Vote dong saudara!😄
Happy Reading!
****
"Kita berakhir sampai sini, bisa?"
Setelah pertanyaan itu keluar dengan susah payah dari mulut Daffa. Keduanya memilih membisu. Lama terdiam seperti itu, suara tawa perempuan terdengar. Vanya mengerucutkan bibirnya kesal. Setelahnya ia berucap meledek.
"Pacar siapa sih, gemes banget." Cewek itu nyengir lebar. Ia terkikik geli, memukul pelan punggung cowok itu. Cowok itu, tak merespon apapun raut mukanya juga terlihat datar memandang kendaraan berlalu lalang di sekitarnya.
Daffa menunduk. "Maaf."
Vanya yang sedari tadi terlihat bahagia, kini melunturkan senyumnya. "Maaf--"
"Kita, berakhir." Daffa memotong dengan cepat.
Vanya turun dari motor, ia mengangkat tangan untuk melihat arloji yang melingkar di tangannya. Cewek itu bergerak untuk berdiri di samping Daffa yang saat ini tak turun dari motor.
"Maksudnya?"
Daffa menoleh ke arahnya dengan raut muka merasa bersalah. "Gue, putusin Lo."
Vanya mematung, ia terkekeh. "Apaan sih, gak lucu tau gak."
"Udah mau telat--"
"Gak ada yang becanda Van, kita akhiri hubungan kita." Daffa turun dari atas motor, ia kini berdiri tepat di samping Vanya. Di mana, perempuan itu menunduk menatap paving di bawahnya.
"Gak lucu, Da--"
"Van…" Daffa memanggil pelan, kedua tangan menggapai kedua bahu cewek itu. Vanya mendongak, bersamaan dengan itu air matanya menetes sedikit demi sedikit.
"Alasannya?" Cewek itu akhirnya menangis, suaranya terdengar serak. Matanya yang selalu berbinar itu kini redup dengan bendungan air mata. "Kamu gak mungkin mutusin aku gini aja."
"Gak lucu banget tau nggak!" Vanya menghapus air matanya yang menetes tak karuan. Emosinya tak stabil. "Kita punya hubungan hampir dua tahun, kamu putusin gitu aja."
"Maaf Van." Hanya itu yang dapat Daffa katakan, mulutnya keluh hanya untuk mengatakan alasan yang sebenarnya. Satu tangan laki-laki itu bergerak, ikut menghapus air mata perempuan itu.
"Maaf udah buat Lo nangis."
Vanya mendengus kesal. "Jadi beneran?"
Daffa menarik kepala cewek itu bersandar di dadanya. Helaan nafas berat, keluar dari bibir tebal miliknya. "Lo pernah dengar cerita orang yang gak berjodoh?"
Di dalam pelukan laki-laki itu Vanya mengangguk.
"Itu kita."
Daffa memeluk erat cewek itu yang menangis tersedu-sedu. Vanya juga mengeratkan pelukannya. Di putusin tanpa alasan, itu sangat menyakitkan.
"Gak mau Daaf." Cewek itu berucap pilu.
"Maaf." Daffa mengelus kepala cewek itu. "Maafin gue, karena putusin Lo gini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS DIA? (New Version)
Fiksi Remaja"Vanya emang Pacar gue, tapi lo..." "Lo istri gue, Glad..." *** Kata Vanya, Gladis itu penghianat... Gladis itu perebut... Gladis itu munafik... Tentang Gladis Shafa Raisha yang harus menikah muda dengan Daffa laki-laki bermata dingin berwajah jutek...