"Aldo dipanggil pak Reza" seorang gadis yang ntah siapa dan berasal dari mana memunculkan kepala dalam kelas 11 IPA 1
Gilang mengangkat kedua alisnya sebagai isyarat pertanyaan yang bersarang di otakknya. Chiko mengangkat bahu tak tau, lalu beranjak pergi menuju ruang guru kesiswaan itu
*
"masuk" ketukan belum ketiga, sudah terdapat suara yang menyaut dari dalam
"ada apa ya pak?" pak Reza menuju kursi yang ada di depan, Chiko melangkah masuk menduduki kursi yang berada tepat di depan meja guru kesiswaan
"Gini. SMA kita di haruskan sama pak Dev buat ikut lomba sains internasional. Seperti biasa kamu harus mengikuti pembinaan terlebih dahulu setelah jam sekolah" tanpa basa-basi, guru perawakan dengan wajah yang datar dan berumur sekitar 30 tahun dan langsung mengatakan inti pembicaraan
"oke tapi pak-" ucapkan Chiko terpotong
"Iya, antar saja Acha dulu, yang penting setelah itu kembali lagi ke sekolah" pak Reza menghela nafas, sudah tahu tabiat siswanya yang satu ini
"baik pak ada lagi?" Tanya Chiko
"sudah, itu saja. Bapak harap kamu bisa memenangkan lomba ini seperti lomba lomba yang sebelumnya" dengan kepribadian tegas yang melekat pada darah pak Reza, pria itu mengatakan secara gamblang
"saya usahakan. kapan lombanya?" Tanya Chiko
" dua minggu lagi, saya juga kaget pemberitahuannya mendadak. Tapi saya yakin kamu akan melakukan yang terbaik" ucap pak Reza tegas
"pasti"Chiko mengangguk mantap
"saya boleh kembali ke kelas?"izin Chiko
"silahkan"
***
"Chiko, Acha nunggu Chiko aja disini" bujuk Acha
"nggak Cha. Gue disini 3 jam an dan gue yakin lo bakal bosan terus ngomel mulu" Chiko mempercepat langkahnya menuju parkiran
" Ish. nggak papa Chiko. Acha pengen nemenin Chiko di sini" Acha mengejar langkah cepat Chiko
"Lo gak inget sebulan lalu?" Chiko menghela nafas berat, menghentikan langkahnya lalu menolehkan kepalanya kepada Acha
*
Seorang pemuda tengah berusaha menghiraukan gangguan dari luar ruangan pembinaan
"Pstt. Ayo pulang" gadis itu tetap berkata tanpa suara di balik jendela
"ayo Chiko" gadis itu memperhatikan wajah galaknya. Lelaki itu tetap menghiraukannya
Entah apa yang dikatakan Acha karena mulutnya tak terbaca. Chiko menoleh pada gadis itu, mata gadis itu memerah. Se detik kemudian tubuh Acha merosot ke bawah yang membuat Chiko panik bukan main, tanpa izin kepada guru membina, ia keluar ruang. Gadis itu menangkupkan kepalanya dalam lipatan tangan. Bahunya bergetar. Chiko memegang pundak Acha
"Cha. Hei?" Chiko mengelus pelan kepala gadis itu. Menghiraukan tatapan tak percaya dan penuh tanya dari guru pembina itu
"pulang" isakan Acha terdengar
"Acha dikacangin mulu gamau" Chiko menghela nafas berat
"ayo"
*
"Itu kan udah lama Chiko" bantah Acha tak terima
"sebulan yang lalu itu bukan lama Cha. Itu baru. Baru sebulan yang lalu" ujar Chiko mencoba memberi pemahaman
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...