16. Daniel (1): Bukan Arwah Sembarangan

953 197 21
                                    

"Hai. Um, boleh kita ... ngobrol-ngobrol sebentar?"

Sebuah gebrakan baru dalam hidup Jungwon adalah memulai pembicaraan dengan orang lain lebih dulu. Selama ia hidup, agaknya Jungwon belum pernah merasa se-exited ini ketika hendak menyapa dan mengajak orang lain berbicara. Karena dari yang Jungwon ingat, dia hanya mengajak bicara orang lain ketika dia sedang melamar pekerjaan. Selebihnya? Tentu saja tidak.

Seperti yang Nenek Nam katakan, Jungwon terbiasa menerima rundungan dari lingkungan.

Namun, semuanya jelas berbeda dengan hari ini. Jungwon---bersama Jay yang tak terlihat orang lain di sebelahnya---tampak menghampiri seseorang yang memiliki wajah mirip dengan Jay dan mengajaknya bicara. Tentunya hal itu memunculkan kernyitan samar di dahi cowok---yang sepertinya---bernama Daniel itu.

"A-ah ... hai juga," jawab cowok yang benar saja memakai name tag Daniel Kim itu, sambil tersenyum kikuk.

"Bro, gue sama Ta-Ki balik duluan, ya!" seru cowok yang sejak tadi bersama dengan Daniel---dari name tag-nya tertulis Noh Sungchul---beserta satu cowok yang lain. Kemungkinan besar, bocah dengan pipi tembam dan rambut sedikit panjang itu yang bernama Ta-Ki. Pasalnya, Jungwon tidak bisa melihat name tag yang cowok itu kenakan, sebab tertutup hoodie.

Daniel mengangguk. "Yoi, siap. Hati-hati, bro." Setelah kedua temannya berpamitan, Daniel memilih mengalihkan atensinya. Menatap cowok yang tiba-tiba saja datang---tidak dikenal---dan mengajaknya berbicara.

"Maaf, sebelumnya ...." Jungwon memegang tengkuknya karena ragu. "Kenalin, g-gue ... J-Jungwon. Yang Jungwon."

Cowok bernama Daniel itu sempat memperhatikan tangan yang Jungwon ulurkan, lantas tertawa kecil. Hal itu membuat Jungwon sempat berburuk sangka, jika Daniel tidak mau menjabat tangannya. Akan tetapi, ternyata dia salah. Daniel justru tertawa, kemudian membalas jabatan tangan Jungwon dengan erat.

"Santai aja, nggak usah gugup gitu," ujarnya. Ah, Jungwon mengerti sekarang. Pasti Daniel mentertawakan dirinya yang gugup tadi. "Gue Daniel. Kim Daniel."

Jungwon mengangguk-angguk, lantas tersenyum tipis---membalas senyum Daniel yang terlihat manis. Namun, senyum Jungwon tidak bertahan lama. Apalagi ketika cowok tinggi itu tiba-tiba saja berujar, "Temen lo yang di sebelah nggak mau kenalan juga?"

JAYWON

Usut punya usut, ternyata, Daniel ini adalah seseorang yang bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat orang awam. Akan tetapi, Daniel sendiri tidak bisa mengakui begitu saja jika dia adalah seorang indigo---seperti yang selalu orang-orang katakan. Sebab, Daniel bilang, jika dirinya bahkan terkadang sulit membedakan mana makhluk halus dan mana yang benar-benar manusia. Apalagi jika makhluk halus itu sedang menyerupai manusia---dalam bentuk yang baik-baik saja, seperti manusia pada umumnya tentu saja.

Ya, Daniel tidak mau berbohong, jika dirinya tadi juga sempat salah mengartikan jika sosok Jay---yang berdiri di samping Jungwon---adalah manusia sama seperti dia dan Jungwon. Namun, ternyata bukan.

Omong-omong, Jungwon, Daniel dan sosok Jay sekarang tengah berada di sebuah taman. Daniel mentraktir Jungwon sebotol minuman dan sebungkus roti. Entah karena alasan apa, Daniel tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Jadi, kenapa nih?" Daniel meneguk minuman di tangannya, sambil memperhatikan Jungwon yang hanya mengusap-ngusapkan telunjuknya di atas tutup botol dengan gerakan memutar. "Santai aja, Won. Gue tahu, pasti kalian butuh sesuatu, 'kan?"

Jungwon diam, kemudian menatap Jay sebentar. Dia mengisyaratkan kepada Jay untuk berbicara dan mengutarakan apa yang dia inginkan kepada Daniel. Mulanya, Jay tampak tidak mau. Takut orang-orang di sekitar taman melihat Daniel dan dengan tatapan aneh. Namun, pada akhirnya Jay memilih menghela napas panjang.

[1] a Ghost-ing Me! [JayWon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang