15. EFEK MAGIC

4.5K 787 30
                                    

Hallo 🤗

Happy reading 💜


Hari ini sudah malam, tetapi Andre sama Tresa masih di luar. Mereka dari tadi sibuk berdiskusi tentang syarat yang harus di jalankan oleh Andre.

"Menurut lo syarat dari si Mbah itu terlalu berat gak sih? Masa gue gak boleh bersentuhan dengan cowok? Ma..maksud gue bukan itu tapi cewek ini kan punya kakak cowok jadi menurut gue syarat itu terlalu mustahil gitu." ucap Andre.

"Iya sih tapi mendingan lo jalani aja dulu toh cuma dua hari kan syaratnya? Daripada lo nanti terjebak di tubuh cewek ini selamanya, lo mau?" jawab Tresa bertanya.

"Amit-amit dah! Gue mau balik ke tubuh asli gue." jawab Andre.

"Yaudah kalau gitu lo harus nuruti syarat itu. Cuma dua hari doang kok." ucap Tresa.

"Btw lo gak ada harapan buat ngasih duit sama gue kek? Dua ratus rebu aja gitu buat bayar spp." ucap Tresa.

"Gue gak punya hak dari duit si cewek ini, lagian kalau gue beri lo pake duit ini? Sama aja dong gue nyuri." jawab Andre.

"Ya enggaklah! Itu duit juga udah hak lo." ucap Tresa.

Andre mengengok kesamping melihat wajah Tresa yang sudah tersenyum jail, melihat itu Andre juga ikutan tersenyum.

"Bisa aja nih si gagang pintu ngerayu nya." batin Andre.

"Cepe juga gak apa-apa Dre." ucap Tresa berbisik.

"Sekali gue bilang jangan ya jangan! Udah ah gue mau balik udah malem!" ucap Andre sembari berdiri dari duduknya.

"Seratus aja Dre, gue mau jajan." ucap Tresa menggerutu.

"Kagak boleh!" jawab Andre tegas.

"Gocap aja deh."

"Mau gopek juga gua gak bakal beri."

"Berapa aja deh seikhlasnya, tapi minimal seratus."

"Gopek gimana?"

"Mati aja lo sono!" ucap Tresa langsung menubruk bahu Andre, setelahnya ia berjalan kedepan mendahului Andre.

***

Andre menyelinap masuk pekarangan rumahnya diam-diam, hari ini sudah larut malam mungkin sudah sekitaran jam 12. Kalau bagi laki-laki jam segitu masih bisa di maafkan tetapi kalau untuk perempuan hal itu patut di pertanyakan.

"Tumben kagak ada penjaga? Lagi libur ya?" tanya Andre sembari meneliti setiap sudut halaman.

"Gue bakal ketahuan pulang malem gak ya?" ucap Andre menatap depan rumahnya yang terlihat megah.

"Woah! Mana rumahnya kayak rumah pejabat lagi susah gue naiknya, by the way tuh si pak Agus motong duit bansos gak? Semoga aja nggak ya pak kasihan sama mereka yang kelaparan." Gumam Andre lagi.

Andre berlari kecil menuju belakang rumahnya atau lebih tepatnya arah kamarnya, saat sedang berlari memasuki taman belakang, ia di kejutkan dengan seseorang yang sedang bersimpuh asap di mulutnya. Terlihat orang itu adalah Regal musuh bebuyutan Andre sedang menghisap vapenya.

"Oh shit! Si bebegig ngapain di sana? Pake sok-sokan ngevape lagi. Ck! Dasar!" gerutu Andre sembari berjongkok supaya tidak ketahuan.

Andre melanjutkan perjalanan dengan cara jalan bebek di balik tanaman yang bisa terbilang cukup tinggi. Lalu ia melihat keatas, pikirannya seketika ngeblank saat melihat empat ruangan yang sama, dengan gorden yang sama dan pencahayaan lampu yang sama, ruangan itu adalah kamarnya dan kamar ketiga saudaranya.

Transmigrasi kamvretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang