Bismillahirrahmanirrahim.....
Yg part kemarin bisa kalian baca? Soalnya tetap jdi Draf kek gak sudah di publis gitu lho mblo, kayaknya wp ku eror deh.
Dahlah
Wajib follow ig
@frdaa_04
@cerita_pirdaUdah vote? Vote dlu dong biar abangku bngga😙
Happy Reading....
Baju gamis warna hitam polos, serta jilbab segiempat berwarna moka kini sudah melekat sempurna di tubuh Gladis. Cewek yang memiliki tekstur tubuh sedikit mungil itu, meniup-niup ujung Khimarnya yang tidak ingin di atur. Kesal? iya, pengen ngamuk? jangan di tanya lagi.
Oh ayolah dia sudah menyetrikanya tadi tapi masih mleyot juga. Gladis menggerutu kesal. Ia kembali meniup-niup ujung khimarnya, tapi tetap aja melyot.
Suara pintu terbuka, Daffa berdiri di sana sambil berdecak kesal. "Lama."
"Tunggu dulu," cega Gladis.
"Lama gue tinggal."
Selain jilbab ada yang lebih menjengkelkan di dunia ini, yaitu Daffa. Gladis mengambil tas kecil pada kasur, kemudian mendelik sinis ke laki-laki itu sebelum keluar.
"Adiiiis!" Siapa lagi sering memanggil panjang begitu kalau bukan Daffa. Cowok itu berjalan di belakang Gladis untuk keluar rumah.
"Jangan bicara," tegur Gladis, moodnya sangat-sangat rusak gara jilbab.
"Adiis..." Daffa kembali memanggil. "Mama gak suka ada orang lagi kesel datang kerumahnya."
Gladis berhenti berjalan, ia berbalik mendapati cowok bertubuh atletis di depannya. "Iya kah?" tanyanya.
Daffa berdehem pelan sebagai jawaban.
Gladis menunjuk ujung Jilbabnya yang nampak tak beraturan berniat memperlihatkan akibat kekesalannya ke cowok itu. Tapi, apa respon Daffa hanya menaikkan alis bingung.
"Kenapa?"
Gladis merotasikan matanya. "Gak beraturan, Daffa!"
"Oh."
Oh? itu doang, Gladis harus tetap sabar, cewek itu hendak berbalik tapi tangan Daffa menahan lengannya.
"Jilbabnya gak salah, lo tetap--"
"Apa?" sela Gladis cepat, ia sedang menunggu apa yang akan di katakan cowok itu. Daffa diam tak melanjutkan perkataannya, ia hanya melihat Gladis dari atas sampai bawah, kemudian menimang-nimang.
"Jelek," lanjutannya setelah menilai.
Laki-laki itu tersenyum mengejek kemudian melongos dari hadapan Gladis. Melangkah melewati tubuh bergamis hitam itu. "Adiiis jeleeek!" celanya.
Gladis berbalik ia tak berjalan, kalau di film kartun maka sudah keluar asap pada telinganya. "Kalau gue jelek lo apa?" tanyanya menantang.
Daffa berbalik, ia menaikkan alisnya satu kemudian berpikir. "Ganteng?"
Ingin sekali Gladis menghamburkan tawanya sekarang juga, narsis sekali pemuda satu ini. Melihat cewek yang seakan meledeknya itu, Daffa melipat tangannya di bawah perut.

KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS DIA? (New Version)
Novela Juvenil"Vanya emang Pacar gue, tapi lo..." "Lo istri gue, Glad..." *** Kata Vanya, Gladis itu penghianat... Gladis itu perebut... Gladis itu munafik... Tentang Gladis Shafa Raisha yang harus menikah muda dengan Daffa laki-laki bermata dingin berwajah jutek...