6 | Pagiku Cerahku

5.6K 713 17
                                    

Happy Reading

[JANGAN LUPA FOLLOW & VOMMENT❤️]

***

Diantara keenam orang yang tertidur di ruang tamu itu, orang pertama yang bangun adalah Sindu. Tubuhnya meremang saat kakinya tak sengaja menyentuh lantai yang sangat dingin. Tadi malam ternyata mereka tertidur karena dongeng yang Ainka ceritakan.

Ia menatap kelima temannya, posisi tidur mereka terlihat sangat tidak nyaman. Zevon yang tadi malam tertidur di atas, sekarang sudah berada di bawah bersandar sofa. Sedangkan Gusti dan Raja meringkuk seperti janin, mungkin mereka kedinginan karena tidak ada yang memakai selimut.

Sindu beralih menatap posisi tidur Ainka yang duduk dan kepalanya bersandarkan sofa yang di tempati Zevon. Dan–apa-apaan posisinya itu, Zevon dan Ainka saling berhadapan? Apa jadinya nanti jika kepala Ainka nanti jatuh? Ainka dan Zevon bisa ci–oh tidak akan Sindu biarkan Ainka ternodai oleh bibir Zevon.

Sindu berjalan ke arah Zevon, menarik tubuh Zevon agar menjauh dari Ainka. Ia memutar balikkan posisi tidur Zevon.

Dan ia dibuat terkejut lagi melihat posisi tidur Abi. Abi memeluk pinggang Ainka dan menyembunyikan wajahnya diperut Ainka! Benar-benar mencari kesempatan dalam kesempitan.

Sindu mendorong meja di sebelah Zevon agar ada jarak lebih luas. Menarik Abi agar melepaskan pelukannya, lalu menempatkan Abi di sebelah Zevon. Beres juga!

Ia meringis melihat posisi tidur Ainka. Namun ia lebih dulu pergi ke dalam kamar untuk mengambil selimut untuk Inka. Untuk cowok-cowok itu, biarkan saja ia tidak peduli!

Jam menunjukkan waktu subuh, lebih baik Sindu pergi mengambil air wudhu. Sindu kembali ke ruang tamu sambil membawa sarung. Ia meluruskan sarungnya lalu bersiap membangunkan teman-temannya itu.

"Bangun! Woi! Bangun!" Sindu memukulkan sarungnya pada Gusti.

Gusti bergumam membolak-balikkan tubuhnya mengerang kesal. Hampir saja ia terjatuh menimpa Ainka kalau saja Sindu tak menarik kerah baju Gusti.

"Apaan, sih, Ndu! Ganggu aja!"

"Subuh!" titah Sindu. "Eh, gak udah banyak tingkah! Lo bisa nimpa Ai!" geram Sindu.

Gusti langsung membuka matanya melirik Ainka yang tertidur di karpet. Tatapannya beralih ke Sindu sambil tersenyum jahil. "Enak dong, Ndu!"

"Jaga lambemu! Bangun!"

Setelah mereka membangunkan yang lainnya, mereka langsung sholat bersama. Dan yang menjadi imam tentu saja Sindu.

***

"Tadi malem aku ngiler nggak gaes?" tanya Gusti namun tak ditanggapi oleh teman-temannya.

"Ai, bangun! Udah pagi, nih!" teriak Raja saat berjalan turun dari tangga.

Ainka sama sekali tidak terganggu sedikit pun. Ia malah semakin nyenyak dalam tidurnya. Mungkin karena ini hari minggu jadi Ainka memilih untuk bermalas-malasan.

Tak hanya Raja, keempat cowok lainnya pun sudah berusaha untuk membangunkan Ainka, namun tidak ada yang berhasil.

"Jangan-jangan mati tuh bocah!" celetuk Gusti sambil membekap mulutnya penuh drama.

"Jaga tutur katamu Gusti!" sahut Abi yang berjalan dari arah dapur. Penampilannya sudah seperti bapak-bapak komplek. Kaos berwarna putih serta sarung berwarna hitam, ditangannya sudah ada semangkuk kacang rebus yang ia rebus tadi.

Cowok-cowok itu membiarkan Ainka menikmati tidurnya. Mereka memilih mengerjakan pekerjaan rumah, mumpung libur.

Gusti dan Zevon memilih untuk mencuci semua kendaraan mereka. Lalu Raja memilih untuk menyirami tanaman di depan. Dan Sindu menyapu dan mengepel rumah. Sedangkan Abi yang sejak tadi sudah selesai mencuci piring dan bingung untuk melakukan apa memilih menonton tv sambil menikmati umbi yang di beri tetangga tadi.

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang