♪ Jaz - Berdua Bersama
Di sofa panjang depan tv seorang gadis cantik sedang berbaring telungkup dengan tangan yang menjuntai ke lantai sembari menggenggam ponsel di tangannya. Matanya sayup-sayup mulai tertutup, namun sepersekian detik matanya kembali membuka saat suara tv kadang mengejutkannya. Tv di depannya ia biarkan menyala dan terus bersuara seolah itu adalah dongeng pengantar tidur.
Ainka menguap, lalu kembali memejamkan matanya yang sudah terasa berat sekali. Kini gadis itu sudah benar-benar nyaman dengan posisi satu tangan yang ia jadikan bantal. Rumah yang begitu tenang tidak ada suara siapa pun, cuaca di luar yang tidak panas dan juga tidak begitu dingin, ditambah angin sepoi-sepoi yang membuat suara pohon di luar begitu mendamaikan tidur Ainka.
Namun, sayang. Suara ketukan pintu dari luar yang cukup keras dan begitu bar-bar membuat Ainka langsung terpanjat. Ia mendongakkan kepalanya menatap ke sekeliling ruangan itu dengan pandangan linglung. Lalu ia kembali menenggelamkan kepalanya sambil menguap lebar. Ainka mendengus kesal ketika suara ketukan itu semakin memekakkan telinganya. Ia bergumam kesal dan kaki yang ia gerakkan dengan frustasi. Dengan mata yang masih tertutup, ia langsung berteriak keras.
"Sindu!"
Tak ada sahutan.
"Sindu ada tamu!" Ainka merengek kesal.
Masih tidak ada sahutan, membuat Ainka mengerang kesal. Ainka mengilat meregangkan otot-ototnya, memberikan efek yang sangat nikmat pada tubuhnya. Ia melebarkan kedua matanya menggunakan jari jempol dan jari telunjuknya. Terdiam sebentar untuk mengumpulkan nyawa-nyawanya yang masih tersisa setengah sembari menggaruk telinganya yang terasa gatal. Ia beranjak dan berjalan menuju pintu utama dengan tangan yang masih sibuk menggaruk punggungnya.
Pintu berwarna cokelat itu ia buka, membuat cahaya dari luar menyilaukan matanya. Matanya menyipit lalu mulutnya menguap lebar yang segera ia tutup dengan tangannya. Ainka bersandar pada pintu, menatap orang di depannya yang telah mengacaukan rencana tidurnya dengan mata yang berair karena beberapa kali menguap.
"Kuping tuh di pake! Kalo ada tamu tuh langsung bukain pintu. Anak perawan jam segini bukannya kuliah malah tidur, udah pinter cari duit sendiri jadi nggak mau sekolah lagi? Mau langsung nikah, iya? Siapa yang mau sama cewek yang kerjaannya tidur mulu? Astaga Ai--"
Omelan itu berasal dari mulut Awan yang berdiri di depan teras bersama Orbit yang berada di gendongannya. Satu tangannya berada di telinga Ainka menarik telinga itu kencang membuat Ainka memekik kesakitan.
"INI HARI MINGGU WOI!" Ainka ngegas.
"Udah, Abang! Sakit loh ini," rengek Ainka meminta di lepaskan. Mata Awan terus menatap Ainka tajam, kemudian ia menjauhkan tangannya dari telinga Ainka. "Astaga kuping gue ... " ringis Ainka sambil mengusap-usap telinganya.
"Mau ngapain, sih?" ketus Ainka juga menatap Awan sengit.
Baru saja Awan ingin membuka mulutnya berniat menjawab Ainka, suara seseorang membuat Awan mengatupkan mulutnya kembali. Ainka tidak menggubris lagi, ia masih sibuk meringis sambil terus mengusap telinganya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost-Mate
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika tinggal bersama lima orang cowok dalam satu rumah, dan kamu adalah cewek satu-satunya? Takut? Sedih? Atau malah bahagia karena tinggal bersama dengan cowok ganteng? Ainka Atlana terpaksa harus tinggal bersama kelima cowok...