ANAK OM ARKAN, SIAPA?

68.3K 5.1K 66
                                    

•••

"Dan sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui siapa orang-orang yang bersungguh-sungguh dan bersabar di antara kalian." - (Q.S Muhammad: 31)

•••

Sedari tadi Gladis tak berhentinya mondar mandir di dalam kamarnya, rasanya kepalanya ingin pecah hanya untuk mencari alasan buat ngebanta Ayahnya.

Tak kunjung mendapat jawaban, ia menggerang prustasi. Mengacak rambutnya asal. "Argh!"

"Siapa anak om Arkan?"

Bersandar di tepi ranjangnya. Gladis menutup matanya erat, tangannya mengepal kuat. Isakan pertama lolos dari mulutnya.

"Tuhan...," ucapnya parau.

Rasa bahagia sepulang sekolah, mendapati kedua orang tuanya yang hampir seminggu gak pulang tergantikan dengan perasaan sesak. Bukan itu yang Gladis mau, bukan desakan. Bukan ucapan pedas dari Ayahnya. Dan bukan tamparan.

Tangan Gadis itu terangkat, menghapus lelehan bening yang mengalir di pipinya. Menekan dadanya, agar rasa sesak di dalam sana hilang. Gadis itu terkekeh.

"Menikah? gimana kalau orangnya jahat? mereka gak mikir?"

Gladis meraup wajahnya, ia memilih naik ke kasurnya, berdoa, menarik selimut dan pergi ke alam mimpi.

🦋🦋🦋

Gladis menuruni tangga satu persatu, matanya melirik ke bawah. Kedua orang ke sayangannya itu sudah rapi dengan setelan jasnya. Duduk, untuk sarapan. Emang, kedua orangtuanya super sibuk tentang pekerjaan.

"Glad?" panggil Bunda. Hal itu membuat Gladis langsung berjalan cepat ke wanita itu.

"Iya, bunda."

Reni menarik kursi meja makan, menyuruh gadis itu untuk segera duduk menggunakan lirikan mata. Gladis menurut.

Setelah itu. Tangan Reni, bergerak mengambilkan nasi goreng yang sudah ia buat tadi pagi. Gladis tersenyum lebar, kayaknya mood bundanya lagi bagus.

"Bunda buatin, makan yang banyak," kata Reni yang di balas anggukan oleh gadis tersebut. Setelah itu, wanita tersebut duduk di tempatnya.

Keluarga kecil itu, mulai sarapan. Hanya ada suara gesekan piring dan sendok yang kedengaran. Sebelum suara Ferdi terdengar.

"Sebentar malam, ayah sama bunda usahain cepat pulang. Calon keluarga kamu, ingin bertemu."

Gladis memelankan kunyahannya. Ia mendongak menatap sang Ayah yang juga menatapnya. "Tapi Glad---"

"Mau membantah lagi?"

Gladis menggeleng cepat. "Engga, Yah..."

🦋🦋🦋

"SEMANGAT KESAYANGANNYA VANYA!" Gadis berambut panjang itu, tersenyum lebar di pinggir lapangan. Memandangi tubuh tegap sang pacar yang menggantikan hukumannya karena tak mengerjakan tugas.

Salahkan Gladis, sahabatnya itu gak mengingkatkannya tugas yang mau di kerjakan. Mana pelajarannya pak Bambang lagi, guru matematika yang super galak.

KENAPA HARUS DIA? (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang