Pasar malam

2.3K 200 7
                                    


"Hah? Pakai ini?" Tanya reli sembari menatap Cahya yang berada didepannya. Cahya mengangguk lucu.

Oh ya kini Cakra dan Cahya sudah menjemput reli sekitar setengah jam yang lalu. Namun, sesampai di rumah reli, sang pemilik malah baru bangun tidur.
Bahkan reli hanya bersiap dalam waktu sebentar.

Niat hati reli ingin memakai celana jeans hitam dipadu dengan kaos lengan pajang oversize berwarna abu-abu. Tapi malah Cahya datang membawa baju untuknya.

Sebenarnya baju itu tidak ada masalahnya. Hanya rok bermotif kotak selutut di padu dengan kaos berlengan pendek berwarna Putih bergambar bebek kuning. Tapi yang membuat reli menolaknya adalah Cakra dan Cahya juga memakai kaos itu.

"Bial kembalan lho" bujuk Cahya cadel. Reli menatap Cakra meminta bantuan. Sementara Cakra hanya tersenyum getir.

"Gua udah dari tadi sore nolak nya! Eh malah gua yang kena amuk papa" balas Cakra seraya menggaruk tengkuknya.

"Ya ini masih mending kalo gua sama Cahya yang kembaran! Lah lo juga! Aduh apa kata Genia nanti" ucap Reli sembari membayangkan ejekan yang keluar dari mulut Genia nanti.

"Harga diri gua serasa ditindas" balas Cakra.

"Gepeng dong" sambung Cahya. Cakra menatap tajam sang adik lalu keluar dengan berjalan berkacak pinggang.

Reli cengengesan lalu menyuruh Cahya agar menunggu dimobil. Reli kembali kekamar dan mengganti baju yang ia pakai dengan baju yang diberikan Cahya.

Setelah siap. Reli turun kebawah menyusul Cakra dan Cahya. Tak lupa ia berpamitan dengan Reza (ayah reli) untuk pergi sebentar.

"Udah?" Tanya Cakra saat melihat Reli datang dengan baju sepertinya. Reli mengangguk lalu masuk kedalam mobil.

Reli dan Cahya duduk di belakang. "Ck.dikiranya gua supir apa? Salah satu didepan!" Perintah Cakra. Bukannya salah satu maju, namun malah hening tidak bersuara.

"Kalo ga ada yang maju satu! Ga jalan nih mobil! Biarin aja" kesal Cakra sembari melipat tangannya di dada.

"Iya nih gua pindah!" Balas reli ketus.

"Dari tadi kek! Ayo buruan" ajak Cakra. Reli pun keluar dan pindah duduk di samping Cakra. Tak lupa ia juga memasang sabuk nya.

Perjalanan menuju pasar malam sangat hening. Hanya sesekali celoteh Cahya yang terdengar. Sementara itu Reli asik dengan ponselnya. Ia beberapa kali membuka aplikasi acak.

Sesampainya di pasar malam. Reli, Cakra dan Cahya menunggu di parkiran. Mereka nampak menunggu bara, Genia dan Samuel.

"Itu cuel bukan sih?" Tanya Cahya menunjuk sosok Samuel yang di gendong oleh Genia. Reli pun mengikuti arah telunjuk Cahya dan menemukan sahabatnya.

Cantik? Jelas reli mengakui bahwa Genia itu cantik. Paduan pasmina dengan wajah putihnya itu sangat elegan.

Bara, Samuel & Genia kini berada tepat di dihadapan Reli dan Cakra. Sementara itu Cahya sedang duduk di atas mobil.

Wajah Bara nampak menahan tawa. Sunggu bara tak kuasa menahan tawa saat melihat Wajah jelek sahabatnya itu. "Puftttt— i-ini lo?" Tanya Bara terdengar absurd.

Cakra memutar bola matanya Malas. Ia sudah menduga ini akan terjadi. " diem lo" ketus Cakra. Sama halnya Cakra, Reli juga nampak memplototi Bara yang terus menahan tawa. Memalukan.

"Hehe! Kayak keluarga berencana ya bund!" Tambah Genia dengan menyengir. Sebenarnya ia juga mati-Matian menahan tawa melihat ketiga manusia didepannya yang memakai baju couple.

Reli yang mendengar itu hanya bisa tersenyum paksa. "Serasa ga punya harga diri lagi gua" Guman Reli.

"Btw nih ada Umi Genia nih?" Ucap reli menggoda Genia. Genia menunduk malu, rona pipi nya tak bisa disembunyikan lagi.

CALON ISTRI TNI  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang