Hati Memang Rumit

114 29 2
                                    

Setelah 30 menit, mereka tiba di Bandara Internasional Incheon. Somi segera keluar dari mobilnya yang disusul Saehee dengan wajah kebingungan. Seorang wanita dan seorang pria berpakaian formal langsung menyambut keduanya. Mereka meminta Somi dan Saehee untuk mengikuti mereka ke pesawat.

"Tunggu tunggu, kita mau kemana? Jimin Oppa bilang pemotretannya di Seoul," tanya Saehee dengan panik. Somi yang beberapa langkah di depan Saehee langsung berhenti dan membalikkan tubuhnya. Wajahnya terlihat bingung, lalu tiba-tiba ia menyunggingkan senyum lebar di wajahnya.

"Itu ... calon suamimu sedang di Busan sekarang. Ia memintaku untuk membawamu kesana. Dan ... pemotretan katamu? Ya, dia juga bilang itu akan dilakukan di Busan. Jangan khawatir. Kau ada bersama orang yang tepat," kata somi dengan percaya dirinya.

Saehee mengangguk pasrah dan mengikuti Somi beserta dua orang tak dikenal itu ke pesawat. Mereka langsung mengarahkan Somi dan Saehee ke kabin first class dan menunjukkan tempat duduk keduanya. Saehee sibuk mengagumi suasana pesawat first class yang baru kali ini ia lihat. Matanya masih sibuk melihat kesana-kemari, mengagumi kemewahan maskapai ini.

"Indah, bukan?" tanya Somi.

Saehee mengangguk antusias. "Jadi, kita akan terbang ke Busan?"

Somi yang sedang mengesap champagne nya hanya mengangguk.

"Dia tak bilang apapun soal Busan. Keterlaluan. Bahkan soal yang satu inipun ia tak mau mendiskusikannya dengan ku," guman Saehee sambil menatap keluar jendela kecil disampingnya.

"Omong-omong, Kang Saehee-ssi," Saehee yang merasa namanya di sebut segera menoleh. Ia menatap gadis itu yang sekali lagi membuat matanya sangat betah memandangi wajah cantik bak malaikat di hadapannya itu. "Kau sangat cantik. Sekarang aku sadar, kenapa ia sangat mencintaimu dan sulit melepaskanmu," puji Somi.

Saehee yang mendengarkannya segera tersipu malu. Ia masih tak terbiasa dengan pujian tentang dirinya, apalagi yang memujinya adalah gadis bak boneka hidup seperti Somi.

"Ah, terimakasih banyak. Somi-ssi juga sangat cantik, persis seperti boneka," ucap Saehee sambil menutupi senyum super lebar di wajahnya dengan telapak tangan.

Somi ikut tersenyum. "Kurasa kita akan cocok dan bisa menjadi teman akrab."

"Sungguh? Aku tak punya banyak teman, jadi, kurasa menambah satu teman adalah hal yang baik."

Somi meneguk champagne nya lagi, lalu terdiam sejenak. "Beristirahatlah. Kita akan tiba di Busan satu jam lagi. Kau pasti lelah setelah jadwal kuliahmu tadi."

Saehee hanya mengangguk antusias. Senyuman itu juga masih belum lepas dari wajahnya. Busan, ia akan pulang ke Busan. Setidaknya ia bisa mengunjungi orangtuanya hari ini.

*

Mereka tiba di Busan setelah satu jam perjalanan dengan pesawat. Saehee dan Somi langsung disambut oleh orang-orang berpakaian formal di bandara yang segera mengarahkan mereka ke mobil. Somi dan Saehee duduk di belakang sedangkan seorang pria paruh baya mengemudi didepan. Sebuah mobil sedan berwarna hitam yang di tumpangi oleh orang-orang yang ditemui dibandara tadi juga mengikuti mereka dari belakang. Saehee merasa seperti sedang menjadi seorang putri atau orang penting yang harus dikawal dan diberikan fasilitas mewah seperti ini.

"Saehee-ssi," panggil Somi.

"Iya."

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Apakah kau mencintai calon suamimu?"

Saehee tersenyum, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tapi, ia juga tak mampu untuk berbohong dan mengatakan bahwa ia mencintai Jimin. Bibirnya terasa terkunci. Setiap kali pertanyaan yang sama muncul dibenaknya, sosok yang selalu ada di kepalanya hanyalah Jeon Jungkook. Hatinya masih enggan melepaskan bayang-bayang pria itu, bahkan setelah bertahun-tahun dan menjalani waktu tanpa sosoknya, Jungkook selalu menemukan jalannya untuk kembali ke hati Saehee. Entah kenapa, tapi sepertinya hati Saehee mutlak milik Jeon Jungkook seorang.

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang