23. Jay (2): The Accident

943 175 4
                                    

"Saya tidak mau tahu! Temukan putra saya, bagaimanapun caranya!"

Park Junhui menggebrak meja yang berada di hadapannya dengan wajah murka. Bagaimana tidak? Dia sudah mengerahkan seluruh orang-orang suruhannya untuk mencari keberadaan sang putra---Jay---yang sudah menghilang selama tiga hari terakhir.

Namun, semua usaha yang dikerahkannya seolah-olah tidak menemui hasil apa pun. Lagi, untuk yang kesekian kalinya, Junhui merasa gagal menjadi seorang ayah.

Apa yang harus ia katakan kepada istrinya nanti jika dia mengetahui perihal Jay yang belum ditemukan? Bagaimana caranya ia menghadapi sang istri? Dia tidak mau jika hal ini mempengaruhi kesehatan istrinya.

Eunha sudah banyak mengalami tekanan. Belasan tahun lalu, mereka sudah kehilangan bayi kedua mereka yang membuat Eunha frustrasi dan hampir melukai dirinya sendiri karena merasa gagal menjaga buah hatinya sendiri. Lalu sekarang, putra yang selama ini dijaga sepenuh hati pun harus diambil juga dari rengkuhan keduanya?

Apakah Tuhan benar-benar ingin menguji mereka dengan sedemikian kerasnya? Kenapa? Apakah mereka memang tak pantas untuk menjadi orang tua?

"Tuan, kami sudah mencari Tuan Muda Jay ke hampir seluruh daerah sekitar. Namun, hasilnya tetap sama. Kami tak bisa menemukan Tuan Muda Jay di mana---"

"Saya tidak mau dengar alasan apa pun." Junhui memotong ucapan salah satu orang suruhannya itu. Dia tidak mau mendengar apa pun lagi kecuali kabar jika putranya ditemukan dalam keadaan selamat. "Bagaimanapun caranya, putraku harus segera ditemukan dalam kondisi baik-baik saja!"

Egois. Mungkin, Junhui akan dianggap seperti itu oleh orang-orang yang berada di sana. Akan tetapi, cobalah untuk belajar mengambil sudut pandang dari sisi Junhui saat ini. Seorang ayah yang tidak rela kehilangan anak untuk kedua kalinya apakah salah jika sebegini kukuhnya untuk berusaha menemukan putra yang ia sayangi?

"Kalau kalian tidak bisa menemukan putraku, maka saya sendiri yang akan mencarinya!" putusnya.

Baru saja Junhui ingin melangkah meninggalkan ruang pertemuan di mana setiap ketua anggota pencarian yang menjadi suruhannya itu berkumpul, seseorang dengan terburu-buru memasuki ruangan. Tanpa permisi. Hanya napas yang memburu membuat orang-orang di sana segera mengerti jika ada sesuatu hal penting yang akan disampaikan oleh orang tersebut.

"Tuan!" serunya sambil terus mengatur napas. "Tim kami sudah menemukan keberadaan Tuan Muda Jay!"

Binar di mana Junhui seketika itu juga terlihat---pun juga dengan orang-orang yang seketika mendesah lega saat mendengar kabar baik---tampak tidak sabar untuk mengetahui di mana keberadaan putra kesayangannya sesegera mungkin. "Cepat katakan!"

"T-tapi T-Tuan ...." Orang itu---Han Ji Min---tampak ragu untuk mengatakan apa yang ia ketahui. Hal itu membuat Junhui mendadak merasa kesal. Entahlah. Perasaan ingin menangis, takut, khawatir dan senang saat mengetahui jika putranya ditemukan membuatnya merasakan hal aneh seperti sekarang.

"Katakan dengan jelas. Di mana putraku sekarang?!"

Han Ji Min meneguk salivanya susah payah sebelum berujar, "T-Tuan Muda Jay mengalami kecelakaan saat melarikan diri dari penyekapan, Tuan."

Tidak. Jangan sampai yang ada di dalam pikiran Junhui saat itu benar-benar terjadi. Dia tidak mau sesuatu yang jauh lebih buruk menimpa putranya. Tidak akan pernah. Putranya pasti baik-baik saja.

Jauh dari kabar di mana salah satu tim yang Junhui tugaskan untuk mencari keberadaan Jay ... tepatnya saat di mana Jay berusaha melepaskan diri dari penyekapan yang dialaminya, beberapa jam lalu ....

Saat itu, dia baru saja terbangun dari pingsannya---untuk yang kesekian kali. Mengabaikan sensasi pusing yang menyerangnya berkali-kali, juga luka lebam yang menghiasi tubuhnya, sebab yang berada di pikiran Jay saat itu adalah bagaimana caranya untuk keluar dari tempat ini.

[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang