29 | Teman Bahagia

2.5K 374 19
                                    

♪ GAC - Bahagia

Taksi yang di tumpangi Ainka berhenti tepat di seberang jalan depan pagar rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taksi yang di tumpangi Ainka berhenti tepat di seberang jalan depan pagar rumahnya. Setelah membayar, Ainka langsung keluar dengan tas yang ia jadikan penutup kepalanya. Padahal juga sia-sia, akhirnya ia basah juga.

Dengan buru-buru Ainka segera berlari menyebrangi jalan. Ia segera membuka kunci pagarnya, namun tangannya terhenti saat melihat seseorang yang bukannya masuk ke dalam rumah tapi malah menari dan tertawa di bawah hujan.

Tangan yang tadi Ainka gunakan untuk menyangga tasnya, kini ia turunkan. Bibirnya tersenyum melihat itu, tiba-tiba ia ingat dengan masa kecilnya yang suka bermain hujan.

Dengan langkah pelan ia membuka gerbang itu, lalu mendekat ke arah Raja yang tertawa lebar.

"Raja ngapain hujan-hujan?!" Ainka sedikit berteriak karena suara hujan yang sangat deras ini.

"Eh, lo ngapain hujan-hujan?! Neduh! Cepet lari ke teras! Ntar masuk angin!" titah Raja sembari menggiring Ainka menuju teras. Namun, Ainka langsung membalikkan badannya menatap Raja.

"Lo juga hujan-hujan Raja!" Ainka menatap Raja lekat. "Dan gue mau ikut main air hujan!" kata Ainka sembari tersenyum lebar.

"Bener?" Ainka menganggukkan kepalanya cepat. "Tapi ntar kalo Zevon ngamuk gue nggak ikut-ikut loh." bukannya mendengarkan peringatan Raja, Ainka malah sibuk membuka sepatutnya.

"Ah, lama lo! Cepet sini kita main hujan!" serunya begitu bahagia. Ainka menarik Raja agar berdiri di tengah halaman yang ditanami rumput hijau itu. Raja menatap Ainka yang memejamkan matanya menikmati setiap tetesan air hujan. Bibir Raja seketika melengkung ke atas.

Namun, tiba-tiba seseorang ikut berteriak sambil memegang selang. "Wohoo ..." serunya.

Ainka mengusap wajahnya yang basah dengan air hujan dan menatap Gusti. "Gusti? Ngapain lo?"

"Jaipongan! Pake nanya lagi. Ya, mandi hujan lah!" sungut Gusti dengan wajah kesal. Gusti mengubah tampang kesalnya menjadi bahagia dalam sekilas waktu. Tangannya kirinya memegang selang, sementara tangan kanannya memainkan air itu.

"Ngapain diem aja?" Gusti bertanya pada Ainka dan Raja yang hanya diam menatapnya. "Ayo kita main ... air!" seru Gusti sembari mengarahkan selang air itu ke arah Ainka dan Raja membuat gadis itu memekik.

Sementara itu dari dalam rumah Abi dan Zevon keluar saat melihat Gusti, Raja, serta Ainka bermain hujan. Saat keluar dari dalam rumah wajah Abi benar-benar sangat sumringah. Berbeda dengan Zevon yang malah memasang wajah garangnya.

Abi menggosok-gosokkan kedua tangannya dan bersiap berlari menyusul ketiga temannya. Namun, saat akan berlari Zevon malah menarik baju belakangnya membuat tubuhnya mundur ke belakang.

"Naon, sih, Von! Aing hayang main ujan!" Abi berusaha melepaskan tangan Zevon yang mencengkeram bajunya erat. "Kalo mau ikut ya, ayo. Nggak usah malu-malu gitu elah." Zevon mendengus lalu melepaskan tangannya pada baju Abi kasar, membuat Abi terdorong ke depan. [Gue mau main hujan]

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang