Derap langkah kaki terdengar bersautan, bergantian menaiki tangga dengan keras dan tergesa. Kaki jenjang mulus seorang gadis berhenti di depan pintu kamar dengan poster bergambar salah satu club sepak bola terkenal "BARCELONA"
BRUK
Tar
"anjir" pemilik kamar terlonjak, terkejut, bangkit dari rebahnya. Menatap tajam gadis yang tengah menunjukkan cengingiran khasnya
"hehehe, Chiko sih. Tumben gak kerumah Acha, jadi Acha deh yang kesini" Acha berjongkok mengambil hp Ahiko yang terlempar
Ntah dari mana Acha memanggil pria itu dengan panggilan Chiko. Padahal, nama panggilannya adalah Aldo. Aneh memang. Jika tak aneh, bukan Acha namanya
"gue capek Cha, lo kemana aja sih. Gue cari cari lo dari jam 5 abis latian basket, gue keliling sekolah astaga. Geger otak gue mikirin lo nyantol dimana. Tumben gak nungguin gue dulu? "Acha menyondorkan hp yang telah terhias retakan abstrak pada layar dengan cengingiran yang tak hilang. Tidak hanya sekali dua kali, layar hp Chiko retak karena Acha
Chiko mengambil hpnya lalu merebahkan dirinya kembali di kasur. Acha meloncatkan dirinya di samping Chiko, mengambil lengan lelaki itu lalu di jadikannya bantalan, Acha merebahkan dirinya di samping Chiko dengan berbantal lengan Chiko
"itu lohhh, Chiko tau ga?-"
"ga"
"ih. Acha belom selesai ngomong" Acha merengut kesal yang membuat Chiko terkekeh pelan
"yaudah lanjut" kekeh Chiko
"males ah"
"yaudah gausah cerita"
"ih kok gituuuu"
"yaudah cerita"
"tapi Acha ngambek"
"yaudah gausah"
"ihhhh tapi Acha pingin cerita"
"cerita aja"
"kan Acha ngambekkk"
"ya gimana Achaa. Astaga" kadang Chiko heran dengan tingkah absurd sahabatnya ini
"acha pengen cerita jangan di potong" ujarnya penuh semangat
"sok atuh. Silah kan"
"acha seneng banget gila, abang pulang dong, udah 2 tahun gak pulang pulang, kek bang Jali aja" Chiko terlonjak menyingkirkan kepala Acha yang ada di lengannya dengan kasar
"aduh, Chiko" Acha berkacak pinggang terduduk sambil menatap tajam Chiko
"maaf maaf. Reflek gue" Chiko mengelus kepala Acha
"beneran? bang Gen balik?" Acha mengangguk dengan antusias
"gue mau nemuin bang gen deh, udah 2 tahun ga ketemu" Chiko beranjak dari kasur. Melangkahkan kaki menuju rumah Acha
Acha menahan lengan Chiko "bentar ih. Acha belom selesai curhatnyaaa" Acha mengerucutkan bibir kesal.
