Extra chapter 3

2K 171 6
                                    

"KAK BARA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"KAK BARA!"

"GENIA!" Pekik Kemal membangunkan Genia. Sejak Genia pingsan, Kemal terus mencoba membangunkan Genia agar bangun. Dan itu pun terjadi meskipun diselingi nama Bara di mulut Genia.

Genia membuka matanya, Keringat dingin terpampang jelas di dahinya. Bibirnya mengucapkan kata "kak bara" berulang-ulang. Tangannya bergetar hebat.

"Gen? Minum dulu!" Titah Friska di sebelah Kemal. Samuel menatap Genia prihatin. Semenjak Bara tidak bersama mereka, Genia menjadi pendiam. Bahkan dengan Samuel pun diam dan bersikap dingin.

"Mal? Kak Bara mana?" Tanya Genia dengan mata menuju kesegala sudut ruangan. Kemal mengerutkan kening bingung.

"Kak Bara belum ketemu Gen!" Balas Friska pelan. Genia menggeleng keras.

"Enggak Fris! Tadi gue ketemu kak Bara! Dia baik-baik aja kok! Pasti dia sembunyi kan?" Cerocos Genia.

"Gen! Kak -" belum selesai Kemal berbicara suara ponselnya berbunyi. Itu menandakan sebuah panggilan telefon.

Terpasang jelas nama kontak Cakra disana.

Kemal mengangkat panggilan itu.

"Kenapa kak?"

"Bara! Dia ketemu!"

5 Jam setelah ditemukannya Bara dan Arif di pinggir sungai didalam hutan tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5 Jam setelah ditemukannya Bara dan Arif di pinggir sungai didalam hutan tengah malam. Banyak perawat dan Dokter yang membawa Bara menggunakan helikopter militer. Bara langsung di larikan ke rumah sakit Militer.

Bara diduga terjun menggunakan parasut, namun sepertinya cuaca kala itu tidak mendukung. Angin berhembus besar di sertai hujan membuat Parasut yang di gunakan bara jatuh ke sungai yang mengalir deras. Karna terlalu terbawa arus, Bara kehabisan oksigen dan berakhir pingsan.

Saat ini Bara tengah di periksa dokter, diluar ruangan itu ada Genia dan Samuel yang senantiasa menunggu. Serta Cakra, Reli dan Yang lain memilih untuk menunggu di ruangan rawat lain Karna Cakra dan Arif juga butuh tambahan vitamin.

Ceklek

"Keluarga Kapten Bara?" Tanya Sang Dokter.

"Saya dok! Saya istrinya!" Balas Genia.

"Kondisi Kapten bara sangat lemah! Dia kekurangan udara saat di dalam air dan belum makan! Untuk sementara ia harus memakai masker oksigen dan makan banyak karbohidrat!" Jelas sang Dokter. Genia mengangguk lalu mengucapkan Terimakasih.

Genia dan Samuel memasuki Ruangan Bara dengan tenang. Bahkan ruangan itu sangat sunyi, hanya diisi oleh suara-suara alat kesehatan.

"Kak Bara! Aku seneng Kak Bara udah bisa bertahan! Samuel udah nyariin tuu" ucap Genia. Samuel hanya menatap wajah tenang Sang Ayahnya.

"Cepet bangun kak! Biar kita bisa kumpul-kumpul lagi!" Lanjut Genia.

Samuel menoleh ke arah Genia. Mata bulat itu memandang teduh. Genia tersenyum tipis lalu mengecup kening Samuel singkat.

 Genia tersenyum tipis lalu mengecup kening Samuel singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5 Tahun kemudian:

"Bunda! Bunda! Kaos kaki Abang mana!!!" Suara bocah berumur 8 tahun itu membuat semua penghuni rumah terkejut. Siapa lagi kalo bukan Samuelbara.

"Tuh anakmu ngoceh! Kebiasaan tiap pagi!" Tunjuk Bara. Genia hanya terkekeh ringan menanggapi.

Setelah kejadian 5 tahun yang lalu, Kini keluarga Bara kembali Utuh. Bara sudah kembali bersama. Dimana pesawat bara yang jatuh dan terhanyut di sungai. Hingga membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk bara sembuh.

Dan...

Ditambah anggota baru mereka. Gadis imut yang lahir 5 tahun yang lalu. Namanya Grabiella zabara pangemanan. Gadis dengan rambut sebahu dengan kulit putih.

"Adek sebenelnya kecel cama Abang! Belisik banget!" Ucap Grabiel. Bara membulatkan bibir menanggapi ucapan sang putri.

"Abang bisa ga sih ga usah teriak-teriak! Nanti Bunda cariin! Sekarang sarapan dulu!" Sahut Genia. Samuel datang dengan seragamnya dan wajah kusutnya.

Lalu Samuel duduk di meja makan disebelah Grabiel.

Ting tong...

Bel rumah berbunyi. Bara bergegas berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu. Senyuman bara melebar melihat siapa yang datang. Keluarga sahabatnya.

Cakra, Reli dan Putra kembar Mereka. Jian Altareo Anggara dan Jion Zabelion Anggara.

"Numpang sarapan!" Ucap Cakra cuek, seperti dulu. Masih cuek dan tetap cuek. Sementara itu si kembar sudah duduk disebelah Samuel dan Grabiel.

Semuanya masuk meninggalkan Reli yang berdiri di depan pintu. Hal itu membuat Genia menghampiri sahabatnya. Keduanya berpelukan hangat seperti biasa dan mengembangkan senyum.

"Lo ga masuk li?" Tanya Genia. Reli menggeleng lalu mengajak Genia menuju kursi taman depan. Cuacanya agak mendung jadi tidak terlalu panas.

"Kenapa li?" Tanya Genia.

Reli tersenyum manis. "Hari ini tepat dimana hari Xionex di bubarin! Lo masih inget?"

"Masih! Emang kenapa? Bukannya Kemal udah nyuruh kita Lupain Xionex?" Balas Genia.

Reli mengangguk. "Bener. Xionex bubar. Cerita kita udah selesai 5 tahun yang lalu. Dan kini hanya ada kita berdua Gen! Gue sama lo! Ga ada Kemal, Regan, Gero bahkan Aska."

"Gero udah pergi buat wujud in mimpi dia di Korea. Kemal sama Friska nikah terus pindah ke Kalimantan. Aska ga balik-balik dari Bali dan..."

"Dan kita kehilangan Regan buat selamanya...! Regan udah berjuang dan berakhir.... dia lelah dan memutuskan menyerah!" Sambung Reli.

Benar.

3 tahun yang lalu regan menyerah dengan hidupnya. Dia lelah harus melawan penyakitnya yang mematikan. Dan regan berakhir .... Dia pergi meninggalkan Duka.

Cerita ini sudah selesai. Bukan Bara yang meninggalkan Genia dan Bundanya, melainkan Regan yang meninggalkan Genia dan Ibu sambungnya.

Regan sudah bahagia dengan hidupnya yang baru.

"Semuanya selesai! Cerita ini sudah habis 5 tahun yang lalu!"

"Dan kita berada di lembaran baru dengan Orang baru"

-TAMAT-

CALON ISTRI TNI  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang