38. MARAH BESAR

2.9K 558 102
                                    

Hallo 🤗

happy reading 💜

Regal berjalan kesal menuju halaman rumahnya saat ini mood nya benar-benar buruk karena Tresa yang tiba-tiba menghilang. Bukan apa-apa tapi ia hanya tidak bisa menahan rindu untuk bertemu gadis itu, mungkin baru beberapa hari ia melihat Tresa tapi entah kenapa Regal merasa kalau dirinya sudah lama kenal.

Kakinya berjalan menuju taman belakang tempat rahasia kalau ia masuk kamar. Saat sedang berjalan ia di kejutkan dengan seseorang yang sedang berdiri di depannya.

"Tresa?" batin Regal.

"L-lo? Ngapain di sini?" tanya Tresa memundurkan langkahnya. Hatinya tiba-tiba tidak tenang takut kalau doanya terkabul.

"Lo yang ngapain di rumah gue?" jawab Regal balik bertanya.

"I-ini rumah lo? Jadi Starla itu adik lo gitu?" tanya Tresa bingung.

"Baru tahu?" Tresa menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Namun di hatinya ada sedikit perasaan lega saat mengetahui kalau sebenarnya Starla itu hanya sebatas adik-kakak tidak lebih.

"Iya gue baru tahu, gue kira lo itu pacar Starla." jawab Tresa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau gitu gue permisi mau masuk ke dalam dulu." belum sempat Tresa meninggalkan tempat itu Regal sudah menahan tangannya.

"Kok buru-buru? Ini masih sore gak di sini dulu?" ujar Regal.

Tidak, Sebenarnya Regal baru saja bertemu dengan gadis itu dan ia masih ingin lebih lama bersamanya meskipun sekedar ngobrol omong kosong.

"Enggak, ini udah malem takut besok telat bangunnya lagian gue masih ngerasa bersalah sama lo soal baju yang pernah gue robek dulu." jawab Tresa.

"Kalau lo ngerasa bersalah temeni gue sebentar di sini." ucap Regal lagi-lagi mencari kesempatan.

"Hah? Kalau aku nolak bisa gak?" ujar Tresa takut kalau Andre tahu bisa panjang urusannya.

"Gue gak terima penolakan." jawab Regal santai.

Karena Regal terus memaksa dan hampir mengancamnya akhirnya mau tak mau Tresa harus menuruti keinginannya.

"Udah dari tadi sini?" tanya Regal menyenderkan punggungnya ke kursi taman.

Tresa menggeleng. "Mungkin baru beberapa jam yang lalu gue ke taman ini." jawab Tresa.

Regal menghela nafas berat, bukan itu maksudnya melainkan sudah berapa lama ia berada di rumahnya. "Maksudnya lo udah dari tadi ada di rumah gue." ujarnya menjelaskan.

"Oh kalau itu udah dari tadi sekitar jam lima sore gue udah di sini." jawab Tresa.

Lihat, binatang malam hari ini indah ya? Seperti melihat wajah kamu yang selalu bersinar saat ku tatap. Bintang itu ibarat kamu, terlihat namun susah untuk di gapai.

"Masih sekolah?" tanya Regal.

Alis Tresa berkerut maksudnya apa mempertanyakan hal gak penting seperti itu? "Masih." jawabnya singkat.

"Kelas berapa?" kali ini Tresa menatap Regal dengan tatapan heran sekaligus bingung.

"Kelas 11."

Mendengar itu Regal langsung menatapnya, tatapan dingin namun misterius. Senyum miringnya terukir jelas membuat Tresa merasakan hawa tidak enak.

"Ternyata masih adik kelas, lo gak pantes ngomong lo-gue ke gue. Tau kenapa? Karena gue senior lo." ucap Regal.

Transmigrasi kamvretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang