BRUKK
"GENIA!" Pekik Cakra yang melihat Tubuh Genia terjatuh. Mata Cantik itu tertutup rapat, sementara Bibir Genia bergerak seolah membisikkan sesuatu. Wajah Genia yang tadinya berseri berubah menjadi sendu.
"KALIAN!" Tunjuk Cakra pada beberapa Bawahannya yang sedang melintas. Dengan segara junior Cakra mendekat dan memberi Hormat.
"Angkat Tubuh Nyonya pangemanan sekarang! Bawa dia ke rumah Jendral!" Suruh Cakra. 5 orang yang disebut Bawahan Cakra itu mengangguk dan langsung mengangkat tubuh Genia.
Air mata Cakra tak bisa di bendung lagi. Cakra takut, benar-benar takut di tambah rasa khawatir menjadi satu. Sahabat yang menemaninya saat suka dan duka kini entah dimana. Ia benar-benar takut kehilangan Sosok Bara dalam hidupnya.
"Bara! Lo gapapa kan? Lo selamat kan Bar?" Lirih Cakra. Tubuh Cakra melosot seolah kehilangan segala tenaganya.
"Kapten!- kapten Bara hiks" isak Kinean. Kinean sudah tau Kabar mengenai bara dan Halikopter itu. Dia ikut terpukul mengenai ini.
"JANGAN BAHAS DIA!" Bentak Cakra membuat Kinean diam.
"BARA PASTI BAIK-BAIK AJA! GUE YAKIN! BARA ITU PEMIMPIN YANG KUAT DAN TAHAN BANTING" lanjut Cakra dengan urat-urat memerah di lehernya. Kinean terdiam takut, ia akui Cakra memang Menyeramkan Saat marah.
Cakra membuka ponselnya. Ia menghubungi nomor anggota militer yang lain. "CEPAT CARI KAPTEN BARA! PASTIKAN DIA DITEMUKAN DALAM KEADAAN HIDUP"
"Siap kapten" balas seseorang di seberang sana.
Cakra mengelap Wajahnya kasar. Ia menatap Kinean lalu berjalan mendahului tanpa ada niat meminta maaf. Cakra akui dirinya emosi di tambah terpuruk. Tapi untuk saat ini, semangat lah yang ia butuh kan.
Cakra berjalan menuju mobilnya dan Pergi menuju Rumah Sereano. Butuh sekitar 15 menit untuk sampai di istana Sereano itu. Hal yang pertama kali ia dengar adalah isak tangis Genia yang kencang seperti orang kesetanan.
Pintu terbuka, menampakkan Cakra di ambang pintu tanpa ekspresi, tanpa senyum, baju yang kusut, Wajah berminyak. Genia menatap Cakra penuh Harap.
"Bang-hiks- kasih tau gue kalo kak Bara gak kenapa-kenapa!" Lirih Genia memohon dengan menyatukan kedua telapak tanganya.
Cakra diam. Dia tidak menjawab.
"Bang-hiks- kasih tau gue! Kak Bara masih perjalanan pulang kan? Dia baik-baik aja kan? Ta-tadi dia bohong kan bang? Hiks Bang jangan Diem aja bang! Jawab" protes Genia mengguncangkan Kaki Cakra.
Cakra menunduk menatap datar ke arah Genia. Dengan bodoh amatnya, ia berjalan menuju Arif dan Akbar yang matanya berair meskipun tidak Terisak. Cakra juga menatap datar orang-orang disana. Ada Kemal, Reli, Gero, Samuel, Talia, Akbar, Arif dan Genia.
"Kita bakal lakuin semua hal buat keselamatan Bara!" Arif menepuk bahu Cakra. Cakra mengangguk Lesu. Ia beralih menatap Reli yang Terisak kecil sambil memeluk Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON ISTRI TNI [End]
Teen FictionIni adalah kisah 2 orang sahabat SMA yang berbeda keyakinan, walau berbeda tapi nasib mereka sama. Mereka adalah calon anggota persit. Masa lalu, selalu saja membuat kedua sahabat itu lemah. Tapi Karna masa lalu salah satu sahabat itu, mereka harus...