♪ Jaz - Dari Mata
Saat ini Ainka sedang ngadem di masjid kampus setelah sholat dzuhur tadi. Ia tak langsung kembali ke kelas karena mata kuliah siang ini masih di mulai setengah jam lagi, jadi lebih baik Ainka duduk santai saja di lantai masjid yang adem ini. Kan hatinya jadi ikut adem kalo melihat cogan sholat.
Sejuk semilir angin membuat Ainka yang bersandar pada pilar pelataran masjid menutup matanya. Terpaan angin yang membuat rambutnya menari serta wajahnya yang tadi terkena air wudhu terasa sangat sejuk sekali.
Dan saat Ainka membuka matanya, tak sengaja matanya melihat seorang cowok yang sepertinya ia kenal. Ia menyipitkan matanya menatap cowok itu dengan seksama. Melihatnya dari jauh sampai cowok itu selesai wudhu. Ketika cowok itu membalikkan tubuhnya sambil menyugar rambutnya yang basah, Ainka benar-benar ingin langsung memanggil penghulu agar langsung menghalalkannya dengan cowok itu. Benar kata para cewek. Cowok yang baru selesai wudhu itu damage-nya nggak ngotak.
Matanya terus mengikuti setiap pergerakan cowok itu, seiring seulas senyum terbit di wajahnya. Punggung tegap laki-laki itu benar-benar membuat Ainka mengkhayal begitu jauh. Sampai-sampai tak menyadari jika laki-laki itu sudah selesai dan kini berjalan kearahnya.
"Hai," sapa Zein membuat Ainka mengerjap kaget. "Lo kuliah di sini juga?" tanyanya.
Ainka menatap sekelilingnya lalu berdiri dari duduknya sambil berkata, "iya. Lo juga kuliah di sini? Jurusan apa?"
Zein mengacak rambutnya yang basah sembari meliarkan pandangannya ke sekeliling lingkungan masjid yang terasa begitu asri. Pohon-pohon rimbun yang berada di sekeliling masjid bersuara merdu seiring angin meniupkan udaranya.
"Sambil jalan ke sana aja, yuk! Nggak enak kalo ngobrol di masjid," ajak Zein, Ainka mengangguk mengiyakan.
Tak pernah Ainka sangka ia akan bertemu dengan Zein lagi setelah sekian lama cowok itu hilang tidak ada kabar. Ia pikir, dirinya akan berakhir di ghosting. Dan kini ia tak menyangka bisa bertemu dengan cowok itu di kampusnya.
"Setelah sekian lama gue kuliah di sini dan kita ketemu beberapa kali, gue baru tau ternyata lo kuliah di sini juga." Zein menggelengkan kepalanya tak menyangka.
Memang sejak ajakan malam mingguan Zein waktu itu, cowok itu jadi sering nongkrong di kafe Inka. Namun ia tak tau jika kafe itu milik Ainka, yang ia tau hanya Ainka bekerja di situ sebagai barista. Jika bertemu, mereka juga hanya berbicara sebentar karena Zein sedang bersama dengan teman-temannya membuat Ainka sungkan jika mengajak Zein mengobrol lama.
Saat ini Ainka dan Zein berakhir duduk di warung makan samping kampus. Ainka yang tiba-tiba merasa lapar memutuskan untuk memesan indomie kuah yang terlihat sangat menggoda di matanya. Sedangkan Zein memilih nasi rames dan satu gelas es teh.
"Anak Ebis, ya? Semester berapa?"
"Jurusan Manajemen semester tiga." Ainka meneguk es jeruknya, mencoba mengalihkan perhatian dari tatapan mata Zein. "Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-Mate
Ficção AdolescenteBagaimana perasaanmu jika tinggal bersama lima orang cowok dalam satu rumah, dan kamu adalah cewek satu-satunya? Takut? Sedih? Atau malah bahagia karena tinggal bersama dengan cowok ganteng? Ainka Atlana terpaksa harus tinggal bersama kelima cowok...