"Aldi mana?"tanya Chiko saat perlombaan telah selesai.
"Gatau juga tadi Acha telpon ga terhubung"Acha mengendikkan bahunya. Mereka tengah berada di taman dekat tempat perlombaan hanya sekedar meminum teh
Hanya ada Acha, Chiko, Sinta dan Jordan yang tengah duduk di tempat Abang Abang gerobak yang berjualan
"Aldi lomba"ujar Jordan santai. Muka Chiko memerah. Menahan emosi yang mengepul
"Lomba? Lomba apa?" Tekan Chiko
"Taekwondo" jawab Jordan
"Terus kalian berdua di sini ngapain?! Kenapa salah satu dari kalian ga ada yang dampingin Aldi lomba sih!" Chiko menggenggam erat tangannya
Urat di lehernya tercetak jelas. Tak habis pikir dengan ayahnya ini
"Mama tadi mau dampingin tapi ayah minta ditemenin liat lomba mu" ujar Sinta mencoba menetralkan emosi Chiko
"Ga habis pikir ya Aldo sama ayah" Chiko pergi dengan dada bergemuruh hebat.
2 Minggu sudah perang dingin antara Chiko dan Aldi terjadi, usaha Chiko meruntuhkan dinding pemisah itu sia sia hanya karena sikap kekanak Kanakan Jordan
Andai pria paruh baya itu bukan ayahnya, mungkin saat ini chiko akan menghabisi wajah santai seolah tak berdosanya itu
Acha menggeleng heran kepada ayah dari sahabatnya ini, kasih sayang yang begitu berbeda membuat anaknya seolah memiliki dinding pembatas yang tak kasat mata
"Bukannya mau gasopan ya om, Acha aja nih yang bukan anak om merasa tertekan atas sikap om yang kaya gini. Acha gatau gimana perasaannya Chiko, dan Acha yakin kalo om yang lebih tau apa yang Chiko rasain sekarang, Chiko punya pilihannya sendiri om, Chiko punya mimpinya sendiri, Chiko punya jalannya sendiri. Acha tau om sayang sama Chiko, tapi Chiko juga sayang Aldi om. Chiko mikirin Aldi. Chiko gamau adik satu satunya merasa di bedain sama ayahnya. Chiko bukan ga suka sama om, Chiko bukan ga sayang sama om. Chiko cerita semua ke Acha"
Flashback on
Chiko bersender pada kepala kasur. Acha merebahkan kepalanya pada paha Chiko
"Acha heran deh" saut Acha tiba tiba
"Hm?" Chiko mengangkat satu alisnya, tak mengerti atas ucapan Acha
"Chiko udah di kasi perusahaan yang jelas ada nih ya. Tapi Chiko malah mau jadi arsitek. Kan ga masuk akal" ujar Acha memainkan kukunya
"Ga gitu"bantah Chiko
"Terus?" Acha mengangkan kedua alisnya
Chiko terdiam. Acha juga terdiam, sepertinya Chiko tak ingin membahas masalah ini. Oke Acha tak akan memaksa
Acha menurunkan kepalanya dari paha Chiko, memeluk boneka beruang besar berwarna biru yang pernah di belikan Chiko. Menenggelamkan kepalanya pada badan besar boneka itu
Dadanya sesak, rasanya ia ingin menangis, ntah mengapa. Pertengkaran antara Chiko dan Jordan membuatnya pening
"Cha" Acha semakin menenggelamkan kepalanya. Suara serak Chiko membuat air matanya menetes
Chiko mengelus rambut acha namun di tepis oleh pemiliknya
"Lo ga tau rasanya ada di posisi gue Cha" lirih Chiko
Acha bangkit dari tidurnya mendudukkan dirinya
"ACHA GATAU KARNA CHIKO GA MAU NGASIH TAU!. PERNAH GA SIH CHIKO MIKIR GUNANYA ACHA DI SINI ITU APA! GUNANYA ACHA JADI SAHABATNYA CHIKO ITU APA! CHIKO MESTI GITU. GA MAU BERBAGI SAMA ACHA. oke Acha gapapa" air mata Acha semakin deras. Dadanya kembang kempis memendam emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...