Lagu Albi Nadak👆
Happy Reading...
"Mana yang katanya mau terus sama dengan perempuan yang dia sukai?" Laki-laki berhoodie abu-abu itu menatap datar seorang cowok yang merintih kesakitan di atas brangkar.
Cowok yang di ketahui bernama Shaka itu sedikit meringis, kemudian mengukir senyum tulus. "G-gue, gue or--rangnya," katanya dengan nafas tak beraturan.
Daffa tersenyum sinis, ia melirik kedua orangtuanya sahabatnya yang terlihat bersedih melihat putranya. Kemudian matanya kembali menatap Shaka dengan datar. "Bangun, tepatin janji lo."
Shaka tersenyum tipis. "G-gue gak pernah janji, t--tapi gue cuma pengen." Senyum tadi berubah jadi senyum getir. "G--gue pengen berobat, dan selama gue tidak ada, lo boleh cintai dia untuk gue."
"Gue boleh mohon sama lo?"
Daffa berdehem singkat. Mendapatkan respon seperti itu, Shaka terkekeh kecil. Ia lantas berkata, "Belajar cinta sama d--dia, dia suka sama lo."
"Terserah lo."
Shaka mengangguk, ia menatap kedua orangtuanya. "Ma, Pa, kapan berangkatnya?"
Belva yang merupakan ibu dari cowok itu tersenyum. "Lima menit lagi, sayang, semuanya udah siap."
Shaka terlihat lesu seketika. "Fawaz, Abdiel?"
Daffa berdecak. "Gak usah di pikirin, lo udah sekarat. Berobat biar gak cepat mati."
🦋🦋🦋
Pagi itu, tepatnya pada hari minggu. Seorang laki-laki berwajah tampan, masih membungkus dirinya dengan selimut yang ia punya. Matahari sudah mulai naik, namun, matanya belum saja ingin terbuka.
Hanya bangun sebentar untuk sholat subuh, terus tidur kembali. Hari libur, yang menyenangkan.
"Kalau sudah sholat subuh jangan tidur, malaikat lagi bagi-bagi rezeki, mau gak dapet?" Ucapan aneh yang keluar dari mulut Gladis tadi tak membuat cowok itu untuk bangun. Matanya benar-benar ngantuk. Selagi ini hari libur, kenapa gak di nikmati?
Gladis keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di kepala. Cewek itu memakai kaos oblong kebesaran disertai dengan celana selutut.
Rasa seger yang ia rasakan sesaat sesudah melakukan acara ritual mandinya. Gladis menghela nafas kasar saat melihat Daffa masih saja tertidur.
Ini udah mau jam sembilan pagi, aish, menyebalkan sekali. Dengan langkah lebar, cewek itu menghampirinya. Dengan kasar ia melepas handuk yang melilit di kepalanya. Rambut gelombangnya masih sangat basah. Dengan sengaja, ia mendekatkan kepalanya hingga air dari rambutnya mengenai pipi cowok itu.
Daffa terusik, terbukti dari decakan kesal dari bibirnya. Namun, yang membuat ia kesal, cowok itu enggan membuka matanya.
Merasa gondok, Gladis menjauhkan kepalanya. Ia menyerah, sungguh. Gadis itu menukik alisnya kesal, baru saja ingin menjauh tapi lengannya di cekal oleh telapak tangan yang cukup besar menurutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/271106031-288-k855855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS DIA? (New Version)
Teen Fiction"Vanya emang Pacar gue, tapi lo..." "Lo istri gue, Glad..." *** Kata Vanya, Gladis itu penghianat... Gladis itu perebut... Gladis itu munafik... Tentang Gladis Shafa Raisha yang harus menikah muda dengan Daffa laki-laki bermata dingin berwajah jutek...