gadis yang awalnya memejamkan mata menikmati keheningan terlonjak kaget

Acha mendudukkan dirinya. Menatap heran lelaki di depannya

"Lo ngomong apa ke berlian?!" Chiko memegang pergelangan tangan acha dengan erat memaksanya berdiri. Tak peduli bahwa gadis di depannya tengah meringis akibat cekalannya yang terlalu erat

"Hah? Acha ga ngomong apa apa" Acha menggeleng tak mengerti apa yang di bahas orang di depannya ini

"Lo ngomong apa!" Sentak Chiko dengan penuh penekanan

Acha terlonjak. Chiko menyentaknya? Tak apa. Jangan heran sekarang Chiko menyentaknya. Bahkan Chiko berkali kali membohonginya

"Acha ga ngomong!" Air mata Acha menetes. Tak mengerti mengapa Chiko yang ia kenal penuh kasih sayang. Tiba tiba menjadi sosok yang kasar dan bruntal

"Jangan mentang mentang gue kenal Lo dari dulu. Lo malah ngelarang berlian buat Deket Deket sama gue! Hak Lo apa?!" Chiko menyentak kasar tangan acha yang memerah

Acha memegang pergelangan tangannya. Air matanya tak henti hentinya menetes

"Acha ga ngomong! Acha bakhan gapernah ngelarang ngelarang berlian!"

"Lo kok gitu sih Cha! Ga nyangka gue! Iya gue tau permasalahan Lo sama keluarga Lo yang ngebikin Lo kehilangan kasih sayang! Tapi bisa gak. Gausah terlalu caper!"

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Chiko. kepala Chiko sentak ke samping

Acha menatap nyalang lelaki di depannya. Dadanya naik turun berdetak begitu hebatnya

Tatapan kecewa dan tak percaya ikut hadir kali ini

"Pergi!" Acha menunjuk pintu kamarnya yang berbuka lebar

"PERGI SEKARANG!" Acha berteriak. Ia kecewa dengan Chiko. Bahkan Chiko mengerti. Tak ada yang boleh menjelek jelekkan keluarganya. Itu prinsip yang Acha pegang hingga kini. Chiko pun tau jelas itu

Chiko memandang Acha dengan tatapan bersalah

"Cha Cha. Gu-"

"PERGI DARI SINI!" teriakan Acha semakin kuat. Menandakan betapa murkanya ia sekarang

Rasa kecewanya sangat dalam. Air matanya tiba tiba mengering. Menatap arah depan dengan tatapan kosong

"Cha gue m-" Chiko tersentak akibat tangannya yang akan menyentuh pundak Acha di tepis oleh gadis itu kasar

"ACHA GA BUTUH CHIKO! " Acha mendorong tubuh lemas di depannya hingga keluar dari area kamarnya

Acha membanting keras pintu tepat di depan Chiko. Ia tau hal itu tak sopan. Acha tak peduli

Punggung Acha bersandar pada pintu. Tubuhnya meluruh ke lantai. Memegang kepalanya dengan erat. Berteriak sekencang kencangnya

Acha memeluk tubuhnya sendiri. Tatapan matanya kosong

*

Saat ini Acha tengah menaiki bus. Sendiri. Hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya

Menaiki angkutan umum. Apalagi sekarang ia sendirian

Acha meyakinkan diri bahwa menaiki angkutan umum tak se buruk yang dulu pernah ia bayangkan

Acha turun dari bus saat sudah sampai di halte sekolahnya

Gadis itu memasuki area sekolah yang telah terisi oleh para siswa dengan tujuan berbagai macam

Acha memasuki kelasnya. Memakai earphone ke telinganya

Just BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang