Hallo 🤗
Happy reading 💜
Sepulang dari danau tadi Tresa langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Memikirkan kenapa sikap kakaknya yang bisa terbilang aneh dan sensitif.
"Kenapa tadi sikap si Andre aneh ya? Bukannya gue udah biasa ngomong lo-gue sama dia?"
"Dan juga kapan si Andre punya usaha kafe? Setahu gue dia cuma seorang barista." gumam Tresa makin berpikir aneh.
"Apa mungkin itu gabungan dari reaksi si Strala? Makanya dia jadi sensitif? Atau mungkin itu efek karena Andre mau kembali lagi ke tubuh aslinya?"
"Ah kenapa gue jadi kepikiran masalah si Andre sih?"
"Eh tapi si Andre masih inget gak sih kalau dia gak boleh bersentuhan dengan cowok?" kali ini Tresa terbangun dari rebahannya.
"Semoga aja dia gak lupa." Tresa melanjutkan lagi acara rebahannya.
***
Andre mengusap-usap pergelangan tangannya yang terasa sakit malahan tangannya sudah berwarna merah karena cekalan Baron terlalu kuat.
Andre belum menyadari kalau dirinya tidak boleh bersentuhan dengan cowok, sampai saat ini juga ia belum menyadari.
"Tangan lo sakit? Coba gue lihat." tanya Baron sembari menarik tangan gadis itu namun sedikit itu Andre langsung melepaskan tangannya paksa.
"Dari tadi lo pegang-pegang mulu? Apa lo cowok berotak mesum hah? Udah gak waras lo." gerutu Andre mencibir.
"Gue cuma mau lihat tangan lo terluka atau nggak, gitu doang gak ada maksud apa-apa." jawab Baron.
"Tetep aja lo gak boleh pegang tangan gue." ucap Andre sinis.
Baron mendecak mendengar ucapan gadis itu, tanpa berkata-kata apa-apa lagi ia melanjutkan kembali acara makannya.
Bener-bener kali ini harga dirinya sebagai kapten basket merasa di rendahkan oleh seorang wanita. Sebelumnya ia tidak pernah di perlakukan seperti ini terutama oleh kaum hawa.
Penghinaan!
Andre menatap kembali tangannya yang terasa sakit, kenapa tenaga cowok itu sangat besar? Apa mungkin karena ia pemain basket? Pikir Andre.
"Gue bela-belain gak latihan basket cuma buat makan bareng sama lo, tapi lo gak ngehargai gue sedikitpun! Lo cewek paling nyebelin yang pernah gue temui." ucap Baron menunjuk Andre menggunakan sendoknya.
Andre menyeringit. "Lah bro? Lo yang maksa gue kenapa gue yang di salahin? Itu salah lo sendiri!" ujar Andre tidak terima.
"Tetep aja, apa salahnya sih tinggal ngehargai doang?" ujar Baron ngeyel.
"Lo mau gue hargai berapa emang? Seratus ribu? Kemahalan cuk." tutur Andre memalingkan wajahnya kesamping.
Baron mencoba menetralkan wajahnya yang terlihat kesal, namun tetap saja bukan ia orang yang mudah menyerah begitu saja apalagi ini sudah menyangkut harga diri, Baron tidak akan diam begitu saja.
Baron terus menatap mata gadis yang ada di depannya, tanpa ada raut kesal ataupun ramah hanya pandangan datar namun terkesan dingin.
Andre yang merasakan itu, langsung di buat gugup sekaligus heran. Ia melirik kanan kiri memastikan kalau lelaki yang ada di hadapannya bener-bener sedang menatapnya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kamvret
FantasiOn going Bagaimana jadinya jika Andre si cowok bobrok nan playboy cap badak itu bertransmigrasi ke tubuh seorang cewek yang sudah berimage buruk di mata semua orang, di tambah lagi ia sering di juluki nenek lampir karena sikapnya yang suka membully...