Murid Baru

65.6K 4.9K 113
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Happy Reading...

****

"WOI WOI, ADA MURID BARU!"

Derap langkah terdengar di setiap lorong koridor, seorang wanita berumur tiga puluh lima tahun itu terlihat berjalan dengan penuh wibawa di temani dengan seorang gadis berjalan di belakangnya yang dengan lantang mengangkat wajahnya. Ia tersenyum sinis ketika banyaknya siswa siswi menatapnya dengan berbagai tatapan.

Kedua perempuan itu masuk ke dalam kelas 12 Mipa 2. Kelas yang tadinya bising itu seketika redup ketika keduanya menginjak lantai kelas tersebut.

Jejeb yang asik bercermin membulatkan matanya, Icha yang membaca buku segera mengalihkan tatapannya ke cewek itu. Murid yang tadinya sibuk sendiri itu juga mengangkat kepalanya.

Di depan sana ada gadis cantik, berkulit putih bersih, rambut berwarna hitam yang di gerai, bola mata indah, serta senyum manis terdapat di bibirnya. Cewek yang saat ini memakai baju ketat dan juga make up tebal itu tersenyum ramah mendengar beberapa sahut-sahutan di kelas itu.

'Udah kelas 3 masih ada aja anak baru'

'Gilee, cantik banget'

'Senyumnya adoh, meleleh abang'

'Gue yakin bentar lagi tenar tuh'

'Pencuci mata gaess'

'Biasa aja gue liat, Alay lo pada'

'Iri kan lo?'

'Anjir! saingan bertambah.'  Sahutan terakhir itu di lontarkan dari mulut Jejeb si cewek berbando putih. Cewek itu mengerucutkan bibirnya, ia mengambil cermin membandingkan mukanya dengan muka cewek itu. "Beda tipis lah yah," pedenya.

Jika anak-anak lain bersahutan heboh, beda lagi dengan Gladis dan juga Vanya kedua cewek bersahabat itu saling pandang. Kemudian keduanya mengunci pandangan mereka ke satu arah.

"Sabrina"

🦋🦋🦋

"Dapa kok ganteng?" pertanyaan absurt itu keluar mulus dari bibi Vanya, cewek itu bertopang dagu untuk meneliti muka cowok di hadapannya dengan seksama.

"Iya serius! Dapa kok bisa ganteng?" Cewek itu mengoceh membuat Daffa menggeleng heran. Cowok itu merotasikan matanya, kemudian menekan kepala cewek itu gemes.

Vanya menggerutu kesal. "Aih! Dapa!"

"Pertanyaan lo aneh "

Tangan laki-laki itu beralih mengacak puncak kepala cewek itu. Perlakuan manis ini yang selalu buat seorang Zevanya Mayra Jangra tidak bisa berpaling.

"Dapa, kamu siapa sih?"

Daffa menaikkan alisnya. "Gue?" tunjuknya pada diri sendiri. Vanya mengangguk.

"Iyya! kamu siapa?" tanya cewek itu lagi.

"Daffa"

"Daffa siapa?"

KENAPA HARUS DIA? (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang