Acha duduk terdiam tak bergeming. Tatapan matanya kosong. Bimo terpaksa meninggalkan Acha sendirian akibat panggilan papanya yang penting karena menyangkut tugas pemuda itu
Acha menangkupkan kepalanya di antara lutut dan tangan. Pakaiannya masih sama, ia belum mengganti pakaian itu sejak semalam
Pintu kamarnya di buka secara kasar menimbulkan bunyi keras terdengar. Chiko menarik tangan acha kasar. Membuat Acha berdiri dari duduknya
"Minta maaf ke Berlian sekarang!" Chiko menyeret tangan Acha menuruni tangga
Bahkan Chiko tak menyadari Acha yang masih menggunakan dress yang ia gunakan semalam. Pemuda itu mendorong tubuh Acha agar duduk di dalam mobil. Ia memutari mobil lalu masuk dan membanting pintu mobil dengan emosi yang meluap
Acha tetap diam tak bergeming. Menciptakan suasana hening, sehingga detak jantung Chiko yang memburu terdengar
"Lo ada dendam apa sih ke gue? Lo ada dendam apa ke Berlian?! Bisa bisanya ya Lo?! Sebenci apa Cha... Sebenci apa lo ke gue Cha? gue ada salah apa...." Ucapan Chiko tak mendapatkan respon
Lingkaran mata Acha menghitam. Semalaman sudah ia menangis. Rasanya air matanya bahkan tak dapat keluar lagi. Sudah habis. Bahkan gadis itu tak peduli dengan perutnya yang belum terisi sejak insiden tadi malam
"JAWAB BODOH!" Chiko memukul stir mencoba tenang karena saat ini dirinya tengah menyetir
*
Seketika ruangan yang ia pijaki hening. Dari luar tadi ia mendengar suara tawa yang menggema. Namun saat kakinya menginjak ruang tersebut, suara tawa itu lenyap
Ada Rena, Gilang dan Berlian di ruangan itu. Chiko menyeret tangan Acha agar mendekati bangkar dimana Berlian duduk bersandar pada kepala bangkar
"Minta maaf" Acha tetap tak bergeming. Tatapan matanya kosong. Jiwanya seolah hilang
"Cha!" Sentakan Chiko membuat Acha tersadar. Tatapan gadis itu sayu
"Udah Do. Kalo Acha ga mau minta maaf gapapa. Aku juga ga kenapa napa kan?. Bahkan nanti siang aku sudah boleh pulang" ujar Berlian memenangkan Chiko
"Gak. Dia salah. Ya harus minta maaf lah" ujar Chiko tak terima
"Tinggal minta maaf apa susahnya sih Cha! Gausah buang buang waktu deh" suara itu membuat seluruh kepercayaan diri Acha runtuh saat itu juga
Gilang menegur sang kekasih yang mengatakan hal itu. Iya. Rena. Rena yang mengatakan hal menyakitkan itu pada Acha. Rena yang bahkan sudah ia anggap seperti saudara. Memberikan seluruh kepercayaannya semenjak Chiko berubah
Namun sekarang? Rena juga berubah? Rena juga tak ada di sisinya lagi?
Rasa sesak memenuhi ruang di dada Acha. Seluruh kepercayaannya hancur. Acha mengangguk. Mengusap kasar air mata yang baru saja menetes
"Maaf. Kalo itu salah gue. Makasih" Acha meninggalkan ruangan yang senyap
Air matanya mengalir kembali. Gadis itu berjalan cepat menghindari orang orang yang hanya selalu menyakitinya tanpa henti. Seseorang mencekal tangannya. Membuat langkahnya terhenti
"Gausah drama. Lo harus tanggung jawab" orang itu menyeret kembali tubuh Acha ke dalam ruangan
"Jaga Berlian! Gue mau beli makan. Rena sama Gilang mau pulang" perkataan Chiko membuat Acha menatapnya tak percaya
Apalagi sekarang? Ia disuruh menjadi perawat? Seorang Berlian?
Acha menghembuskan nafas lelah memilih untuk mengalah. Gadis itu mengangguk. Acha duduk di sofa yang lumayan jauh dari bangkar Berlian
![](https://img.wattpad.com/cover/207359846-288-k100858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bestfriend
Teen FictionNatasya Crasandra Pricilla Gadis blasteran Amerika-Indonesia. Kerap di panggil acha, cewek yang manjanya naudubillah, gabisa diem, pecicilan, memiliki sahabat yang selalu kemana mana bersama, sama halnya perangko. Dimana ada Acha, disitu ada Chiko...