Acha beranjak dari kasur Chiko, berjalan. Menuju balkon kamar Chiko. Chiko memutar bola mata malas mengikuti Acha menuju balkonnya
"abang jahat masa, gak cerita apa apa sama Acha. Di mobil di tanyain diem, jawab seadanya. Di rumah langsung masuk kamar. Malah nih ya, pas di bandara Acha meluk bang Gen kan ya, masa ga bales pelukannya Acha sama sekali. Parah ga si?! Jahat banget"
Acha menceritakan hal yang baru saja terjadi dengan menggebu gebu. Tangannya ia kepalkan. Menunjukkan seberapa marah dia
"maklum Cha, abang butuh waktu keknya. Kehilangan itu bukan hal yang kita harapkan. Apalagi kehilangan orang yang sangat kita sayang. Iya kan? "Chiko mencoba memberi acha pemahaman
Ia tau persis bagaimana emosinya seorang Acha. Namun ia juga memahami apa yang di alami oleh abang sahabatnya itu. Toh jika Chiko yang berada di posisi itu. Mungkin ia akan melakukan hal yang sama, malah lebih parah? Ntah lah. Ia tak siap bahkan tak akan pernah siap berada di posisi itu
"udah 2 tahun Chiko! 2 taun! Abang gini udah 2 tahun! Acha sedih tau lihat abang jadi kayak gini, Acha kangen sama abang yang dulu Chiko" kristal bening perlahan menetes dari mata indah Acha, menetes satu persatu yang lama kelamaan menjadi sebuah aliran sungai kecil
Chiko membawa acha ke dalam pelukannya, ia paham bahwa sahabatnya tengah merindukan abangnya, bukan dengan sifat dingin tak tersentuh seperti saat ini. Melainkan sifat penuh perhatian dan hangat seperti dulu
"ah. Chiko mah gak peka banget" Acha menggoyang goyangkan badannya dalam pelukan Chiko
"ya gimana lagi coba, gue harus apa. Udah malem" ujar Chiko
"gada niatan ngajak Acha jalan jalan gitu" Acha memberikan tatapan menggelikan bagi Chiko
"ogah banget gue" tolak Chiko mentah mentah
"ihhh jahatnyaa. Bodo ah bodo" acha menjauh dari Chiko menyilangkan ke dua tangannya di depan dada, melihat rembulan yang saat ini tengah terang benderang
"nyrocos mulu lo kayak bebek. Bisa budek dah lama lama kuping gue" Chiko menggosok kupingnya
Pletak
"jahat banget" acha merengut kesal. Chiko masuk kw dalam kamarnya mengambil jaket dan kunci motornya
"mau kemana Chiko? Chiko mau ninggalin acha? Ih. Kok Chiko jahat banget sih seka-" ucapan Acha terpotong
"diem gak lo. Gak capek tuh mulut? Jadi gak?"Acha mengangguk antusias menggandeng lengan Chiko
"ayo jalan"ujar Acha. Chiko menarik kembali lengannya
"lo mau jalan pake baju gitu?" Chiko menaikkan satu alisnya, Acha menatap pakaian yang di kenakannya
"apa salahnya?" Acha kembali bertanya
"mau pamer paha? " Chiko menarik hidung Acha. Acha melepas paksa lalu masuk kedalam kamar Chiko, mengobrak abrik lemarinya
"pada kemana semua sih training Chiko" dumel Acha
"mbok Sri cuci " ujar Chiko santai
"minjem punya Aldi" Acha menarik keluar kamar Chiko menuju ruangan di sebelah kamar Chiko
"eh btw mama kemana? "
"ke rumah Nico sama Ayah"
"Aldi? "
"ikut paling. Gatau juga sih" Chiko mengendikkan bahu tak peduli
"eh ini siapa? " Acha memperlihatkan Sebuah foto Aldi dengan seorang gadis sama sama mengenakan seragam SMP, tersenyum menatap kamera
"yakali pacarnya Aldi? Gapercaya lah gue" Reynaldi Prayoga. Adik kandung seorang Fransisco Aldous yang saat ini menginjak di kelas 9 bangku smp
"Diandra Meisya" gumam Acha saat membalik foto itu
"cantik. Tapi lebih cantik Acha hihihi" ujar Acha dengan pd nya
Tak
"pd banget lo"
Acha menyengir
"iya dong, kata mommy kita tuh harus percaya diri, biar gak insekyur, biar bisa ngomong di depan orang banyak, biar bisa-" Chiko membekap mulut Acha
Jika tak begitu, mungkin besok baru mulut itu berhenti mengoceh
"cepet pilih, jadi ga sih? " Chiko memutar bola mata
"ih. Ribet banget dih. Berangkat tinggal berangkat aja apa susahnya sih" Acha mendumel mengacak lemari milik aldi
"lo tuman banget lagian. Di bilang berkali kali jangan pake hot pans kalo keluar, tetep aja"geram Chiko
"ya kan cuma 5 langkah dari rumahh. Asek. Jos. Cuma nyebrang doang kan. Lagi pula ini kompleks sepi" ujar Acha
"meskipun cuma 5 langkah. Tetep aja keluar rumah Cha"
"iya iya deh bawel" Acha memutar bola mata malas
.
.
.
Cerita baru ya. Wkwk
Jangan lupa voment nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...