Ekstra chapter 4 with saquel

1.5K 104 5
                                    


10 tahun Kemudia:

Malam yang tenang tengah menemani Genia yang sedang membuka lembaran album foto kelulusannya dulu. Usianya hampir menginjak 30 namun masih awet muda. Genia, gadis yang dulu dijuluki mafia, beralih provesi sebagai Ibu rumah tangga yang ramah.

"Bunda?" Panggil gadis berusia 15 tahun. Putri Bungsunya, Grabiel.

"Kenapa sayang?" Tanya Genia lembut. Grabiel mendekat ke arah Genia lalu duduk di kasur menemani Genia.

"Sedih aja Nda, Abang Sam udah kuliah ke LA. Jadi dirumah cuman ada Bunda, Ayah sama Grabiel" ah...rupanya putranya tengah curhat.

Samuelbara, anak sekaligus adik Bara itu memilih untuk melakukan study ke LA. Awalnya ia berpikir untuk mendaftar Tentara namun ia urungkan. Setelah mendengar masa lalu Genia saat menjadi mafia. Menyenangkan pikir Samuel.

"Udah, Abang Sam kan belajar sayang. Biar bisa ngembangin bisnis di luar negri. Do'ain Aja buat Abang yang baik-baik nak"

Grabiel mengangguk lesu. Tak lama kemudia pintu terbuka. Menampakkan Bara yang baru saja selesai Solat magrib.

"Tumben Anak gadis ngungsi disini!" Sindir Bara. Grabiel mendelik kesal.

"Dikira Apaan Grabiel ngungsi" sinis Grabiel. Bara terkekeh lalu mencium pucuk kepala kedua wanita yang ia sayangi itu.

Cup

Cup

"AYAHHHH! EL GA SUKA DI CIUM-CIUM" pekik Grabiel Kesal.

"Halah, kamu dulu aja ayah mandiin biasa aja."

"BUNDAAA AYAH NYEBELIN"

"Ya Allah udah dong Yah, El" sengit Genia. Kedua manusia di hadapan Genia itu hanya cengengesan tidak jelas.

"Eh Nda, akhir-akhir ini Jion aneh banget tau" Grabiel bercerita serius. Bara mengangkat sebelah alisnya bingung. "Maksud el?"

"Akhir-akhir ini Jion lebih perhatian sama El. Masa kemarin Jion rela-rela in ujan-ujan beliin El cilok depan SD. Mana awalnya El bercanda, jadi ga enak sama Jion"

"Naksir kali si Jion sama kamu" Genia berujar santai. Grabiel menggeleng tidak percaya. "El mau cari yang seiman Nda, kalo sama Jion saingannya Tuhannya."

"Kenapa kamu ga nanya aja kenapa akhir-akhir Jion perhatian lebih ke kamu?" Saran Bara. Grabiel merosotkan bahunya.

"Udah Yah, tapi jawaban Jion bikin merinding. Masa dia bilang disuruh hantu. Serem banget bunda" bukannya menenangkan Grabiel. Sepasang orang tua itu malah tertawa.

"Ngaco banget si Jion. Udah sana solat terus belajar." Suruh Bara mengusir Grabiel.

"AYAHHHHH" jerit Grabiel Marah.

"Anak Lo tuh"

"Anak kita Gen"

Jion, putra sulung Reli dan Cakra itu tengah menatap datar sang papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jion, putra sulung Reli dan Cakra itu tengah menatap datar sang papa. Didepannya sedang ada Cakra yang memijat pelipisnya pusing melihat tingkah putranya.

"Papa Bingung sama kamu kak, kenapa akhir-akhir ini kamu suka berantem sih?. Bulan ini udah 4 kali kamu masuk ruang BK. Dan kasus nya kamu mukulin anak orang. Kemana anak papa yang pinter dan ga berandalan gini."

"Papa Nuduh aku berandalan?" Jion menatap sang papa Sendu. Cakra menggeleng.

"Jion!. Kamu kenapa? Kamu dibully mereka? Atau kamu ada dendam sama mereka? Kasih tau papa nak. Biar papa yang urus. Jangan main tangan. Papa les in kamu karate bukan buat mukulin orang" Cakra menatap putra sulungnya khawatir.

"Jion. Papa juga sering denger kamu keluar malem. Kak, umur mu baru 15 tahun. Ini masih dibawah umur buat ngendarain mobil sama Motor sendiri. Papa beliin semua Fasilitas itu buat anter jemput kamu. Bukan buat keluar malam."

"Papa ga akan paham sama Jion"

"Karna kamu ga cerita Jion. Papa bakal ngertiin kamu kalo kamu cerita sebe-"

"Blue butterfly?" Jion menatap Cakra. Cakra mengerutkan Kening.

"Kupu-kupu biru?" Cakra terdiam. Pikirannya melayang pada satu nama, Aris.

"Jion Yakin papa tau siapa itu? Alasan Jion berantem Karna Itu."

"K-kamu Bi-Sa Liat Aris?" Tanya seorang wanita di ambang pintu. Dia Relisa.

Jion mengangguk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-END-


CALON ISTRI TNI  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang