Sabrina bikin kesel

59.9K 4.5K 61
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Happy Reading..

"Gue nikahin lo karena kasihan." Gladis hampir saja menutup matanya karena benar-benar sudah ngantuk, tapi ucapan yang di lontarkan oleh cowok yang saat ini tidur di sampingnya membuatnya mengurungkan niatnya.

Daffa menjadikan satu lengannya sebagai bantalan. Cowok yang saat ini tidur menyamping memasang wajah datar ketika melihat Gladis mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" Akhirnya setelah sekian lama, Gladis angkat suara, cewek itu kini menatap kedua mata Daffa penuh. Ada keresahan dalam dirinya saat laki-laki itu mengatakan demikian.

Satu tangan Daffa terangkat menyingkirkan beberapa helaian rambut yang hampir masuk ke dalam mata cewek itu. "Bokap lo gila."

Ia dapat mengingat saat Mamanya bercerita sebelum ia menikah, kalau Gladis sering mendapatkan kekerasan walau tak semuanya yang mamanya tau. Namun, Mamanya juga tak mengatakan karena apa.

"Bokap lo sering nampar lo kan?" Tangan Daffa turun mengelus pipi cewek itu. "Di sini."

Mata Gladis berpindah tak melihat kedua mata yang menatapnya iba itu. Cewek itu menutup matanya untuk menghindarinya. Walau, perasaannya tak karuan saat tangan laki-laki itu masih di pipinya.

"Glad?" Daffa memanggil namun tak ada sahutan, ia tersenyum tipis tangannya yang tadi memegang pipi Gladis terangkat berpindah ke kepala cewek itu. "Gak apa-apa Glad."

"Gue suami lo, dan selamanya status ini gak mau gue ganti." Untuk saat ini ucapan itu yang ia keluarkan, tak tau besok dan hari demi hari yang akan datang.

Apakah ucapan itu masih sama?

🦋🦋🦋

Vanya menatap sebuah foto yang saat ini ia pegang. Cewek itu mendengus lirih, Vanya itu rapuh, satu bulan yang lalu ia harus mengikhlaskan sang Ayah pergi untuk selamanya. Vanya tak seperti apa yang di perlihatkan, ia rapuh, tapi, mamanya butuh dia.

'Korban atas nama Gio Afdal Nugroho telah di temukan dalam keadaan tak bernyawa'

Saat itu juga hantaman keras menghantam dadanya. Pesawat jatuh pada satu bulan lalu ikut membawa pria hebatnya menuju keabadian. Andai saja ia bisa menahan Papanya untuk tidak menemui klien di Malaysia pasti semuanya tidak akan terjadi. Andaikan Papanya menurutinya untuk tidak pergi pasti hal ini tak akan terjadi. Andai, andai, andai satu kata itu selalu mengisi kekosongan otaknya.

Tok tok tok...

Ketukan pintu membuyarkan lamunan cewek cantik itu. Vanya mengadah untuk menatap langit-langit kamarnya, sebenarnya bukan itu tujuannya mengadah. Tapi, untuk menghalangi air mata nakal yang siap terjun.

"Vanya…"

"Buka aja Mah, gak di kunci kok!"

Ceklek

[Anggap saja bunyi pintu terbuka]

Sera muncul dari balik pintu, wanita yang merupakan ibu kandung Vanya tersenyum hangat. Di tangannya terdapat susu coklat hangat yang ia buat.

Wanita itu berjalan menghampiri putrinya. "Mama buatin Susu, di minum sebelum tidur."

Vanya memandang susu yang sudah di letakkan di atas nakas, cewek itu tersenyum pada Sera.

KENAPA HARUS DIA? (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang