Bismillahirrahmanirrahim...
Wajib FLLOW Ig: @dffarrmdn_(Daffa)
@gldsshfa_(Gladis)Jangan lupa VOTE hehe
***
"Gue khawatir Glad, tapi tetap aja gue gak cinta sama lo"
~Daffa Ramdan Althaf~
***Gladis dapat merasakan betapa ngilunya saat kepala miliknya terbentur di pembatas jalan. Rasa pusing menjalar di kepalanya, tak lama darah segar mengalir di area kepalanya. Dan ia kehilangan kesadarannya untuk saat itu. Gadis tersebut menutup mata.
Pemilik motor sport itu merutuki dirinya sendiri, ia salah karena kebut-kebutan demi melampiaskan emosinya. Cowok dengan baju hitam polos itu bangun dari jatuhnya, dengan sedikit pincang ia menghampiri cewek yang ia tabrak.
Beberapa pengendara dan juga pejalan kaki mengerumuni mereka berdua. Untuk ikut membantunya.
"Bantuin, bantuin," ujar Ibu-ibu yang ada di sana. Melihat kondisi cewek itu tak sadarkan diri Jilbab putih yang di pakainya juga sudah berubah warna.
"Pakai mobil saya aja dek." Kali ini seorang bapak-bapak menyahut. Abdiel mengangguk. Mukanya pucat pasi, melihat kondisi cewek itu.
"Saya akan tanggung jawab untuk pengobatannya, tapi tolong anterin saya." Dengan kepala teramat pusing karena motornya sempat jatuh juga, laki-laki itu menggendong tubuh Gladis dengan bantuan beberapa orang.
Setelah Gladis sudah masuk ke dalam mobil laki-laki menghampiri motornya. "Saya bisa om, makasih banyak," ucapannya kepada bapak-bapak yang menanyakan keadaannya. Apakah bisa berkendara motor atau enggak.
Tak masalah, kondisi cewek itu sangat parah. Sungguh, ia sangat merasa bersalah. Abdiel mengikuti mobil yang menbawa Gladis untuk ke rumah sakit terdekat.
🦋🦋🦋
"Lo kesini, bantu gue," ucap Abdiel to the poin ketika sambungan telpon tersambung. Raut khawatir terlihat di wajah rupawannya. Abdiel gausar ia tak pernah melakukan kesalahan seperti ini.
Melihat kondisi perempuan tadi membuat bibirnya pucat pasi, ia takut, merasa bersalah, semuanya campur aduk menjadi satu menyerang isi kepalanya.
'Kemana?' Suara berat dari seberang telepon terdengar. Abdiel butuh sahabatnya itu untuk saat ini.
"Rumah sakit Samarindah"
'Lo Sakit?' Abdiel memutar matanya malas, bisa gak sih di saat genting begini gak usah tanya-tanya.
"Ck, kesini aja, panjang ceritanya"
Tut..
Sambungan telpon terputus pelakunya orang di seberang sana. Abdiel duduk di ruang tunggu, ia sangat cemas sekarang. Lelaki itu mengacak rambutnya prustasi. Pikirannya berkecamuk kemana mana.
"Karena benturan di kepalanya sangat keras terjadi pembocoran pada kepalanya. Paisen kehilangan banyak darah, itu menyebabkan pasien tak sadarkan diri," jelas Dokter ber name tag Harris.
Pria berumur tiga puluh satu tahun itu terlihat tersenyum maklum melihat betapa khawatirnya anak remaja di depannya.
"Kalau saya boleh tau, kamu punya hubungan apa dengan pasien?" tanya Dokter Harris kemudian.
Abdiel diam sesaat kemudian menjawab. "Dia teman sekolah saya dok," jawab Abdiel jujur.
"Apakah kamu punya nomor salah satu keluarga pasien?" Lagi dan lagi Dokter Harris bertanya yang di balas dengan gelengan kepala olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS DIA? (New Version)
Teen Fiction"Vanya emang Pacar gue, tapi lo..." "Lo istri gue, Glad..." *** Kata Vanya, Gladis itu penghianat... Gladis itu perebut... Gladis itu munafik... Tentang Gladis Shafa Raisha yang harus menikah muda dengan Daffa laki-laki bermata dingin berwajah jutek...