15 | Pasar

4.2K 552 21
                                    

Zevon bangkit dari duduknya sambil menarik Ainka beberapa saat setelah bus yang mereka tumpangi berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zevon bangkit dari duduknya sambil menarik Ainka beberapa saat setelah bus yang mereka tumpangi berhenti. Wajah kesal yang sejak tadi terpasang di wajah Ainka, bahkan masih terpatri di wajah cantiknya. Lain halnya dengan Zevon yang malah wajahnya terlihat sangat sumringah sejak di dalam bus tadi.

Bagaimana tidak kesal, bahkan di dalam bus pun Zevon masih bisa-bisanya genit dengan Ainka. Entah apa yang terjadi akhir-akhir ini saat Ainka tidak pulang ke rumah. Apakah Ainka terlewatkan suatu hal? Apalagi dengan sikap Zevon yang berubah menjadi mengkhawatirkan seperti ini membuat Ainka tidak habis thinking.

Begitu naik ke dalam bus yang sangat sesak, Ainka langsung mencari tempat yang sedikit longgar untuk ia berdiri, kursi untuk duduk pun tidak ada yang kosong satupun. Ia menoleh begitu merasakan seseorang berdiri di sebelahnya, ternyata itu adalah Zevon. Cowok itu menunduk menatap Ainka yang berada di sebelahnya.

"Kenapa?" Ainka menggeleng lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela.

Saat sedang diam menikmati pemandangan jalanan, tubuh Ainka langsung menegang begitu merasakan tangan berotot melingkari perutnya. Ia langsung beringsut mendekat kearah Zevon sambil mencengkeram kemeja putih yang dipakai Zevon.

Ainka mendongak menatap Zevon yang juga menatapnya sambil mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya, 'kenapa?'

Ainka wajah Zevon dan tangan yang melingkar di perutnya bergantian. Ia kira itu tadi adalah tangan orang lain, ternyata tangan setan di sebelahnya. Ainka kembali menatap Zevon dengan raut wajah kesal sambil menjauhkan tangan Zevon dari perutnya.

Namun bukannya lepas, tangan lelaki itu malah semakin erat. "Von ..." desis Ainka geram.

"Kenapa, sih?" tanya lelaki itu sok bego.

"Tangan lo, malu di lihat orang."

"Ssttt ... diem. Biar lo nggak jatoh," ujarnya santai.

"Mata lo burem? Tangan gue bisa pegangan ini Zevon." Ainka menunjuk pegangan yang berada di bus.

"Ya jaga-jaga, siapa tau—"

Cup

Secara mendadak bus berhenti secara tiba-tiba membuat semua orang yang berada dalam bus protes. Berbeda dengan kedua orang yang masih diam saling menatap. Ainka menatap Zevon dengan mata melotot horor. Sedangkan Zevon mengerjapkan matanya terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Zevon mencium kening Ainka.

Ainka langsung menjauhkan tubuhnya dari Zevon dan sedikit menjauh dari lelaki itu. Tidak bisa dibiarkan, Zevon benar-benar meresahkan. Sepertinya Ainka nanti harus segera membawa Zevon berobat kepada Gusti untuk memastikan keadaan mental Zevon. Ini sudah sangat mengkhawatirkan. Eh, tapi kan Gusti mentalnya lebih parah dari Zevon? Ya Tuhan, Ainka kudu ottoke.

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang