Pertemuan Pertama

150 34 5
                                    

Park Jimin memarkirkan mobilnya di depan rumah Saehee. Ia mengambil beberapa barang dari bagasi mobil; buah-buahan, daging sapi Korea yang sangat mahal, juga sebuah robot vacuum cleaner yang ia beli kemarin sebelum pulang ke Busan. Senyum nya sangat cerah, bahkan hampir mengalahkan cerahnya matahari yang tampak redup siang itu. Jimin dengan tampilan super rapi dengan setelan mantel dan pakaian semi formal yang membutuhkan waktu 2 jam untuk memilihnya dari lemari.
Jimin berdiri di depan pintu. Ia berdehem beberapa kali, mencoba menetralkan kegugupannya. Tangannya memencet bel beberapa kali, menunggu sang penghuni rumah keluar. Tangan Jimin tak hentinya gemetar karena untuk pertama kalinya dalam hidup ia menemui orangtua dari gadis yang ia kencani. Saat dulu Jimin berkencan dengan gadis itu, ia tak pernah merasa segugup ini karena orangtua mereka berteman sejak lama. Jimin dan gadis itu sama-sama saling mengenal keluarga dan orangtua masing-masing sehingga kabar pengkhianatan gadis yang tak ingin ia sebut namanya itu cukup menggemparkan keluarga besar kedua belah pihak.

Ayah Saehee membukakan pintu, lalu menatap pria asing dihadapannya dengan tatapan menelisik.

“Annyeonghaseyo, saya Park Jimin, pacar Saehee,” ucap Jimin sambil membungkuk dengan sopan.

Wajah ayah Saehee masih tampak bingung, lalu dengan cepat mengundang Jimin untuk masuk kedalam. Ia masih kebingungan dengan sosok Jimin. Saehee tak mengatakan apapun tentang kedatangan pacarnya kepada ayah dan ibunya. Gadis itu bahkan belum bangun dari tidurnya setelah menghabiskan malam dengan teman-temannya semalam dan pulang dengan keadaan mabuk berat.

Jimin duduk di ruang tamu. Tak lupa, ia memberikan buah tangan yang ia bawa kepada pria paruh baya itu. Ayah Saehee terlihat sumringah melihat buah-buahan dan daging mahal pemberian Jimin.

“Aigoo, tidak perlu repot-repot,” kata ayah Saehee sambil menerima barang-barang itu dari tangan Jimin.

“Tidak, sama sekali tidak merepotkan kok.”

“Yeoboooooo!” teriak ayah Saehee memanggil istrinya yang masih asik merawat tanaman hiasnya di halaman belakang. “Yeoboooo!” Panggilnya lagi saat sang istri tak kunjung muncul.

Ibu Saehee berjalan tergesa-gesa menuju ruang tamu. Wajahnya sedikit terkejut melihat ada tamu yang datang dan juga barang-barang bawaan sang tamu yang sudah beralih ke tangan suaminya.

“Annyeonghaseyo, saya Park Jimin, pacarnya Kang Saehee,” sapa Jimin sambil membungkuk.

Ibu Saehee ikut membungkuk sopan. Ia tak menyadari masih ada sekop kecil dan sarung tangan lengkap di kedua tangannya.

“Saehee … masih belum bangun. Ia pulang sangat larut semalam setelah menghadiri acara reuni bersama teman-teman SMA nya.” Ibu Saehee melepaskan sarung tangannya dan meletakkan sekop kecil dengan beberapa butir tanah yang masih menempel di atas meja. Ia duduk disamping suaminya, masih dengan raut kebingungan. Matanya kemudian tertuju kepada buah tangan sang pria yang sudah di susun dengan rapi diatas meja ruangtamu oleh suaminya.

“Reuni?” tanya Jimin  bingung. Saehee tak bercerita apapun mengenai reuni dengan teman SMA nya.

“Iya. Saehee pergi ke acara reuni tadi malam. Dia tidak bilang padamu?” tanya ayah Saehee.

“Tidak. Mungkin dia lupa mengabariku.” Senyum Jimin mengembang di akhir kalimat.

“Aku akan membuatkan minum untuk tamu kita,” kata ibu Saehee sambil beranjak dari duduknya.

“Jadi, kau dan putriku berkencan? Ah, dia tidak pernah mengatakan apapun tentang pria dan kencan kepadaku.” Ayah Saehee membuka percakapan setelah beberapa menit keduanya hanyut dalam keheningan. Ia bisa dengan mudah menangkap gerak-gerik kegugupan dari Jimin. Tangannya terus saja saling bertaut dan memainkan jari-jarinya. Begitu pula dengan senyum kikuk yang coba Jimin kembangkan setiap kali melihat ayah Saehee.

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang