10. Jay dan Segala Kelakuan Randomnya

1.1K 214 4
                                    

Sumpah demi apa pun, Jungwon tidak pernah tahu sebenarnya semasa hidup---um, dalam bentuk manusia utuh---Jay itu seperti apa? Pasalnya, dia bertemu Jay pun ujuk-ujuk sudah dalam bentuk arwah penasaran yang berkeliaran mencari cara untuk segera kembali ke tubuhnya. Jungwon bahkan tidak tahu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Jay sebelumnya hingga akhirnya menjadi seperti sekarang. Nanti, dia harus menanyakan hal ini kepada Jay.

Sekarang, Jungwon hanya perlu diam. Pura-pura tidak tahu dan pura-pura tidak kenal dengan sosok arwah bernama Jay yang kini tengah mengelilingi ruang kelasnya. Menatap lamat-lamat siswa-siswi di kelasnya dengan tatapan aneh. Beruntung dia tidak terlihat. Entah bagaimana kalau Jay dapat dilihat semua orang. Pasti dia akan dicap sebagai orang gila karena memperhatikan teman sekelas Jungwon dalam posisi sangat-sangat dekat. Bergerak maju sedikit saja, mungkin Jay bisa langsung menembus tubuh mereka.

Jungwon hanya takut sih. Bagaimana kalau salah satu dari teman sekelasnya adalah seorang indigo? Bisa bahaya, tuh! Akan tetapi, ya sudahlah. Jungwon mencoba masa bodoh saja dengan apa yang Jay lakukan. Ia mencoba fokus dengan guru yang tengah mengajar di depan sana sambil sesekali melirik Jay yang asyik memperhatikan teman-teman sekelasnya.

"Won, yang ini mirip nggak, sama gue?" Jay mendekatkan wajahnya kepada teman sekelas Jungwon yang bernama Jihyoon. Cowok basket yang tentu saja memiliki tubuh tinggi dan wajah yang tampan.

Inginnya sih, Jungwon menjawab pertanyaan Jay dengan lantang. Bodoh banget! Seujung kuku aja nggak ada mirip-miripnya lo sama Jihyoon. Akan tetapi, Jungwon hanya dapat menjawabnya dalam benak. Dia tentu tidak mau dikatai gila karena tiba-tiba berbicara sendiri.

"Won, jawab!" pekik Jay dengan wajah sebal. Sosok itu terlihat cemberut, lantas berujar, "Gue bisa denger suara batin lo di saat-saat tertentu. Jadi---"

Anjing, privasi goblok! Jungwon memekik dalam benak dan langsung membuat Jay praktis menutup telinganya.

Maksud Jay 'di saat-saat tertentu' tadi itu ya ... yang seperti sekarang ini. Saat apa yang akan Jungwon katakan dalam benak, ditujukan kepadanya. Jay baru menyadari itu pagi ini, kok. Terutama saat Jungwon mengumpatinya karena lagi-lagi Jay membuat cowok berlesung pipi itu kaget. Selebihnya, dia tetap tak bisa mendengar suara hati Jungwon---karena ini bukan sinetron.

"Makanya jawab! Mirip nggak gue sama dia ... um ... Lim Jihyoon?" tanya Jay lagi.

Nggak, jawab Jungwon dalam benak. Jay kembali mengitari kelas sembilan yang merupakan kelas Jungwon. Menghampiri pemuda kalem dengan name tag Koo Chansung dan mendekatkan wajahnya. "Sama dia gimana Won? Menurut gue sih mirip hidungnya dikit."

Jungwon menggeleng samar. Omong-omong, Jungwon duduk di kursi paling pojok dan paling belakang. Makanya ia dapat memperhatikan kelakuan Jay dengan sangat jelas.

Enggak. Jungwon lagi-lagi menjawab dalam benak. Chansung itu anak salah satu guru di sini. Nggak mungkinlah dia adeknya lo.

Jay mengendikkan bahunya acuh. "Bisa aja, 'kan?"

Ya, ya, terserah. Jungwon mencoba acuh saja. Dia masih berusaha fokus terhadap penjelasan dari guru di hadapannya. Walaupun banyak hal yang tidak dia ketahui karena dirinya tidak memiliki LKS seperti teman-teman lainnya, sih. Namun, bagaimanapun Jungwon harus tetap mendengar dan mencatat apa yang dijelaskan.

Jay masih terus berkeliling di kelas Jungwon. Pertanyaan cowok itu tetap sama, 'apakah ada yang mirip dengannya atau tidak?' dan Jungwon tentunya akan menjawab 'tidak' dengan senang hati. Karena walau dilihat dari sudut mana pun, tidak ada siswa di kelasnya yang berwajah mirip dengan Jay.

[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang