Pertengkaran antara Kemal dan Aska dengan dingin. Mereka saling membujuk Genia satu sama lain. Membuat Genia kebingungan dengan sikap keduanya.
"Gen! Nanti ke gramed yok! Beli novel" ajak Kemal antusias.
"Jangan mau! Mending ikut gue ke danau! Disana sejuk" potong Aska.
Kini mereka berada di kantin. Tentunya Genia duduk di antara Kemal dan Aska. Lalu di depan Genia ada Gero,Regan dan Reli. Ketiganya hanya diam melihat perdebatan Aska dan Kemal.
"Di danau lo tenggelem gen! Jangan mau" ketus Kemal.
"Jangan mau ke gramed sama Kemal gen! Dia kere nanti lo malu" balas Aska mengejek.
"Yeh gue gak kere ya! Buktinya gue punya mobil, rumah sana cafe!"
"Eleh baru segitu ae belagu"
Genia menutup telinganya rapat-rapat. Sungguh ia jengah dengan perdebatan Aska dan Kemal.
"Stop ah! Kalian kenapa sih? Lo Kemal—" tunjuk Genia pasa Kemal.
"Gue biasa ke gramed sendiri atau gak sama reli! Dan lo Aska—" tunjuk Genia pada Aska. "Sejak kapan lo jadi banyak omong gini! Bikin ngeri" sambung Genia.
"Yailah muka datar No ekspresi kan nyeremin" ketus Kemal.
"Alah muka macam amplas panci aja sok ganteng! Ngaca bosquu" ejek Aska.
"ASKA KEMAL DIEM! GUE SOBEK MULUT LO BERDUA NIH" ancam Genia. Kedua remaja lelaki itu langsung kicep.
Genia bernafas lega akhirnya ia bisa menghentikan ocehan kedua sahabatnya itu. Ia menatap ke arah Regan dan reli yang sedari tadi menahan tawa.
"Mereka kenapa sih regandul?" Tanya Genia.
"Kemaren mereka gelud! Ngerebutin lo! Pake acara bawa-bawa Allah sama dewa segala lagi!" Balas regan.
Genia melotot. "Sejak kapan kalian jadi saling membeda-bedakan! Kita anggota serbuk hitam dari dulu sampe sekarang selalu janji buat gak mengungkit sama yang namanya agama! Kita semua punya jalan agama beda! Dan gak seharusnya kita bawa agama dalam pertengkaran! Berapa kali gua Harus bilang ha?" Tanya Genia ketus.
Aska dan Kemal diam. Ah mereka sekarang sadar kalau mereka salah. Genia menatap keduanya datar, seolah ia kesal dengan pernyataan yang di bilang regandul.
"Ish lo gatau! Si Kemal dulu yang bawa-bawa agama gua! Pake nyolot lagi!" Balas Aska menyalahkan Kemal.
"Heh ngadi-ngadi nih bocah!" Sarkas Kemal tidak terima. Oke cukup! Genia geram. Bahkan berbicara panjang lebar pun tidak akan mempan.
"Emm kak reli! Ini ada kiriman" ucap seorang gadis. Bisa ditebak dia adalah adik kelas Genia dan reli. Dari penampilannya.
"Oh ya! Dari siapa?" Tanya reli sembari mengambil kotak Hitam berpita ungu tersebut. Genia menatap ke arah kotak tersebut.
Gadis itu menggeleng. "Aku gak tau kak! Dia pake baju putih trus dia kayak sedih gitu mukanya! KU pikir itu hantu tadi! Eh malah dia nitipin ini" balas sang gadis.
Sontak anggota serbuk hitam mengerutkan kening. Siapakah sosok itu?. "Makasih ya dek! Oh ya ini buat kamu sama temen kamu! Anggap aja sebagai hadiah" ucap Genia sembari memberikan selembar uang seratus ribu.
"Aduh kak ga usah" tolak sang gadis.
"Ambil aja dek! Udah biasa si Gen-gen itu mah" balas Gero. Genia pun mendelik tidak suka namanya di ganti aneh.
"Oh makasih ya kak! Kalo gitu aku pamit dulu!" Pamit gadis itu lalu berjalan pergi.
"Buka coba!" Suruh Kemal pada reli. Dengan perlahan reli membuka isi kotak tersebut. Matanya membulat sempurna. Kotak tersebut membuat bau tidak sedap muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON ISTRI TNI [End]
Teen FictionIni adalah kisah 2 orang sahabat SMA yang berbeda keyakinan, walau berbeda tapi nasib mereka sama. Mereka adalah calon anggota persit. Masa lalu, selalu saja membuat kedua sahabat itu lemah. Tapi Karna masa lalu salah satu sahabat itu, mereka harus...