22 | Lost Him

3.5K 564 143
                                    

♪ Denting - Fadhilah Intan

Kedua kaki jenjang Ainka melangkah pelan ke ujung dermaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua kaki jenjang Ainka melangkah pelan ke ujung dermaga. Raut wajahnya terlihat sangat sendu, matanya selalu memanas saat berada di tempat ini. Di tangannya ia membawa sebuah kamera milik Zein yang terbawa olehnya.

Ainka berdiri di ujung dermaga, menatap luasnya lautan yang sedang menari kecil. Ainka menarik napasnya berusaha menyadarkan dirinya saat sekelebat bayangan itu akan muncul. Ainka menunduk, bayangannya memantul di perairan tempat ia berdiri.

Kemudian Ainka mendudukkan dirinya di ujung dermaga itu. Ibu jarinya bergerak mengusap kamera di tangannya. Kali ini, biarkan ia menikmati kenangan itu sebelum ia benar-benar melepaskannya.

Saat melihat slide pertama di kamera itu, senyum tipis terbit di wajahnya. Ia ingat sekali waktu itu, saat pertama kali mereka pergi ke pantai ini. Ainka yang tidak mau bermain air malah dipaksa Zein untuk ke tengah.

"Gembel banget gue," gumam Ainka saat melihat dirinya yang terlihat sangat awut-awutan di foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gembel banget gue," gumam Ainka saat melihat dirinya yang terlihat sangat awut-awutan di foto itu.

Kilas balik seketika menggerayangi memori Ainka. Bersama Zein di pantai adalah kenangan tersendiri bagi Ainka. Ada air hangat di bola matanya yang membuat pandangannya memburam. Dengan segera Ainka mengusap cairan bening itu dengan punggung tangannya.

Apalagi saat di sana ada sebuah video yang tidak sengaja merekam percakapan mereka berdua. Di video itu keduanya tengah duduk di tengah dermaga dengan Ainka yang fokus ke arah ponsel Zein di tangannya. Sedangkan Zein berbaring dengan kedua tangannya dijadikan bantalan, menatap burung camar yang terbang di atasnya.

"Ini karang giginya dibuang kemana?" tanya Ainka ketika di layar ponsel Zein menampilkan seorang dokter gigi yang sedang membersihkan karang gigi.

"Biasanya disumbangin ke laut. Biar jadi terumbu karang," jawab Zein datar.

Ainka menatap Zein kesal. Lalu memukul dada Zein kecil. "Apa, sih, Zein! Nggak jelas!" Zein hanya tertawa renyah dengan suara seraknya.

Air mata Ainka mulai meluruh. Isak Ainka kian jelas. Dia menelungkupkan wajahnya di antara kedua kakinya yang di tekuk. Tubuh Ainka bergetar, mengadu pada Zein pun tidak bisa, dia tidak ada di sini.

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang