Kisah cinta yang rumit

55.7K 4.4K 150
                                    


"Jadi, yang dulunya gue tebak asal itu benar?"

Daffa menunduk dalam, ia mengangguk pelan. Deru nafasnya sangat berat. "Maaf Van." Sungguh, ia merasa dirinya sangat jahat kepada Vanya, apalagi setiap tetesan air mata keluar dari kelopak mata gadis itu menghadirkan rasa iba pada hatinya.

Vanya tertawa miris. "Gue masih merasa ini mimpi." Suara serak keluar dari bibir Vanya, cewek itu tak tahu ingin menangis apa tertawa.

"Ayo Daf, katakan ini mimpi." Vanya masih berharap, di dalam lubuk hati yang paling dalamnya ia tidak ingin ini terjadi. "Lo gak mungkin udah nikah sama Gladis." Cewek itu mengguncang lengan Daffa keras.

Susah payah ia menelan selivanya kasar, saat ia melihat gelengan putus asa dari laki-laki di depannya.

"Gue cinta sama Lo, Daf. Cinta banget." Cewek itu memeluk cowok di depannya, tak merespon apapun Daffa bahkan tak membalas pelukannya seperti biasa. Vanya melepas pelukannya. "Gue bakal tanyain langsung sama Gladis," putusnya.

Gadis yang memiliki tinggi 163 cm dengan rambut panjang yang selalu di gerainya itu balik badan, emosinya meluap. Ia, dia harus menanyakan langsung ke Gladis terkait ini.

Daffa mencekal tangan Vanya cepat. "Dengan emosi Lo seperti ini?" Cowok itu menatap tajam punggung di depannya. "Lo gila?"

Vanya menghentakkan cekalan lelaki itu hingga terlepas, ia kembali berbalik kemudian ikut menatap tajam laki-laki di depannya. "Gue bisa kendaliin diri sendiri, Lo tenang aja." Setelahnya perempuan itu melesat dari sana, jika memang ini nyata. Maka hanya dua pilihan.

Melupakan Daffa? Atau...

Kembali merebut Daffa.

🦋🦋🦋

Sepasang sepatu Converse kulit menyentuh paving yang baru saja di pijakkan. Seorang cowok berbaju kaus basic dengan outer denim yang di padukan dengan celana jeans-nya itu menggeret kopernya untuk menjauh dari parkiran pesawat. Senyum cerah terpancar di bibirnya.

Cowok tinggi berkulit sawo matang itu, tampak mengambil benda pipih pada saku celana jeans-nya ketika benda itu berdering kencang. Cowok yang memiliki insial nama S itu berdehem singkat sebelum mengangkat telponnya.

Ia tersenyum, dengan ponsel yang ia arahkan di telinga. Cowok itu tetap menggeret kopernya sembari menjawab orang di seberang sana.

"Baru aja Mah, kalian jangan lupa susul Shaka yah." Dengan langkah lebar, cowok itu terkekeh kecil. "Siapa suruh hamil lagi, gak bisa pulang kan."

Orang di seberang sana terdengar kesal mendengar ucapannya, cowok itu nyengir lebar di tempatnya. Ia berhenti melangkah, ketika panggilan terputus tentunya setelah ia berpamitan dari orang di seberang sana.

Menghirup udara pada pagi menuju siang ini, cowok yang kita ketahui bernama Airshaka itu tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya ketika kembali menginjak tanah kelahirannya. Tempat yang hampir dua tahun ia tinggalkan itu kembali ia pijak.

Shaka mengedarkan pandangannya, kaki yang ia balut sepatu Converse kulit itu kembali melangkah, sembari mulutnya melontarkan kata sambutan untuk kepulangan dirinya.

"Welcome back Shaka, ke tanah kelahiran Lo."

🦋🦋🦋

Satu buah bolpoin terlempar mulus mengenai kepalanya. Gladis yang saat ini baru saja menutup matanya pada lipatan tangannya mendongak, ketika benda itu menggagalkan acara tidurnya di jamkos sekarang ini.

KENAPA HARUS DIA? (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang