Cerita ibu ketua

3.2K 260 4
                                    

Selamat malam semua
ASSALAMUALAIKUM
hehehe maaf baru up😅
Mari kita biasakan untuk vote dulu sebelum baca!

Kalo udah sekarang bisa dibaca

SELAMAT MEMBACA



Pagi hari yang cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cerah. Pagi ini Kemal dan reli tengah asik memakan sarapan mereka di kantin. Keduanya kini duduk saling berhadapan.

"Kemarin malem lo ga ke markas kenapa?" Tanya Kemal. Reli berdehem sebentar untuk mengunyah makanan di mulutnya.

"Gua dirumah kapten Cakra! Bokap gua keluar kota Semalem!" Balas reli. "Oh ya! Semalem Genia jadi ke markas?" Tanya reli.

Kemal mengangguk kecil sembari memakan nasi uduknya. "Semalem dia ke markas! Tapi dia dateng li? Genia marah besar trus pergi! Semaleman regan nelpon dia tapi ga di angkat" jelas Kemal.

Reli membulatkan matany. Terkejut dengan ucapan Kemal barusan. "Genia dimana sekarang?" Tanya Reli sedikit khawatir.

Kemal meraih tangan reli dan mengusap punggung tangan reli penuh kasih sayang. Tak lupa Kemal tersenyum manis "Kata regan, Genia lagi di perpus? Biasa kutu bukunya muncul" jelas Kemal dengan kekehan kecil di akhirnya.

Plakk

Tawa Kemal terhenti kata mulutnya di pukul pelan oleh reli. "Anjing lo ngatain sahabat gua" ucap reli sedikit marah.

"Sahabat gua juga tolol" Sarkas Kemal. Reli hanya berdehem mengiyakan ucapan Kemal. Daripada nangis?

"Btw. Lo terima ga lamaran Cakra?" Tanya Kemal. Reli terdiam sebentar. Lalu menggeleng "gua gatau!  Gua ikuti alur papa! Kalo emng Cakra yang terbaik, gua sih oke-oke aja" jelas reli.

Kemal mangut-mangut mengerti. "Emm gua ga yakin deh?" Ujar Kemal agak gerogi.

"Ga yakin apa mal?" Tanya reli.

"Gua ga yakin kalo Cakra bakal seperti Aris dihidup lo!" Jawab Kemal.

"Maksud lo?" Tanya reli dengan menaikan sebelah alisnya.

"Maksud gua! Gua cuman takut nanti akhirnya kayak Genia sama Mayor Arif! Dikhianati" jelas Kemal.

"Kalo papa aja percaya sama Cakra! Gua bisa apa?" Balas reli acuh. Sebenarnya ia juga agak khawatir. Bagaimana jika benar Cakra akan menghianatinya.

"Gua percaya selalu sama keputusan lo" ujar Kemal sembari mengelus punggung tangan Reli. Reli dibuat tegang dengan sikap Kemal. Aneh? Iya itu yang ia rasakan saat Kemal menjadi sedikit berlebihan mungkin.

"Makasih! Lo sahabat gua yang gua percaya" ucap reli dengan senyum tulus.

Jantung jangan disko anjing! Tolong Pliss senyuman itu manis bnget —-batin Kemal

CALON ISTRI TNI  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang