3 | Jatuh Hati?

7.1K 790 13
                                    

Happy Reading🐛

***

Banyak kejadian buruk yang terjadi seminggu ini. Mulai dari urusan kuliah sampai datangnya penghuni baru, lagi, di kostan Ainka. Dua Minggu setelah beradaptasi dengan kedua cowok itu mental Ainka mungkin sedikit breakdance. Bagaimana tidak jika yang tadinya rumah itu adem ayem, begitu kedatangan Gusti berubah menjadi seperti hutan. Setiap hari ada saja tingkah tidak masuk akal anak itu.

Berbeda dengan Sindu, alhamdulilah anak itu sedikit kalem menurut Ainka. Dan sedikit meringankan beban Ainka. Setiap pagi di meja makan pasti sudah tersedia makanan. Dan itu pastinya membuat Ainka sangat bahagia, karena ia adalah pemakan segala jenis makanan.

Namun, ada lagi yang membuatnya jengkel. Tepat di minggu ketiga ia kedatangan lagi penghuni baru. Seorang cowok yang menurutnya sangat manis. Cowok bertubuh jangkung dan memiliki mata yang lumayan tajam, serta sepasang alis yang tebal membuat Inka sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Dan cowok ini memiliki kebiasaan yaitu tersenyum. Ah, kan Ainka jadi senang. Namanya Rajawali Prabandaru. Mahasiswa Hukum semester 3.

Beberapa hari setelah kedatangan Raja. Ainka sepertinya benar-benar harus dilarikan ke rumah sakit. Jika kemarin diabetes, mungkin sekarang serangan jantung. Ia kedatangan lagi penghuni baru yang memperkenalkan dirinya sebagai Abibayu Yanugraha. Mahasiswa Kedokteran Hewan semester 3. Memiliki tinggi badan seperti cowok pada umumnya, serta kulit yang sedikit agak gelap, dan tak lupa kumis tipis yang tumbuh di wajahnya. Hobinya adalah Photography dan selalu membawa kamera DSLR yang selalu ia gantung di lehernya.

Mereka berempat berhasil membuat Ainka mengumpat dalam hati setiap harinya. Untung saja di rumah ini terdapat banyak kamar, kalau tidak mungkin sudah Ainka suruh tidur di gudang.

"In, mau kerja kelompok dimana?" celetuk Meta, teman kelompoknya, tiba-tiba membuat lamunan Ainka buyar.

Ainka langsung menoleh. "Gue ikut aja," jawabnya.

"Di rumah lo aja, In!" timpal Nada antusias.

"Dih, enggak! Gue udah tau akal buluk lo ini, ya." Ainka menoyor kepala Nada.

Nada mencebik. "Akal bulus kali, ah! Ayolah, In, anggep aja sedekah serbuk berlian," ujar Nada menyengir lebar. Serbuk berlian yang Nada maksud adalah cowok-cowok ganteng di rumah Ainka.

"Ogah! Itu investasi masa depan gue! Jadi harus gue jaga baik-baik. Ada calon-calon bibit unggul tuh di sana." sontak Ainka tertawa kencang sampai menarik perhatian teman-teman sekelasnya.

Nada mencibir. "Dih, cakep lo?"

"Lah? Emang gue cakep anjir, katarak mata lo, ya?" Ainka tertawa terbahak-bahak lagi.

"WOI!" tiba-tiba sebuah suara berat terdengar dari belakang. Sontak semua langsung menatap Saka–temannya yang baru saja bersuara–sambil memelototi Ainka.

Ainka yang ditatap seperti itu langsung meringis. "Sori, Ka. Nggak lagi deh," ucap Ainka sambil memutar tubuhnya ke depan lagi. "Dasar bisanya iri dan dengki," desis Ainka.

"Eh, jadinya dimana ini?" tanya Ainka mengalihkan perhatian teman-temannya. "Di rumah Jefri aja udah," sambungnya.

"Halah bilang aja lo mau pdkt sama Mama mertua," ledek Meta.

"Cieee ... lulus kuliah dapet undangan, nih!" Nada menggoda Ainka sambil merangkul pundaknya.

"Apa, sih! Gue tuh usul! Gue juga nggak ada apa-apa sama Jefri!" bantah Ainka sambil melepas rangkulan Nada.

"Tuh, Jef, kode," ucap Arga sambil mendelik menatap Jefri. Sedangkan Jefri yang digoda habis-habisan hanya diam tak berkomentar apa-apa.

"Gue masih heran, kenapa sih pada jodoh-jodohin Ainka sama Jefri?" tanya Melody.

Kost-MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang