tigapuluhempat

1.2K 50 0
                                    

"Acha yakin ga mau nginep lagi?" Tanya Safira dengan mata penuh pengharapan

"Sebelumnya makasih tante. Itu Acha udah di jemput sama teman Acha. Acha takut mommy nyari Acha. Soalnya kan kemaren mommy ga ada. Nanti tau tau pas mommy pulang Acha ga ada di rumah gimana? Mommy kan orangnya panikan. Acha yakin mommy nanti langsung telpon polisi" ucapan Acha membuat Safira terkekeh geli

Sedangkan di beberapa meter jarak Safira dan Acha. Ada Bimo yang tengah menatap Chiko tajam. Mereka ber2 duduk di bangku taman depan rumah besar Bimo

"apa sih. Jangan bilang lo homo" tuduh Chiko

"Goblok. Gue homo juga nyari yang lebih elit dibanding lo. Lo mah amit amit bukan selera gue" ujar Bimo seraya bergidik ngeri

"Dih. Sok kecakepan lo"

"Ga nyangka sih gue. Bisa bisanya lo ga tau sama sekali posisi Acha kemaren. Parah lo. Jangan ngaku kenal Acha lagi deh mending. Gue aja malu.  Atau ngga ganti gue aja yang jadi tetangga Acha. Ah ngga deh, Acha aja pindah kesini. Banyak kamar kosong lagian" Bimo berucap tajam kepada Chiko

"Maksud lo apaan anj*g" Chiko mencoba memendam emosinya yang menyala

Bimo meraih kerah seragam Chiko. Ya. Saat ini Chiko masih menggunakan seragam sekolahnya yang dibalut dengan jaket. Tak sempat untuk berganti dengan pakaian santai 

"Asal Lo tau. Acha bisa meninggal kalo aja gue ga telpon dia bangsat" mereka masih dengan posisi duduknya

"Gausah lebay deh lo. Mentang mentang lo kemaren nolongin Acha sekali doang, lo bertingkah seolah gue gada artinya gitu?" Chiko menghempaskan tangan Bimo yang berada di kerah seragamnya

Ia mengelus lehernya yang memerah akibat tarikan Bimo cukup kuat

"Oh. Jadi pawang yang selama ini ngejaga peliharaannya banget udah ngilang gara gara ada peliharaan baru yang lebih asik gitu ya. Lo udah ngebuat peliharaan yang lo sayang sayang itu lepas Do. Buat gue aja. Lo udah ngelepas Acha. Jadi jangan marah kalo suatu saat Acha nemu pawang yang lebih bisa ngejaga dia jauh dari pada lo" ujar Bimo dengan tatapan mengintimidasinya kepada Chiko

Chiko dengan muka memerah meraih kerah baju Bimo dengan berdiri. Mau tak mau Bimo terpaksa beridri

" Kalian mau ngapain?" Heran Acha dengan wajah polosnya

"Ohh  kitaa. Emm. Kitaa. Bantu jawab bego" Chiko berbisik kepada Bimo

Bimo menghempas tangan Chiko yang ada di kerang bajunya. Lalu merangkul leher belakang Chiko

"Kita mah. Mau. Eee. Iya. Salam perpisahan. Kan bentar lagi kalian pulang jadi ala anak anak cowo gitu" Bimo mengeratkan tangannya untuk menghimpit kepala Chiko

Chiko meringis pelan. Sepertinya manusia di sebelahnya ini ingin menyakitinya tanpa mau terlihat bersalah. Chiko juga mengaitkan satu tangannya di pundak Bimo. Mereka terlihat seperti saling merangkul tanpa tau sebenarnya ingin menyakiti satu sama lain

"Bro gue balik dulu ya" Chiko menepuk keras pundak Bimo

Bimo meringis pelan. Ia juga menepuk keras pundak Chiko

"Yoi bro hati hati" mereka melepas tangan masing masing

Chiko menggenggam tangan Acha lembut lalu ia menyalimi Safira

"Tante, pamit ya" Chiko dan Acha menaiki motor Chiko

"Acha kira Chiko lupa" ujar Acha tiba tiba saat di perjalanan. Suara Acha tenggelam oleh bisingnya kendaraan. Namun Chiko tetap mendengar akibat Acha yang mengatakan di samping telinganya

"HAH. APA CHA?" ujar Chiko setengah berteriak

"GAK. GAPAPA KOK"

*

Just BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang