Di sarankan untuk baca kembali part selanjutnya 🙏
****
Genangan air sehabis hujan berada di mana-mana. Ban motor Shaka menginjak salah satunya. Hingga tanpa sengaja, genangan air itu mengenai seorang bapak-bapak berbaju lusuh yang berjalan di pinggiran jalan.
Shaka menepikan motornya, ia turun dan segera berlari menghampiri bapak-bapak yang sudah lumayan tua itu. Tanpa jijik, cowok itu mengusap menggunakan tangannya pada baju bapak-bapak itu. Mencoba membantu mengeringkan.
"Aduuh, maaf pak. Saya tadi buru-buru," sesal Shaka.
Bapak itu tersenyum. "Tak apa nak, baju saya juga udah lusuh banget. Maklum, tadi keliling jualan kue."
Shaka baru menyadari, bapak itu menenteng keranjang kue. Yang isinya masih banyak.
"Lho enak ini makan kue, habis hujan." Cowok itu menuntun si bapak agar duduk di halte saja.
Bapak itu sedikit tersenyum, keriput di wajahnya terlihat. "Beberapa ada yang basah, karena tadi saya hanya berteduh di hamparan tokoh. Tadi hujan deras sekali." Bapak itu terkekeh, namun Shaka tau bapak itu sangat sedih. "Bapak gak bisa jagain kue bapak, yah basah deh. Tapi untung cuma beberapa."
"Kue itu yang buat bapak sendiri?" tanya Shaka yang di balas anggukan oleh bapak itu. Shaka termengu, hebat sekali. Padahal bapak itu udah lumayan tua di lihat dari beberapa keriput di wajahnya.
Shaka terdiam sejenak. "Pak, saya mau bangun usaha kecil-kecilan, papa saya yang nyuruh."
"Bagaimana kalau bapak aja yang buat kuenya? Shaka yakin nih, bapak jago. Nanti di bantu kok, papa saya juga udah cari juru masak tapi cuma satu." Shaka terkekeh. "Saya mau bikin usaha kue, yah seperti yang bapak buat itu. Tapi, nanti kita modifikasi. Tambahin toping misalnya."
Bapak tadi nampak menimang-nimang, bekerja di tempat anak muda di sampingnya itu lumayan, ia tak perlu keliling. "Anak ini, masih sekolah?" tanya bapak itu ragu-ragu pasalnya, kalau di liat dari muka Cowok itu masih seperti anak sekolahan.
Shaka mengangguk. " Sebenernya ia, tapi satu tahun lebih saya ketinggalan sekolah." Shaka terkekeh. "Maklum pak, saya penyakitan. Ini baru aja pulang dari Singapura buat berobat."
"Nanti saya paket C"
Ada kerutan di dahi bapak itu. "Lho, udah sembuh?"
Shaka mengangguk lagi. "Alhamdulillah, karena saya cepat di tangani. Bisa sembuh. Saya juga pengen selalu ada di dekat cewek yang saya cintai pak." Cowok itu menerawang ke depan.
"Saya cinta banget sama dia pak, tapi dianya suka sama sahabat saya." Shaka menoleh, ia menghembuskan nafas berat. "Doain yah pak, saya bisa sama cewek itu. Soalnya sahabat saya juga udah punya istri."
"Alhamdulillah, jodohnya cepat ketemu."
Bapak itu tersenyum, ia menepuk-nepuk pelan bahu Shaka. "Kamu baik banget, tulus. Bahagia selalu yah."
"Bapak doain kamu dan dia berjodoh."
Shaka berseru heboh, menimpali bapak itu. "Aamiin paling serius ini mah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS DIA? (New Version)
Teen Fiction"Vanya emang Pacar gue, tapi lo..." "Lo istri gue, Glad..." *** Kata Vanya, Gladis itu penghianat... Gladis itu perebut... Gladis itu munafik... Tentang Gladis Shafa Raisha yang harus menikah muda dengan Daffa laki-laki bermata dingin berwajah jutek...