12 | Drama Pagi Hari

4.3K 611 16
                                    

Happy Reading

***

Di sinilah Zevon Ruvandino sekarang, di depan sebuah apotek 24 jam yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Pagi tadi setelah adzan subuh berkumandang, Zevon rela bangun pagi hanya untuk membeli testpack. Ia ingin membuktikan apakah benar Ainka sedang mengandung. Setelah kejadian tadi malam, Zevon bahkan tidak bisa tidur sama sekali.

Setelah membeli beberapa testpack, Zevon segera menaiki motornya kembali ke rumah. Perjalanan dari apotek ke rumahnya membutuhkan waktu 30 menit. Sebenarnya ada apotek yang letaknya dekat, namun tidak buka 24 jam, dan mau tak mau Zevon harus mencarinya.

Zevon memakirkan motornya di halaman lalu berlari kecil masuk ke teras rumah.

"Dari mana lo?" tanya Raja yang sedang menyiram tanaman. Memang sekarang kegiatan yang berbau dengan tanaman menjadi hobi seorang Raja. Bahkan setiap hari ia selalu mencabuti rumput liar yang tumbuh di taman itu. Padahal kan tumbuh saja belum.

Zevon menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Raja. "Dari apotek. Ai, mana?"

Raja yang tadinya fokus pada bunga di depannya sontak langsung menolehkan kepalanya sambil mengernyitkan dahinya. "Lo seriusan nanyain Ainka jam segini? Masih pagi buta loh ini," jawab Raja.

"Jam berapa, sih?" tanya Raja yang melihat Zevon yang sedang membawa ponsel.

Zevon membuka ponselnya. "Jam 6."

Raja berdecih. "Nyariin Ai jam segini, nyariin dia tuh jam delapan ke atas pasti ada tuh di seluruh sudut ruangan. Lagian ngapain lo ke apotek pagi buta gini?"

"Cari ini," jawab Zevon singkat lalu masuk ke dalam rumah. Ia tak sabar ingin segera memastikan kebenarannya.

"AINKA!" teriak Zevon menggelegar di seluruh ruangan membuat Gusti yang sedang duduk di depan tv menoleh.

"Pagi-pagi gak usah teriak-teriak, bikin rusuh aja. Ngapain nyariin Ainka jam segini?"

Belum sempat menjawab, dari belakang Sindu yang baru masuk ke dalam rumah langsung menyambar plastik di tangan Zevon. Saat Sindu membuka plastik itu, ia langsung membulatkan matanya lebar sambil menatap Zevon.

"Lo ... lo hamilin siapa? Ngaku!" Sindu syok melihat testpack sebanyak itu.

"Hamil? Siapa yang hamil?" sahut Raja yang sudah selesai mengurusi tanamannya. Sedangkan Gusti yang duduk di depan tv membulatkan matanya lebar.

"Von, lo hamilin siapa?" desak Sindu melihat Zevon yang diam saja.

"Ai?" gumam Gusti yang bisa di dengar oleh ketiga cowok itu. Ketiganya menoleh kearah Gusti.

"Ai?!" Tanya Sindu dan Raja kompak.

"Heh! jangan ngadi-ngadi lo, mana mungkin Ai hamil. Hamil sama siapa anjir!" protes Raja tak terima.

"Cowok kemarin," gumam Gusti lagi membuat mereka langsung saling tatap. Hening beberapa detik sampai mereka langsung berlari ke kamar Ainka yang berada di atas.

Sementara Zevon masih diam di tempat sambil mengusap wajahnya. Jika Ainka beneran hamil dan cowok itu tidak mau bertanggung jawab, siapa yang harus bertanggung jawab?

"Ai!" teriak Raja sambil mengedor-gedor pintu kamar Ainka.

"AI! BANGUN WOI! AINKA!" teriak Gusti heboh.

"Kayaknya percuma deh lo gedor-gedor pintunya. Mau pintunya sampe jebol gak bakal bangun dia," ujar Sindu menyandarkan tubuhnya di pintu kamar Zevon yang berada di depan kamar Ainka.

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang