𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝐓𝐎 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘
By 𝒸𝒽𝒶𝒜𝒸𝒽𝒶𝓅𝓊𝓉𝓇𝒾𝓎
•
•
•
•
•
•
•
•
•❤️BUDAYAKAN VOTE SEBELUM❤️
😗MEMBACA😗Bangkar itu didorong oleh dua dokter laki-laki menuju UGD. Aska terbaring lemah di atasnya dengan darah yang sudah mengering. Acara pertunangan Genia dan Reli kacau akibat kejadian terorisme.
Genia dan Reli bahkan sudah mengganti pakaian mereka dengan hoodie hitam berlogo serbuk hitam dipadu dengan Celana dan sepatu hitam. Keduanya berlari bersama Dengan dokter.
Sesampainya di depan UGD, suster itu meminta Genia dan Reli untuk menunggu di depan. Tentu saja keduanya memberontak.
"Maaf kalian bisa menunggu diluar!" Ucap suster itu tenang.
"GUE GAK MAU! GUE HARUS TEMENIN ASKA!" Amuk Genia.
"BIARIN GUE MASUK! GUE GAK BAKAL NINGGALIN ASKA SENDIRIAN DISANA!" Sambung Reli marah.
"Kami butuh ketenangan! Jadi kalian bisa menunggu di luar" suster itu dengan sabar.
"GUE BILANG GUE GAK MAU DISINI! GUE MAU MASUK!" Gertak Genia. Dengan cepat Kemal dan Bara yang berada di belakangnya pun menarik Genia menjauh.
Cakra dan Regan pun sama, mereka menarik Reli dan membawanya pergi. Sepeninggalan Reli, Cakra dan Regan. Kini hanya tersisa Genia yang termenung, Gero yang menangis, Bara dan Kemal yang diam memainkan Ponselnya.
Gero berjongkok tepat di depan Genia. Ia bertumpu pada lutu Genia. Gero menenggelamkan wajahnya pada lutut geni dan menangis. Genia hanya bisa mengelus rambut Gero dengan lembut.
"Aska hiks gen! Gimana?" Gero menangis sesenggukan.
"Berdoa Ger! Semoga Aska gak kenapa-kenapa!" Balas Genia lirih.
"Kenapa ini terjadi sama Aska gen! Kenapa? Aska bakal hidup kan gen! Hiks gue gak mah Aska meninggal gen!"
"Suttt!" Genia menempelkan Telunjuknya pada bibir Gero. Genia hanya ingin sekarang Gero positifiking aja dengan keadaan Aska.
"Plis Gero! Jangan Negatif gitu pikirannya oke!" Pinta Genia, Gero mengangguk lalu mengelap air matanya.
Genia menoleh menatap pintu UGD yang tertutup. Hanya ada bayangan putih dan merah disana. Yang ia tau, warna merah itu adalah darah segar Dari tubuh Aska.
"Ka lo harus kuat! Jangan tinggalin gue! Plisss!" Batin Genia.
Tengah malam tiba dengan cepat. Genia dan Gero sudah terlelap dengan keadaan tidur duduk di kursi tunggu. Sementara Bara dan Kemal masih berdiri mengamati kedua orang yang tertidur tadi.
"Bang? Menurut lo ini kasus terorisme gak sih?" Tanya Kemal. Bara mengangguk. "Gue rasa iya! Lo tau sendiri, ayah Genia ini Jendral, gue tau banget rumah Genia itu selalu aman. Bodyguard pribadi dia dimana-mana ada! Yang pasti pelakunya itu orang terdekat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON ISTRI TNI [End]
Teen FictionIni adalah kisah 2 orang sahabat SMA yang berbeda keyakinan, walau berbeda tapi nasib mereka sama. Mereka adalah calon anggota persit. Masa lalu, selalu saja membuat kedua sahabat itu lemah. Tapi Karna masa lalu salah satu sahabat itu, mereka harus...