duapuluhtujuh

984 41 0
                                    

"nyoh. Suratnya Robret" Firman, lelaki asal Malang berpawakan kurus berkulit sawo matang namun terbilang manis itu menyondorkan sebuah surat ber amplop

"Robert? Tumben ga masuk" tanya Radit yang notabennya ketua kelas kelas XI IPA 2 itu

"Katanya si 2 bulan" ujar Firman menjawab

"Busettt. Lama betul" Cindy , gadis berlesung, rambut lurus digerai tak lupa kacamata minusnya itu menyinyir. Ia memiliki kedudukan sebagai sekertaris 1 kelas XI IPA 2

"Udah izin ke kepsek kok. Cuma biar ga dialpa di kelas. Toh dia juga belajar make online di sana" jelas Firman

Jangan heran mengapa Firman bisa tau semuanya, status mereka yang bertetangga lah yang membuat Firman mendapat amanah memberikan surat ijin itu

"Emang Robert kemana?" Tanya Radit

"Mudik. Dah dah. Gue mau ngantin" Firman meninggalkan kelas bersama komplotannya yang telah menunggu di pintu kelas

" Wuihh. Enak ya punya kampung mudik di London. Jadi kalo mudik jauh" Radit bersiul memberikan surat ber amplop itu kepada Cindy

"Guys. Denger kabar ga si. Katanya ada murid pindahan" ucapan Susi membuat seisi kelas gempar. Kecuali Chiko, Acha, Rena dan Gilang yang tengah sibuk dengan urusan masing masing

Acha dan Chiko yang tengah memakan bekal yang dibawakan Sinta yang seharusnya untuk jam istirahat nanti. Sedangkan Rena dan Gilang yang tengah ber mesra ria. Pasangan baru

"Cewek kan cewek kan?! Fiks. Gue gebet" ucapan Rino mendapat sorakan dari seluruh kelas

"Pelan pelan dong Cha makannya" Chiko menyingkirkan sebutir nasi di pipi Acha dengan jempolnya

"Acha laper" ucap Acha menyengir tak berdosa

"Tumben ga sarapan" tanya Chiko. Saat ini Chiko tengah menopang dagunya pada tangannya. Menatap Acha dengan intens

Gadis itu tak merasakan risih atau tergangu sama sekali, sudah terbiasa dengan tatapan teduh yang diberikan pemuda itu

"Gatau ah males. Mommy tadi uda ga ada pas Acha turun, ada roti sih sama note di meja makan. Tapi ya. Tumbennnnn banget nih rumah Acha sepi. Gada yang ijin pulak. Ngeselin tau ga si" Chiko tersenyum tipis

Sempat sempatnya gadis di depannya ini mengoceh panjang lebar saat ia akan melahap nasi goreng yang telah di sendokkannya

"Nanti pulangnya Acha pengen jajan" ujar Acha

"Jajan apa?" Tanya Chiko

"Gatau. yang enak" mulut Acha kembali di penuhi dengan nasi goreng di depannya

"Lo pengen apa?" Tanya Chiko mencoba sabar

"Terserah" mulut Acha terbuka. Namun yang mengucapkan Chiko

"Ihhh" Acha mengerucutkan bibirnya

"Gaada ya yang namanya jajan terserah. Gue gamau mikir. Kalo terserah gausah jajan aja nanti" ucapan Chiko membuat Acha cemberut

"Yauda liat nanti aja" Acha menerima air mineral yang di sondorkan oleh Chiko

"Bentar lagi bel. Gue ke kelas" Chiko melihat jam tangan yang melingkar di tangannya lalu berdiri. Mengacak pelan rambut acha

"Yah. Yang. Aku ke kelas dulu. Nanti lanjutin okey?" Gilang mengeringkan matanya pada Rena

Ntah pelet apa yang di berikan Gilang kepada Rena sehingga Rena bisa sebucin itu kepada Gilang. Biasanya saja mereka selalu bertengkar kapan pun dan dimana pun

*

Suara legend terdengar. Kelas XI IPA 2 itu seketika senyap. Bel sudah 2 menit yang lalu berbunyi. Suara ketukan sepatu wali kelas mereka yang membuat seisi kelas itu hening. Guru perawakan sedikit berisi dengan rambut khasnya itu memasuki kelas

Just BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang